Sosok Cawapres Anies Masih Jadi Misteri, Koalisi Perubahan Harus Tempuh Jalan Ilmiah

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC-ASIA), Zaenal A Budiyono menyarankan kepada ketiga partai politik Koalisi Perubahan, yakni Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat untuk menempuh jalan ilmiah dalam menentukan sosok calon wakil presiden (cawapres) potensial untuk mendampingi Anies Baswedan.

Baca juga: Timnas AMIN Dibubarkan, NasDem: Semua Sudah Selesai

Dia menilai jika Anies perlu menertibkan para politikus di Koalisi Perubahan agar tidak saling berseberangan dan satu suara mengenai sosok cawapres.

Hal tersebut disampaikan oleh Zaenal kala merespons sosok cawapres bagi Anies yang masih misteri. Menurutnya, sedari awal ketiga elite partai Koalisi Perubahan sepakat bahwa sosok cawapres menjadi domain Anies yang tidak boleh diganggu gugat. Maka dari itu, Zaenal menegaskan jika seharusnya masing-masing pihak harus berpegang teguh pada komitmen tersebut dan tidak saling memaksakan kehendak.

"Bahwa ada usulan nama dari masing-masing partai, hal itu sah-sah saja. Namun seharusnya lobi-lobi tersebut cukup dilakukan di "panggung belakang", dan bukan di depan publik," kata Zaenal dalam keterangannya, Senin (6/2/2023).

Penertiban para politisi dari ketiga parpol tentang cawapres ini penting dilakukan sebab semakin lama Anies menggantung pasangannya, maka bisa menimbulkan kegaduhan internal koalisi yang akan semakin membesar. Maka dari itu, Anies harus segera menentukan siapa yang layak mendampinginya dalam menghadapi pesta demokrasi lima tahunan nanti.

Sejauh ini menurut Zaenal ada tiga nama terkuat yang digadang-gadang bakal mendampingi Anies, yakni Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, dan politikus PKS Ahmad Heryawan alias Aher.

Baca juga: Pejuang Perubahan Siap Datangi MK Saat Putusan Sengketa Pilpres

"Ketiganya nama-nama dengan elektabilitas mumpuni, atau juga sarat pengalaman. Anies Baswedan (ABW) tinggal memilih salah satu dari ketiganya, dan menyelesaikan berbagai polemik," tutur Zaenal.

Meski di atas kertas pemilihan cawapres merupakan domain pribadi Anies, akan tetapi parpol-parpol yang merasa memiliki saham politik tidak akan rela begitu saja. Mereka tentu akan mendorong para tokoh yang mempunyai kedekatan dengan partainya agar bisa dilirik.

Untuk mengatasi potensi kegaduhan tersebut, maka Zaenal menyarankan agar ketiga parpol Koalisi Perubahan bertemu dalam satu meja dan menuntaskan isu ini dengan jalan ilmiah.

Baca juga: Idul Fitri Pertama, Anies Akan Openhouse di Rumahnya!

"Maksudnya, ketiga nama bakal cawapres disurvei ke masyarakat oleh lembaga independen yang disepakati, dan selanjutnya harus adagentleman agreementoleh ketiga pihak, untuk menerima siapapun nama terkuat di survei," ucap dia.

Zaenal menilai, hanya dengan jalan itu Koalisi Perubahan akan melangkah mulus ke depan dan semakin solid. Sebaliknya, bila cawapres tertentu dipaksakan oleh elite yang merasa dominan, dua kerugian datang sekaligus.

"Pertama ABW dianggap tidak independen. Kedua, soliditas koalisi akan terganggu, bahkan sebelum deklarasi resmi," katanya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru