Optika.id - Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah (SMKM) sudah lama berprestasi membuat motor dan mobil, yaitu sejak 2012an. Mereka berkembang menciptakan mobil sebelum Walikota Solo, Joko Widodo, mempopulerkan mobil ESEMKA. Dibeberapa SMK Muhammadiyah di daerah daerah seolah berlomba membuat mobil setelah dimotivasi oleh program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditahun 2010an.
Baca juga: Patut Dipertimbangkan Sebelum Beli, Ini Lima Kelemahan Kendaraan Listrik
Tidak heran jika banyak siswa SMK Muhammadiyah mampu buat motor listrik. Bahkan mobil listrik pun mereka sanggup. Berita yang lagi viral adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, memesan 1 unit motor listrik buatan siswa SMK Muhammadiyah Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah.
Muhadjir terkesan dan kemudian pesan saat melihat motor listri buatan siswa Purwodadi, Purworejo Jawa Tengah, di pameran Muhammadiyah Innovation and Technology Expo (MITE) di acara Muktamar ke-48 lalu di Surakarta.
Informasi tersebut didapatkan dari siaran pers yang diterima redaksi muhammadiyah.or.id pada, Sabtu (21/1/2023). Motor listrik rakitan SMK Muhammadiyah Purwodadi tersebut merupakan bagian dari kerja sama dengan PT. Estima Solo, Jawa Tengah.
Beliau mengapresiasi motor dan mobil listrik kami, serta sempat menandatangani motor listrik rakitan kami hingga memesan satu unit, kata Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Purwodadi, Sumarjo.
Dia membenarkan Menteri Muhadjir telah memesan motor listrik tersebut ketika mengunjungi stand SMK Muhammadiyah Purwodadi yang ada di Muhammadiyah Innovation and Technology Expo (MITE) di acara Muktamar ke-48 lalu di Surakarta.
Dalam pameran itu tidak hanya motor listrik yang dipamerkan oleh SMK Muhammadiyah Purworejo, tetapi juga Mobil listrik, Kamis (17/11/2022) dilansir Solopos.com.
Ada 2 mobil listrik karya SMK juga dipamerkan perdana dalam Muhammadiyah Innovation And Technology (MAIT) Expo yang merupakan bagian dari Bazar dan Expo Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah 2022, di De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar yang berlangsung 17-21 November 2022.
Keduanya adalah mobil konversi dari mobil berbahan bakar minyak (BBM) ke mobil bertenaga listrik karya SMK Muhammadiyah Kartasura, Kabupaten Sukoharjo dan mobil listrik karya SMK Muhammadiyah Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Praktisi dan guru praktik Kelistrikan SMK Muhammaduyah Kartasura, Bambang Sumantri, mengatakan bahwa mobil yang dikonversi tersebut adalah Toyota Avanza 2010 berkapasitas mesin 1.300 cc bertransmisi manual.
Mobil tersebut kemudian dikonversi dengan tenaga listrik yang dihasilkan dari baterai Lifepo 96V 200 Ah Prismatik.
Mesin mobil kami angkat lalu kami ganti dengan motor listrik Dc15 KW-3 Phase Water Proof. Baterai yang kami gunakan LifePo 96V 200 Ah Prismatik, ujarnya di sela-sela pameran, Kamis (17/11/2022).
Berdasarkan hasil uji coba, mobil konversi tersebut bisa melaju dengan kecepatan maksimum 110 km/jam dan diyakini masih bisa lebih. Sedangkan konsumsi baterainya 10 persen tiap 10-12 km. Untuk sekali pengisian listrik, mobil ini dapat menempuh jarak 245 kilometer atau melaju sekitar enam jam.
Waktu pengisiann baterai sendiri dari nol hingga 100 persen membutuhkan waktu 10 jam pada sumber listrik rumahan.
Sekarang kami masih pakai charge algoritma yang kami datangkan dari China, sehingga baterai bisa diisi ulang di rumah tangga minimal 2.000 VA, 0-100 persen sekitar 10 jam. Ke depan, kami pasang modul agar bisa diaplikasikan di SPKLU. Hitungan teorinya pengisian ulang selama 1-2 jam untuk 1-100 persen, imbuhnya.
Sementara itu, proses konversi sumber tenaga dari mesin BBM ke tenaga listrik mobil tersebut jika dipadatkan memakan waktu tiga bulan. Mobil listrik lainnya dipamerkan oleh SMK Muhammadiyah Purwodadi, Kabupaten Purworejo.
Diterangkan bahwa sekolah ini membangun mobil jenis jip dari awal. Guru Otomotif sekolah tersebut, Andika Tri Wibowo mengatakan, mobil tersebut berkonsep mobil angkut pedesaan ramah lingkungan. Sehingga baterai yang digunakan adalah aki. Tujuannya, jika mobil ini berada di desa, penggantian baterai yang mudah didapat adalah aki. Kalau pakai Lithium atau LifePo kan susah didapat, ujarnya.
Mobil ini menggunakan spesifikasi motor penggerak AC 5,5 KWATT dan aki 72 volt. Kecepatan maksimal mobil yang dinamai Purwa Estima ini 60 km/jam dan jarak tempuh maksimal 30 km. Beban maksimal yang bisa dibawa 500 kg dan waktu pengisian ulang baterai 6-8 jam.
Sudah Lama SMK Muhammadiyah Unggul Produksi Mobil Nasional
Baca juga: Pro Kontra dan Tantangan Pengadaan Transportasi Publik Berbasis Listrik
SMK Muhammadiyah sudah unggul sejak 2010an dalam memproduksi mobil dan motor nasional. Di tahun 2011-an sempat produksi mobil listrik yang menjadi perhatian nasional.
Saat itu SMK MUTU menjadi pilot project mobil listrik tenaga matahari. Bekerjasama dengan ITS Surabaya (Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya) dan Koryou High School Japan. Mobil listrik bernama SURYAWANGSA 1, merupakan satu-satunya solar car buatan SMK Indonesia. Proyek ini dimulai 7 Februari 2011.
Mobil listrik bertenaga matahari tersebut, untuk pertama kalinya di-launching Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Din Syamsuddin MA., di Komplek Perguruan Muhammadiyah Pucang Surabaya, pada tanggal 2 November 2012. Mobil ini bisa menempuh jarak 150 Km dengan rute Surabaya-Malang.
Pada tahun 2013, Menteri BUMN RI saat itu, Dahlan Iskan, meminta SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi untuk bekerjasama dengan Kementrian BUMN, dalam mengembagkan Mobil Angkot bertenaga matahari dengan kapasitas 6-10 orang penumpang. Demikian pula alumni SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang Jawa Timur, untuk bersinergi dengan pabrikan otomotif mobil listrik nasional.
Menindaklanjuti ide dan pemikiran Dahlan Iskan, pada tanggal 19 Desember 2014, SMK MUTU kembali melaunching mobil listrik bertenaga matahari yang diberi nama Microbus Suryawangsa 2 dengan kapasitas 6 orang penumpang.
Menempuh jarak 1.150 km, dari Tugu Monas Jakarta sampai Tugu Pahlawan Surabaya dan berakhir di Gondanglegi Malang.
Launching dilakukan oleh Mendikbud RI Anies Baswedan, Ph.D dan Ketua Umum PP muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin. Kedatangan Microbus Suryawangsa 2 di Kantor Gubenur Jawa Timur, disambut Kepala Dinas Pendidikan Jatim Dr. Harun, M.Si.
Perlu Sinergi Akademik, Pengusaha, dan Pemerintah
Problem dasar adalah bagaimana ada sinergi antara akaemik (dunia Pendidikan), pengusaha, dan pemerintah untuk mengembangkan motor dan mobil nasional, termasuk mobil dan motror listrik. Aspek ini yang tidak pernah tertata dengan baik sehingga berbagai temuan dan produksi siswa SMK dan perguruan tinggi berhenti hanya sebagai produksi akademik. Hanya untuk dipamerkan belaka.
Baca juga: Tesla Akan Bangun Pabrik Mobil Listrik di India, Bukan di Indonesia
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur saat 2015 akan membantu pengembangan dan produksi massal mobil listrik buatan siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Suryawangsa 2.
Mobil berbentuk mikrobus tersebut rencananya akan diproduksi massal pada 2015. Pemprov akan memfasilitasi pihak SMK dengan sejumlah pengusaha untuk mengembangkan dan memproduksi Suryawangsa 2.
"Kami akanmembentu menawarkan. Siapa tahu ada pengusaha berminat untuk mengembangkan dan memproduksi hingga akhirnya diproduksi Massal, tutur Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Harun, kemarin.
Setelah melihat langsung mobil listrik tersebut, Harun yakin ada pengusaha yang tertarik. Terlebih, saat ini banyak pihak membutuhkan kendaraan yang menggunakan energi alternatif serta ramah lingkungan. Namun, ia menilai masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan dari mobil tersebut.
Butuh proses dan tidak mungkin langsung baik. Tentu nantinya ada pembenahan, seperti AC, setir, ban, dan bagian lain. Secara umum, pemerintah sangat mengapresiasi karya ini, ungkapnya.
Pembuatan Suryawangsa 2 melibatkan para siswa dari lima kompetensi keahlian, yaitu Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Ototronik, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, serta Teknik Komputer dan Jaringan. Sedangkan spesifikasinya photovoltaic (cell surya) berjumlah empat unit, tegangan 48 volt, arus peak power 4 ampere, dan daya (peak power) 168 WA.
Mobil ini berdimensi panjang 3.500 milimeter, lebar 1.600 milimeter, tinggi 2.200 milimeter, serta panjang wheelbase 3.000 milimeter. Sementara berat kosong kendaraan 850 kilogram. Sayangnya sampai hari keinginan Pemerintah Provinsi Jawa Timur atau mungkin Pemerintah Pusat juga belum serius mengembangkan mobil dan motor nasional. Sayang sekali!
Tulisan: Aribowo
Editor : Pahlevi