Optika.id - Wakil Presiden Maruf Amin mengingatkan agar pemerintah daerah dengan wilayah yang tegolong rawan bencana atau gempa untuk mempersiapkan suatu sistem peringatan dini atau early warning system demi mencegah korban jatuh dalam jumlah besar. Sehingga, kerugian baik korban jiwa atau material lebih dapat ditekan.
"Lebih pada kesiapan pemerintah daerah untuk menghadapi setiap kemungkinan, dan masyarakat supaya di edukasi untuk untuk daerah gempa itu diberikan semacam 'early warning', aba-aba yang apabila akan terjadi gempa," kata Wapres Maruf Amin dalam keterangannya pada Rabu (23/11/2022).
Baca juga: BMKG Prediksi La Nina Akan Muncul di Indonesia Tahun Ini
Kendati demikian, hingga saat ini Wapres Maruf Amin menyebut jika ilmu pengetahuan baru dapat memprediksi bahwa gempa dapat terjadi di wilayah tertentu yang berpotensi besar.
"Memang soal gempa itu kan (bisa) diperkirakan akan terjadi, bahwa di sini akan terjadi gempa sudah ada, tapi yang belum ada sampai sekarang kapannya itu. Untuk kapannya, belum bisa, ilmu pengetahuan masih belum dapat mengatakan kepastian hari ini, jam sekian," ujar wapres.
Dirinya juga menyinggung bahwa gempa di Cianjur diduga dipicu oleh Sesar Cimandiri yang bergerak dengan jalur bermula dari Pelabuhan Ratu yang lalu membentang kea rah timur kemudian berbelok ke utara di sekitar kawasan episentrum gempa kemarin.
Di Jawa Barat sendiri masih terancam oleh Sesar Lembang yang berlokasi di 8 10 kilometer sebelah utara Kota Bandung. Pun BMKG sendiri mengatakan bahwa teknologi yang ada saat ini hanya bisa mendeteksi pergerakan dari lempeng, namun tidak bisa memastikan bahkan tidak bisa mengetahui kapan tepatnya gempa terjadi melanda suatu wilayah. Diketahui Sesar Lembang sendiri merupakan satu dari 81 sesar yang paling aktif di Indonesia.
Sesar Lembang memiliki patahan sepanjang 29 kilometer yang masih aktif bergerak. Kecepatan pergerakannya mencapai 6 milimeter per tahun. Terdapat enam segmen patahan yang tidak lurus di sesar Lembang yaitu Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng.
Baca juga: Hari Pramuka, Wapres RI: Pramuka Harus Bisa Cegah Distorsi Nilai Pancasila!
Sedangkan terkait korban gempa di Cianjur, sebanyak 796 personel disebar ke 12 kecamatan yang terdampak gempa bumi di Cianjur untuk mencari warga yang dilaporkan hilang, mendata kebutuhan bantuan, serta menyalurkan bantuan.
Selain korban meninggal dan yang masih hilang, ada sebanyak 1.083 orang mengalami luka-luka dan 58.362 orang dalam pengungsian akibat gempa tersebut.
Selanjutnya ada 2.272 rumah di Cianjur rusak, 1 unit pondok pesantren rusak berat, 1 RSUD Cianjur rusak ringan, 4 unit gedung pemerintah rusak, 3 unit sarana pendidikan rusak, 1 unit sarana ibadah rusak.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Mental Judi Sudah Menghantui Masyarakat!
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi