Optika.id - Senior Manager Medical Underwriter Sequis, Fridolin Seto Pandu menjelaskan bahwa salah satu asupan andalan ketika bulan puasa yang berguna untuk menambah serta mengembalikan energy perlu dibatasi asupannya. Asupan yang dimaksud yakni gula. Tujuannya agar konsumsi terhadap gula tidak berlebihan dan tidak berdampak buruk pada kesehatan tubuh.
Baca juga: Inilah Berbagai Jasa Unik yang Hanya Muncul Saat Ramadan, Pernah Coba?
Asupan gula yang berlebihan menurutnya membuat gerakan tubuh lebih lambat, mudah mengantuk, kurang termotivasi saat beraktivitas dan sulit berkonsentrasi. Mengonsumsi gula yang berlebihan juga membuat lebih cepat lapar sehingga cenderung makan lebih banyak dan akan memicu kegemukan.
"Konsumsi gula dapat dilakukan saat berbuka bukan saat sahur karena tubuh telah kehilangan lebih banyak energi selama 12 jam dan gula bisa mengisi kehilangan energi tersebut," kata dia melalui keterangan tertulis, Sabtu (25/3/2023).
Kemudian, ketika berbuka puasa, dia menyarankan bagi mereka yang biasa meminum es teh manis ketika berbuka puasa untuk mengurangi takaran gula. Misalnya dari yang semula terbiasa dengan dua sendok bisa menjadi satu setengah atau satu sendok teh agar terbiasa less sugar atau mengurangi gula.
Dia juga menyarankan agar orang-orang terbiasa memenuhi kebutuhan asupan cairan yang telah hilang dengan minuman tanpa pemanis dan minum air putih ketimbang cairan yang manis-manis dan mengandung fruktosa seperti minuman kemasan atau sirop.
Selain itu, dirinya juga menyarankan untuk mengganti camilan manis dan mengurangi makanan manis seperti kue kering, biscuit, pudding, kolak dan es buah dengan cara mengonsumsi potongan buah-buahan segar saja yang alami,
Baca juga: Alasan Lebih Lanjut Larangan Buka Puasa Bersama, Gaya Hidup ASN Terlalu Hedon?
Kemudian, untuk konsumsi sahur, Fridolin memberi saran bisa mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, tinggi serat serta protein agar tidak cepat merasa lapar. Makanan tersebut seperti jagung, kentang, beras merah, alpukat, ubi jalar, kacang hijau dan oatmeal.
Untuk diketahui, kebutuhan kalori harian tubuh ketika berpuasa tidak jauh beda dengan hari-hari biasa ketika sedang tidak menjalankan ibadah puasa yakni sekitar 1.500 2.500 Kkal per harinya.Maka dari itu, dirinya mewanti-wanti agar masyarakat tidak kalap dan menjadikan buka puasa sebagai ajang jor-joran menyantap makanan manis tinggi kalori yang dapat menyebabkan berat badan, kadar gula naik serta tekanan darah yang meningkat. Pasalnya, makanan berlebihan saat berbuka puasa, apalagi manis, buruk bagi lambung.
Jika lambung dipaksa mencerna makanan melebihi kapasitas yang biasa dicerna bisa mengakibatkan radang lambung," kata dia.
Baca juga: Puasa Ketika Pancaroba? Ini Tips Sehat Menjalaninya!
Lebih lanjut, selain menyinggung mengenai makanan Fridolin mengingatkan juga akan pentingnya orang-orang menjaga kebugaran dengan melakukan olahraga ringan dan sedang. Misalnya jogging, jalan kaki, dan olahraga lainnya yang dapat dilakukan menjelang atau setelah berbuka puasa, setelah sahur, atau ketika malam hari.
Menurut dia, tubuh sehat dan bugar dapat membantu orang-orang menjalankan ibadah puasa dengan baik.
"Sebaliknya, jika tidak menjaga pola makan, tidak rutin berolahraga, dan tidak cukup istirahat dapat membuat tubuh tidak bugar, sistem imun turun, dan mudah terserang penyakit," tutupnya.
Editor : Pahlevi