Optika.id - Pemerintah berencana membagikan 680 unit bantuan penanak nasi listrik (BPNL) atau rice cooker kepada masyarakat. Anggarannya sekitar Rp 500 ribu per keluarga penerima manfaat (KPM dan akan disalurkan ke seluruh Indonesia melalui APBN Kementerian ESDM 2023.
Subkoordinator Fasilitasi Hubungan Komersial Usaha Ketenagalistrikan, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Edy Pratiknyo mengatakan Adapun tujuan dari program ini yakni mendukung pemanfaatan energi bersih, meningkatkan konsumsi listrik per kapita (e-cooking), dan penghematan biaya memasak bagi masyarakat.
Baca juga: Sri Mulyani: Anggaran Perlinsos Bansos 6 Tahun Tak Jauh Beda!
"Terkait bantuan program penanak nasi, di mana rencana sebanyak 680 ribu unit penanak nasi yang disalurkan ke masyarakat, yang KPM tadi, kelompok penerima manfaat," jelasnya dalam Forum Diskusi Publik yang disiarkan secara virtual, Minggu (27/11/2022).
Adapun program ini akan menyasar keluarga penerima manfaat (KPM) yang mengacu data dari Kementerian Sosial (Kemensos). Berikut rincian kriteria penerima bantuan rice cooker:
Pertama: Rumah tangga miskin dengan daya listrik 450 VA dan 900 VA yang masuk daftar penerima manfaat bantuan sosial yang acuannya data dari Kementerian Sosial.
Kedua: Di luar daya 450 VA dan 900 VA, masyarakat yang berhak sesuai validasi oleh kepala desa termasuk pengguna LPG 3 kg.
Ketiga: Memiliki sistem kelistrikan yang andal
Edy menambahkan dalam penggunaan rice cooker ini tidak perlu penambahan daya bagi kapasitas listrik penerima. Selain itu, berdasarkan kajian yang telah dilakukan, menanak nasi dengan rice cooker lebih hemat dibanding menggunakan kompor gas dengan LPG 3 kg.
Baca juga: Ekonom UI Sebut Bansos Masih Mutlak Diperlukan
Edi merinci menanak nasi dengan kompor gas membutuhkan konsumsi energi sebanyak 2,4 kg per bulan dengan total biaya Rp16.800.
Sedangkan, jika dengan rice cooker konsumsi energi untuk menanak nasi hanya 5,25 KWH dan energi untuk memanaskan 19,8 KWH per bulan dengan biaya Rp10.396.Dengan demikian, ada penghematan sebesar Rp6.404 per bulan.
Manfaat lain dari program 680 ribu rice cooker tahun 2023 selanjutnya ialah penghematan subsidi Rp 52,2 miliar di mana total biaya pengadaan Rp 340 miliar. Kemudian, pengurangan volume LPG 19,6 ribu ton, penghematan devisa US$ 26,88 juta dan peningkatan konsumsi listrik 42,84 GWh atau setara dengan pembangkit 54,74 MW.
"Nanti ini tentunya akan dikalikan dengan penerima manfaat di seluruh Indonesia," ujar Edy.
Baca juga: Kongkalikong Pegawai Kementerian ESDM untuk Manipulasi Nilai Tukin
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi