Optika.id - Pengamat politik dari Citra Institute, Yusak Farchan menilai bahwa potensi 'mengawinkan' Sandiaga Uno dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024 tetap terbuka.
Baca juga: Intip Hangatnya Pertemuan Anies, Pramono, dan Rano di Lebak Bulus
"Potensi mengawinkan Sandi dengan Anies tetap terbuka karena Sandi pernah punya success stories dengan Anies saat Pilkada DKI 2017," kata Yusak seperti dikutip Optika.id dari akun Twitter-nya, Selasa (9/5/2023).
Belum lagi, modal elektabilitas Sandi sebagai cawapres cukup tinggi, bahkan termasuk cawapres papan atas dari lembaga-lembaga survei beberapa waktu terakhir. Selain itu, Sandiaga Uno memiliki kekuatan logistik.
Yusak mengingatkan, kondisi ini yang dapat menjadi nilai tawar Sandi dengan Anies dan partai-partai di poros Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Artinya, potensi Anies-Sandi tergantung tiga parpol pengusung Anies.
"Sepanjang Nasdem, Demokrat dan PKS setuju, saya kira sangat memungkinkan jika Sandi berpasangan dengan Anies," ujar Yusak.
Dekan Fisip Universitas Sutomo itu menambahkan, proposal Sandiaga gabung ke PPP untuk mendapat posisi cawapres Ganjar tidak mudah. Sebab, Sandi harus bersaing ketat dengan nama-nama kuat lain seperti Erick Thohir.
"Jadi, wajar kalau Sandi terus melakukan manuver-manuver politik," kata Yusak.
Sebelumnya, Sandiaga Uno yang belum lama ke luar dari Partai Gerindra dan dikabarkan akan merapat ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) malah belakangan melontarkan pujian kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sandiaga Ingin Berjuang dengan PKS
Bahkan, Sandiaga terang-terangan menyatakan keinginan kembali berjuang bersama PKS.
"Saya berjuang bersama PKS ini sudah berkali-kali ya, dan terbukti teman-teman PKS ini berjuang dengan hati, pejuang yang sangat pantang menyerah, tidak kenal lelah dan rasanya ingin kembali berjuang dengan teman-teman PKS," kata Sandiaga Uno usai menghadiri Dialog Interaktif Bersama Pelaku Ekonomi Kreatif di Bogor, Minggu (7/5/2023).
Terkait peluang dirinya berpasangan kembali dengan Anies dalam kontestasi Pilpres 2024, Sandi menyerahkan hal itu kepada Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf Al-Jufri dan pimpinan partai politik lainnya yang tergabung dalam koalisi pengusung Anies.
"Bukan wewenang saya menentukan," kata Sandi.
PKS Buka Peluang Duet Anies -Sandi
PKS pun tak menutup kemungkinan mengusung Sandiaga Uno menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan. Anies sendiri diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang merupakan kerja sama Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyebut partainya mungkin saja mengusung Sandiaga Uno sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan.
Syaikhu mengatakan, partainya sangat terbuka menyambut keinginan Sandi berjuang kembali bersama PKS. Bahkan, PKS bersedia mengusung Sandi menjadi cawapres-nya Anies apabila Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu bisa meningkatkan peluang kemenangan dalam Pilpres 2024.
"Kalau memang nanti Pak Sandi dan Pak Anies bisa chemistry, kemudian hasil survei berpeluang menang, ya bukan hal yang mustahil, mungkin kita akan usung kembali," kata Syaikhu usai mendaftarkan bakal caleg DPR RI partainya di Kantor KPU RI, Jakarta, Senin (8/5/2023).
"Iya sangat mungkin (Sandi cawapres Anies) kalau memang itu bisa diwujudkan ya, bahkan saya menginisiasi ini ketika setahun lalu dalam pertemuan di Makassar," tambah Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al Habsy Aboe Bakar, Senin (8/5/2023).
PKS memang pernah mengusung Sandi menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta untuk mendampingi calon gubernur Anies pada 2017 lalu. Pasangan ini menang. PKS juga mengusung Sandi sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 lalu.
Syaikhu mengatakan, penentuan cawapres pendamping Anies masih berproses secara dinamis di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Karena itu, Sandi "masih sangat mungkin" diusung sebagai pendamping Anies.
Namun, lanjut dia, PKS bersama partai lain yang tergabung dalam KPP belum membahas nama Sandi secara detail. KPP akan menggelar pertemuan khusus untuk menentukan cawapres Anies pada pekan depan.
"(Dalam pertemuan itu) kita akan serahkan mungkin berbagai cawapres yang diusulkan itu ke capres (Anies) untuk (dilihat) dari sisi chemistry, sisi peluang untuk menang. Kita akan kaji," ujar Syaikhu.
Baca juga: Tom Lembong Terjerat Kasus Impor Gula, Anies Buka Suara
Aboe Bakar menambahkan, politik itu dinamis, sehingga kemungkinan- kemungkinan masih bisa terjadi. Oleh karena itu, kata dia, PKS di KPP sepenuhnya tetap mendasari kesepakatan piagam koalisi dengan menyerahkan masalah cawapres kepada Anies.
"Tentu harapan kami adalah ketika menentukan cawapres ini bukan hanya sekadar simbolis, tetapi kita ingin bahwa cawapres yang dibawa oleh Anies ini akan bisa membawa efek kemenangan di 2024," ucap Aboe Bakar.
Di sisi lain, Aboe Bakar mengatakan PKS terbuka untuk Sandi yang saat ini telah hengkang dari Gerindra. Ia mengatakan seluruh daerah pemilihan (dapil) PKS di sejumlah daerah siap menerima kedatangan Sandi.
"Tentu ini sangat mungkin saya menerima beliau dan teman-teman di dapil juga menerima kehadiran beliau," tukas Aboe Bakar.
Sejatinya, PKS telah mengusulkan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher sebagai kandidat cawapres Anies. Namun, PKS juga mendorong wacana untuk menduetkan Anies-Sandiaga.
Saat ini, hanya Aher yang secara resmi diusulkan ke KPP oleh PKS. Aher, kata dia, telah didaftarkan sebagai caleg dengan daerah pemilihan Jabar II. Ketika disinggung soal Aher nantinya cawapres Anies, Aboe Bakar menyatakan tidak ada kaiatannya.
"Ya, kan, enggak ada kaitan, ini cawapres Anies tidak mensyaratkan juga harus mundur dari caleg, kan, masih belum ini masih proses. Jadi kita lihat saja nanti perkembangan- perkembangan," tutur Aboe Bakar.
Cawapres Masih Dibicarakan
Sementara itu, Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief mengatakan usulan cawapres pendamping Anies dibicarakan oleh tim Koalisi Perubahan. Namun, dia memastikan PD tak akan membahas sosok Sandiaga Uno terkait bakal cawapres Anies.
"Ya nanti dibicarakan lah, yang penting bagi Demokrat, nama Sandi Uno kita tutup. Tidak akan membicarakan nama itu lagi. Tapi, kalau nama-nama lain silakan dibicarakan nanti," kata Andi beberapa waktu yang lalu.
Andi mengatakan keputusan terkait cawapres ada di tangan Anies Baswedan. Setiap partai di KPP memiliki hak untuk mengajukan nama yang dinilai cocok.
"Tergantung Pak Anies akan memutus siapa, apakah Mas AHY, apakah calon yang dikemukakan oleh PKS, atau calon yang dikemukakan oleh NasDem gitu. Saya kira itu saja, biarlah masyarakat mempersiapkan dulu Hari Raya, hari yang suci ini, biar kita tidak bicara politik dulu," ujarnya.
Baca juga: Anies dan Ganjar akan Hadir dalam Pelantikan Prabowo-Gibran Minggu Besok
Lima Kandidat Cawapres
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengungkapkan bahwa saat ini KPP telah mengantongi lima nama kandidat cawapres pendamping Anies Baswedan.
Lima nama itu telah didiskusikan oleh ketiga partai koalisi yaitu Nasdem, PKS dan Demokrat dengan menunjuk sejumlah delegasi yang tergabung dalam Tim 8 bersama Anies Baswedan selaku capres.
Tim 8 disebut secara informal telah menghubungi lima nama itu. Nantinya, mereka akan diseleksi dan akan diumumkan secara resmi Juli mendatang.
Cawapres Internal Koalisi
Adapun, bakal capres Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa pembahasan cawapres untuk pendampingnya masih berproses. Namun, ia memberi sinyal akan mempertimbangkan sosok cawapresnya dari internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Koalisi Perubahan sendiri terdiri dari tiga partai, yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS. Nama cawapres Anies sendiri disebut sudah mengerucut ke lima nama.
"Berada dalam koalisi, maka dalam konsiderasi (pertimbangan). Kalau tidak berada dalam koalisi, ya sulit menjadi konsiderasi (pertimbangan)," ujar Anies di Kantor Sekretariat Perubahan, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Ia mengatakan, bahwa pembahasan cawapres untuknya masih berproses. Namun, ia mengisyaratkan sosok tersebut akan diumumkan pada Juli mendatang.
Alasannya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan membuka pendaftaran pasangan capres-cawapres pada pada 19 Oktober hingga 25 November 2023. Sebelum mencapai pengumuman tersebut, dirinya akan terus berkomunikasi dengan Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.
"Sedang terjadi di kami ini adalah proses yang sudah melewati masa berbulan-bulan. Jadi dari Oktober saja ke sekarang itu sudah itungannya delapan bulan, dari sebelum Oktober itu Juli," pungkasnya.
Editor : Pahlevi