Optika.id - Menteri Pendidikan Tinggi Rezim Taliban di Afghanistan menerbitkan aturan penangguhan bagi perempuan untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
Baca juga: Menambah Pesona Cantik Dengan Sifat Alami Wanita
Aturan itu diterbitkan lewat surat keputusan yang dirilis pada Selasa (20/12/2022).
Kementerian Pendidikan Tinggi mengatakan larangan tersebut berlaku sampai pemberitahuan lebih lanjut. Ini diperkirakan akan segera berlaku.
Kebijakan ini semakin membatasi akses perempuan ke pendidikan formal, mengingat mereka sudah dikeluarkan dari sebagian besar sekolah menengah.
Anda semua diinformasikan untuk segera melaksanakan perintah penangguhan pendidikan perempuan tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut, kata surat yang dikeluarkan pada Selasa untuk semua universitas negeri dan swasta, yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Neda Mohammad Nadeem, dilansir lewat TRT World.
Dilarang : Keputusan itu diumumkan setelah pertemuan Pemerintah Taliban. Larangan pendidikan tinggi bagi perempuan datang kurang dari tiga bulan setelah ribuan anak perempuan dan wanita mengikuti ujian masuk universitas di seluruh negeri.
Sebagian besar gadis remaja di seluruh negeri telah diskors dari pendidikan di sekolah menengah. Sehingga sangat membatasi penerimaan kaum perempuan dalam universitas.
Baca juga: Wanita Harus Memiliki Sifat Ini untuk Menambah Pesonanya
Larangan ke SMA : Taliban pada bulan Maret juga melarang anak perempuan untuk kembali ke sekolah menengah. Beberapa pejabat Taliban mengatakan larangan pendidikan menengah hanya bersifat sementara.
Mereka beralasan bahwa langkah itu ditempuh karena kurangnya dana hingga keperluan untuk merombak kurikulum supaya sejalan dengan prinsip Islam.
Tiga bulan lalu ribuan perempuan muda dan dewasa mengikuti ujian masuk universitas di seluruh Afghanistan.
Baca juga: Tekan Stunting dan Anemia, Pemkot Surabaya Sosialisasikan TTD ke Remaja Putri
Namun mata pelajaran yang dapat mereka pelajari dibatasi secara luas, dengan ilmu kedokteran hewan, teknik, ekonomi, dan pertanian dilarang sama sekali dan jurnalisme sangat dibatasi.
Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan tahun lalu, universitas menerapkan pemisahan ruang kelas dan pintu masuk berdasarkan gender. Mahasiswa perempuan hanya boleh diajar oleh dosen perempuan atau laki-laki tua.
Editor : Pahlevi