Optika.id - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau yang kerap disapa AHY menolak segala upaya pengembalian sistem pemilu menjadi proporsional tertutup. Maka dari itu, dia meminta kepada semua pihak agar aktif dalam mengawal isu tersebut agar jangan sampai menjadi alibi untuk menunda Pemilu 2024.
Baca juga: Berikut Nama-nama yang Akan Diusung Demokrat di Pilkada Serentak 2024!
"Jangan sampai perdebatan ini mengacaukan fokus, perhatian, dan persiapan kita menuju Pemilu 2024. Jangan sampai pewacanaan sistem proporsional tertutup ini jadi alibi penundaan pemilu hingga langkah awal menuju resentralisasi kekuasaan melalui pengembalian sistem pilpres tidak langsung," ujar AHY kepada wartawan, Rabu (4/1/2023).
Menurutnya, sistem proporsional terbuka yang dijalankan saat ini bertujuan untuk memodernisasi partai dan masalah-masalah yang ditimbulkan akibat dari penerapannya bisa dijawab dengan upaya perbaikan kolektif tanpa harus menghancurkan langkah progresif yang sudah dijalankan selama ini.
Tak hanya itu, AHY juga mengajak kepada semua pihak agar menjaga komitmen demokrasi, mengawal pemilu, dan menjaga amanah reformasi.
"Keputusan penggunaan sistem pemilu adalah keputusan politik, hasil proses panjang legislasi dan kesepakatan politik yang legitimate," ucap AHY.
AHY menegaskan hal tersebut sebab sebelumnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto mengklaim jika sistem proporsional tertutup dapat menghemat anggaran pemilu dan meminimalisir terjadinya manipulasi suara. Tak hanya itu, Hasto juga mengatakan bahwa
Baca juga: Menteri ATR/BPN AHY Ungkap Sertifikat Tanah Digital Lebih Sulit Terkena Mafia
"Dan begitu banyak penyelenggara pemilu berguguran karena terlalu capek akibat pemilu yang begitu kompleks. Itu nanti semua bisa dicegah," kata Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Lebih jauh Hasto mengatakan bahwa dorongan pilihan legislatif menggunakan model tertutup berangkat dari prinsip berpolitik yang menyebut peserta pemilu merupakan partai politik.
Kemudian, lanjut Hasto, PDIP merupakan partai yang terus melakukan pendidikan politik, kaderisasi dan memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Baca juga: Usai Putusan MK Nanti, AHY Harap Bangsa Indonesia Kembali Bersatu
"Di situlah proporsional tertutup kami dorong karena juga sangat tepat dalam konteks saat ini di mana kita dihadapkan pada berbagai persoalan ketidakpastian perekonomian global," jelasnya.
Menurutnya, dengan model proporsional tertutup, PDIP dapat mendorong akademisi, purnawirawan TNI dan Polri dan tokoh agama untuk menjadi anggota dewan. Pasalnya, model tertutup ini mengedepankan kompetensi, sedangkan model terbuka mengutamakan popularitas caleg.
"Jadi, proporsional tertutup basenya adalah pemahaman terhadap fungsi-fungsi dewan. Sementara proporsional terbuka adalah popularitas," pungkasnya.
Editor : Pahlevi