Alasan Muhammadiyah Memilih Pemilu Coblos Partai: Kurangi Politik Uang

Reporter : Haritsah

Optika.id - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan sistem proporsional tertutup atau coblos partai dalam pemilu dapat meminimalisir persaingan internal partai hingga politik uang atau money politics.

Baca juga: Haedar Nashir Hadiri Milad Seabad RS PKU Muhammadiyah Surabaya

"Sistem proporsional tertutup pertama bisa dikurangi kanibalisme politik di mana sesama calon itu saling menjegal satu sama lain yang itu berpotensi menimbulkan polarisasi politik. Dan kedua mengurangi money politics," kata Mu'ti di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Mu'ti menyebut sistem proporsional terbuka kerap memunculkan persaingan kapital yang paling kuat di antara para caleg, sehingga dapat menimbulkan politik uang di tengah masyarakat.

Tak hanya itu, ia mengklaim sistem proporsional tertutup mampu mengurangi tindakan populisme politik. Kondisi ini terjadi di mana caleg populer bisa menang mengalahkan caleg yang memiliki kapasitas.

Baca juga: Kawal Putusan MK, Ini Sikap Muhammadiyah

"Ini menentukan pilihan bukan berdasarkan kualitas, tapi berdasarkan popularitas. Jadi bagaimana parpol itu bersungguh-sungguh menyiapkan kadernya di lembaga-lembaga legislatif. Karena peran lembaga legislatif itu secara konstitusional itu sangat besar sehingga kualitas mereka tentu akan menentukan," ujarnya.

Lebih lanjut, Mu'ti mengklaim sistem proporsional tertutup tak membuat mundur demokrasi. Menurutnya, demokrasi tak melulu diukur dari sistem yang bergantung pada popular vote, melainkan dari sistem penyelenggaraan pemilu yang berlangsung baik.

Baca juga: Muhammadiyah Ungkap DPR Tak Seharusnya Beda dengan Putusan MK, Ini Bisa Gaduh!

Mu'ti mengatakan dalam sistem proporsional terbuka juga banyak suara rakyat yang hilang. Terlebih, ada partai tertentu tak lolos ke parlemen padahal sudah mencoblos caleg.

"Mohon maaf ya, dengan sistem proporsional terbuka seperti sekarang ini kan juga banyak suara rakyat yang hilang. Misalnya, partai yang tidak lolos ke Senayan itu kan suaranya hilang. Karena dia tidak ada wakil di situ, padahal rakyat memilih partai itu," katanya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru