Optika.id-Sebanyak 17 Bus Listrik Trans Semanggi Suroboyo bantuan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mendukung angkutan buy the service (BTS) di Kota Surabaya, Jawa Timur, melayani rute koridor 3.
Baca juga: Tantangan Transisi Transportasi dari Bus Konvensional ke Bus Listrik
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tunjung Iswandaru di Surabaya, Rabu, mengatakan, rute koridor 3 meliputi Terminal Purabaya, Jalan Ahmad Yani, Dolog, Jemur Andayani, SIER, Rungkut Madya, Jl. Dr. Ir. H. Soekarno, Jalan Kenjeran, Kenjeran Park dan sebaliknya.
"Kapasitas bus ini sebanyak 28 penumpang, dan akan berhenti di 62 titik," kata Tunjung, Rabu (21/12/2022).
Pembayarannya, lanjut dia, menggunakan cashless atau nontunai dengan uang elektronik dan QRIS. Tarifnya Rp6.200 dan gratis bagi veteran, lansia, dan pelajar. "Kemudian untuk aplikasi layanannya menggunakan Teman Bus," ujar dia.
Bus listrik yang diluncurkan Kemenhub dan Pemkot Surabaya pada Selasa (20/1) ini untuk operasionalnya akan dilakukan langsung oleh Damri yang ditunjuk oleh Kemenhub.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyadari, salah satu cara Surabaya untuk menghilangkan kemacetan adalah kembali ke angkutan umum. "Ternyata bus ini juga sangat aman dan nyaman tadi kami coba," kata Cak Eri panggilan lekatnya.
Baca juga: Usai KTT G20, Bus Listrik Siap Beroperasi di Surabaya Untuk Layani Wisatawan
Selain itu, Cak Eri juga menyadari, polusi udara Surabaya akan jauh lebih turun ketika Surabaya sudah menggunakan bus listrik. Karena itu, untuk menjaga komitmen, Pemkot Surabaya akan membeli dan menggunakan feeder, sehingga setiap wilayah yang akan menggunakan bus Surabaya akan disiapkan feeder.
"Feeder itu akan kami penuhi semuanya di tahun 2024, dan sebagian kami akan menggunakan kendaraan listrik. Itu komitmen kami bersama," ujar dia.
Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto sebelumnya mengatakan, total yang dioperasikan saat ini di Kota Surabaya sebanyak 17 bus listrik, dan secara bertahap ke depannya akan ditambah. Dia juga menjelaskan, saat ini produksi dari karoseri memang terbatas karena permintaannya cukup besar.
"Tapi kami berkomitmen bahwa Surabaya yang pertama. Kami akan evaluasi secara terus menerus dan saat ini kami memproduksi 53 bus listrik, dan itu akan dioperasikan di dua kota, yaitu Surabaya dan Bandung, tapi yang paling besar dan prioritas di Surabaya," kata dia.
Editor : Pahlevi