Sepanjang Jalan Wonosalam Jombang Penuh Aroma Durian

Reporter : Danny

Optika.id, Jombang - Januari dan Februari adalah bulan yang basah. Hujan turun tak mengenal waktu. Setiap saat air hujan jatuh dari gendongan langit. Namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi pencinta durian untuk datang ke Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Jawa Timur.

Baca juga: Muncul Lagi Aksi Teror Pemotor Ngawur di Jombang, Lempari Kaca Truk Hingga 2 Orang Terluka

Mereka tergila-gila dengan rasa manis pahit dan gurih durian khas Wonosalam. Tentu saja, saat akhir pekan jalanan menuju Wonosalam padat. Kendaraan dengan pelat nomor luar kota hilir mudik. Selain pelat S, ada pelat L, AG, serta W. Mereka datang dari luar kota untuk berburu legitnya durian di kaki pegunungan Anjasmoro tersebut.

Gapura penanda masuk Kecamatan Wonosalam berdiri kokoh seolah mengucapkan selamat datang kepada setiap pengunjung yang masuk. Gerbang ini merupakan perbatasan antara Kecamatan Bareng dengan Wonosalam. Begitu memasuki kawasan Wonosalam pemandangan nampak berbeda. Betapa tidak, di sisi kanan dan kiri jalan nampak lapak pedagang buah. Isinya, durian yang ditata menggantung dan dijajar di atas meja.

Bukan hanya lapak sederhana, tapi di teras rumah warga juga tidak jarang terdapat buah durian yang ditata semenarik mungkin. Semuanya dijual dengan harga bervariasi. Sehingga begitu memasuki jalanan Wonosalam yang berkelok dan menanjak, semerbakaroma durian begitu menusuk hidung. Bau yang khas.

Jika Sabtu atau Minggu, lalu lintas di sepanjang jalur tersebut terkadang melambat, bahkan macet. Karena banyak kendaraan (roda dua dan roda empat) yang parkir di badan jalan. Para penumpang turun. Lalu menyantap durian di pinggir jalan itu. Ada juga yang membeli buah berduri tersebut untuk dibawa pulang sebagai buah tangan untuk keluarga.

Penumpukan pengunjung terjadi di Pasar Buah Dusun Sumber Desa/Kecamatan Wonosalam. Jalan raya yang hanya cukup untuk papasan dua kendaraan ini macet, Minggu (5/2/2023) siang. Kendaraan roda empat mengular. Itu karena mereka harus melaju secara bergantian.

Sementara di tepi jalan berjajar-jajar mobil parkir. Para penumpangnya turun untuk membeli durian di pasar buah tersebut. Para tukang parkir nampak sibuk mengatur hilir mudik kendaraan. Di sela itu, semerbak aroma durian kembali menusuk-nusuk hidung. Menebar bau yang khas.

Salah satu penikmat durian itu adalah Tomi (46), warga asal Bojonegoro. Dia datang ke Wonosalam bersama keluarganya, yakni istri dan tiga kerabatnya. Dari Bojonegoro mereka berangkat pagi dengan mengendarai mobil. Arus lalu lintas lancar. Namun ketika memasuki Kecamatan Wonosalam, kendaraan yang ditumpangi keluarga ini berjalan seperti siput. Lambat sekali.

Bahkan tadi sempat macet di sebelah sana, yakni ketika mendekati pasar buah. Kendaraan ramai. Banyak yang parkir di tepi jalan. Ada juga yang hendak keluar dari parkir, sehingga kendaraan lain harus berhenti dulu. Sehingga terjadi kemacetan, kata Tomi sembari menikmati durian.

Sebelum meninggalkan lokasi, bapak tiga anak asal ini menaikkan belasan butir durian ke mobilnya. Setelah semua beres, rombongan ini berlalu meninggalkan hiruk pikuk pasar buah Wonosalam. Satu rombongan pergi, datangan beberapa rombongan lainnya. Begitu seterusnya.

Kecamatan Wonosalam memang dikenal sebagai surganya buah durian. Terdapat beberapa varietas buah durian di kawasan tersebut. Mulai dari durian lokal, durian bido, montong, simas, hingga durian musang king. Kalau durian lokal, harga yang dipatok oleh pedagang antara Rp 35 hingga Rp 50 ribu per butir. Sedangkan durian bido harganya mulai Rp 100 ribu per butir.

Baca juga: Kapolda Jatim Pantau Pos Pelayanan Akhir Tahun di Jombang

Kalau durian dengan kualitas bagus jualnya sistem kiloan. Ada yang Rp 70 ribu per kilogram, ada juga yang di atas itu. Apalagi kalau durian tersebut pernah menang dalam lomba, tentu harganya jauh lebih mahal. Saya punya kebun sendiri. Satu pohon ada yang berbuah hingga ratusan butir durian, kata Irul, petani durian asal Desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam.

Populasi pohon durian di Wonosalam terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Pada 2021 populasi durian di Wonosalam mencapai 192.152 pohon. Hal itu berdasarkan pendataan yang dilakukan lintas sektor: Bappeda, Dinas Pertanian, Asosiasi Komoditi (Askom), serta Poktan (Kelompok Tani) dan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani).

Setiap pohon didata dan diberi barcode. Isinya identitas pohon tersebut, mulai lokasi hingga jenis buah durian. Dari hasil pemetaan itu diketahui jumlah tanaman durian di Kecamatan Wonosalam tercaatat 192.152 pohon. Rinciannya, tanaman sudah berbuah atau menghasilkan sebanyak 112.521 pohon, sedangkan yang belum menghasilkan 79.632 pohon.

Sebanyak 192.152 pohon durian tersebut tersebar di sembilan desa di Kecamatan Wonosalam. Paling banyak di Desa/Kecamatan Wonosalam tercatat 62.714 pohon atau 32,64 persen. Paling sedikit di Desa Wonokerto, yakni 2.631 pohon atau 1,37 persen. Populasi tertinggi selanjutnya di Desa Jarak, yakni 35.868 pohon durian atau 18,67 persen.

Lalu, Desa Carangwulung sebanyak 33.767 pohon durian atau 17,57 persen. Disusul kemudian Desa Panglungan tercatat 20.675 pohon durian atau 10,76 persen. Desa-desa lainya jumlah populasinya antara 8 hingga 2 persen. Selain sebarannya, durian tersebut juga dilihat dari kualitasnya.

Yakni meliputi durian grade A, grade B, grade B+, grade C, serta grade D. Setiap grade memiliki ciri fisik dan kualitas berbeda. Semisal durian grade A memiliki daging tebal, warna menarik, pernah menjadi juara kontes, serta bibit berasal dari generatif/vegetatif.

Baca juga: Acara Festival Al Banjari di Masjid Moeldoko Bakal Dihadiri Gus Miftah

Kemudian durian grade B+ pembibitannya secara generatif, dagingnya tebal dan memiliki warna menarik, bijinya lajur, serta berpotensi menjadi durian grade A. Durian B+ bijinya lajur, sedangkan grade B bijinya tumpuk. Hasil pendataan dikelola dalam aplikasi yang dikelola Askom. Ini digunakan untuk mengetahui standart buah durian Wonosalam.

Ketua Panitia Kontes Durian Wonosalam 2023 yang juga pegiat Askom, Ketut Suseno Putro membenarkan data itu. Populasi durian di Wonosalam sebanyak 192.152 pohon. Itu data dua tahun lalu. Untuk saat ini dipastikan bertambah, ujar Mamik, panggilan akrab Ketut Suseno Putro, saat ditemui di sela kontes durian Wonosalam yang berlangsung di DeDurian Parks, Minggu (5/2/2023).

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang Wignyo Handoko mengakui bahwa Wonosalam adalah surganya pencinta durian. Itu karena kondisi tanah di Wonosalam yang subur. Letaknya berada di kaki pegunungan Anjasmoro. Menurut Wingnyo, ada rasa khas durian berasal dari Wonosalam.

Semisal, durian jenis montong yang tumbuh di Wonosalam memiliki cita rasa khas dibanding dengan durian montong yang tumbuh di luar daerah. Nah, hal itulah yang diharapkan bisa mendongkrak potensi ekonomi petani Wonosalam. Namun Wingyo menyindir harga yang dipatok oleh pedagang, khususnya pada akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu.

Kalau ke Wonosalam Sabtu dan Minggu, harga durian lebih mahal dari hari biasa, ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang saat membuka kontes durian Wonosalam di DeDurian Park, Minggu (5/2/2023).

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru