Optika.id-Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Jawa Timur, siap menerapkan 2 jam pelajaran di sekolah untuk digunakan sebagai pendalaman karakter di kalangan para pelajar.
Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh di Surabaya, Jumat, mengatakan, hal ini dilakukan agar para pelajar tidak terbebani pekerjaan rumah (PR), serta meningkatkan kemampuan pelajar untuk bersosialisasi.
Baca juga: Banjir Parah di Greges Timur, Warga Desak Penanganan Cepat
"Jam belajar selesai pukul 12.00 WIB dan pendalaman sampai pukul 14.00 WIB. Artinya dua jam sudah efektif, anak-anak bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengembangan bakat masing - masing. Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya," kata Yusuf, Jumat (21/10/2022).
Menurut dia, hal itu sesuai dengan instruksi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengenai jam sekolah yang dinilai terlalu panjang dan membuat aktivitas sosial di luar sekolah berkurang. Untuk itu, Dispendik serius untuk mengurangi beban siswa.
Sedangkan untuk penyelesaian PR bagi siswa di tingkat SD dan SMP, Yusuf menjelaskan, bisa dilakukan melalui kelas pengayaan untuk diselesaikan di sekolah.
"Agar fresh, pulang anak-anak sudah tidak ada beban mengerjakan PR. Maka, pengayaan pembelajaran antarteman bisa membantu menyelesaikan PR dan pulang sudah tidak memikirkan PR," ujar dia.
Sebab, lanjut dia, pola pembelajaran pendalaman karakter ini akan melatih para siswa untuk lebih aktif, mandiri, dan berani memberikan pendapat untuk menciptakan desain atau rencana pengembangan pengetahuan siswa.
Baca juga: Haedar Nashir Hadiri Milad Seabad RS PKU Muhammadiyah Surabaya
"Anak dilatih aktif untuk membuat proyek. Maka saya siapkan menu ekstrakulikuler yang cocok dengan sekolah dan kondisi anak-anak agar menyenangkan. Bahkan, respons dari teman-teman sekolah sangat setuju karena fokus pada pembentukan karakter siswa," kata dia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, pelaksanaan kegiatan tersebut akan dimulai pada 10 November 2022, yakni bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
Untuk itu, Eri meminta PR tidak boleh membebani siswa sebab Pemkot Surabaya tengah mengedepankan proses pertumbuhan karakter siswa.
"Sebetulnya PR itu jangan membebani anak-anak, tapi yang saya rubah PR itu adalah untuk kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka," kata Eri.
Baca juga: Pilwali Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji Akan Melawan Kotak Kosong?
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi