Optika.id - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menyoroti urgensi partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum (Pemilu). Menurut anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Ratna Dewi Pettalolo pemilu dan partisipasi bagai dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dalam demokrasi. Partisipasi pemilih yang tinggi menjadi kunci serta tolok ukur pemilu berjalan sukses atau tidak.
Baca juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?
Dirinya menegaskan jika tanpa adanya partisipasi, demokrasi tidak bisa berjalan dengan semestinya karena demokrasi identik dengan partisipasi.
Demokrasi tanpa partisipasi, itu bukan demokrasi namanya. Demokrasi itu identik dengan partisipasi, tutur Ratna Dewi dalam keterangan tertulisnya saat menghadiri kegiatan Konsolidasi dan Pelatihan Pemantau Pemilu Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, dikutip Optika.id, Senin (9/1/2023).
Dia menyebut jika partisipasi aktif tersebut bukan sekadar menggunakan hak pilih saja, melainkan juga aware dengan berbagai isu serta aktif ikut mengawasi atau mengingatkan jika ada proses serta penyelenggara Pemilu yang dinilai melanggar aturan dan etika pemilu.
Baca juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengawasan ini sebenarnya menunjukan semakin tinggi kualitas demokrasi, kata Ratna.
Lebih lanjut, angka partisipasi yang tinggi juga sebagai legitimasi terhadap pemerintah yang dihasilkan dari pemilu. Sebaliknya, partisipasi yang lemah bakal menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Baca juga: 100 Guru Besar UGM Nyatakan Sikap, Ingin KPU Jaga Marwah Jelang Pilkada
Kepercayaan masyarakat yang lemah adalah dampak dari tingkat partisipasi masyarakat rendah. Sekali lagi, partipasi ini ada kunci sekaligus tolok ukur sukses atau tidaknya demokrasi maupun pemilu, ujarnya.
Editor : Pahlevi