Optika.id - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman, memperingatkan bahwa jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bersikap netral dalam Pemilihan Presiden 2024, itu akan seolah-olah memulai perang. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, merasa bingung dengan pernyataan tersebut.
Baca juga: Rapat Pleno Rekapitulasi Nasional Pemilu 2024 Ditunda, Kenapa?
"Saya tidak mengerti apa maksud Pak Benny dengan perang. Apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi dalam menjalin komunikasi dengan partai-partai pendukungnya, termasuk mengenai calon presiden dan wakil presiden 2024, adalah hal yang sangat sah dalam negara demokrasi, selama tidak ada paksaan atau intimidasi," kata Habiburokhman, Selasa (9/5/2023).
Menurutnya, tidak ada paksaan dari partai-partai pendukung pemerintah untuk berkomunikasi dengan Jokowi mengenai calon presiden.
"Kenyataannya, sebaliknya terjadi, partai-partai pendukung justru dengan sukarela dan senang hati menjalin komunikasi dengan Pak Jokowi," kata Habiburokhman.
Bagi Habiburokhman, tindakan memfitnah Jokowi tidaklah demokratis, tetapi justru merupakan tindakan yang tidak demokratis.
"Jadi, yang tidak demokratis sebenarnya adalah mereka yang menghalangi, memfitnah, dan mencela komunikasi tersebut," kata Habiburokhman.
Dia memberikan contoh tindakan demokratis yang dilakukan Jokowi. Jokowi tidak melarang atau menghalangi Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat untuk membentuk koalisi yang mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
"Pak Jokowi jelas tidak memaksakan kehendaknya, dan buktinya Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat bebas membentuk koalisi," katanya.
Baca juga: Bawaslu Tangani 46 Kasus Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024
"Jika mereka belum mencapai kesepakatan mengenai calon wakil presiden yang mereka usulkan, itu adalah masalah mereka sendiri, jangan menyalahkan pihak lain," ucapnya.
Partai Demokrat sebelumnya mengkritik tindakan Jokowi yang beberapa hari yang lalu mengumpulkan para ketua umum partai politik di Istana Negara. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman, memperingatkan Jokowi jika dia benar-benar tidak bersikap netral dalam Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2024.
Benny Harman menyampaikan pernyataan tersebut melalui akun Twitter pribadinya @BennyHarmanID seperti dikutip Optika.id. Dia menyebut Jokowi seolah-olah memulai perang jika dia tidak bersikap netral pada tahun 2024.
"Jika memang benar Presiden tidak bersikap netral dalam Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif, terlebih lagi jika Istana Presiden dijadikan markas tim sukses calon presiden tertentu, maka sebenarnya Presiden Jokowi sedang memulai perang, perang melawan rakyatnya sendiri," kata Benny dalam cuitannya yang dikutip Optika.id, pada Senin (8/5/2023).
Baca juga: Ahmad Labib, Wajah Baru Golkar yang Lolos ke Senayan dari Dapil Jatim X
Benny juga memperingatkan Jokowi agar berhati-hati dalam sikapnya. Dia menegaskan bahwa Jokowi adalah simbol negara, bukan simbol partai atau kelompok tertentu.
"Hati-hati Pak Jokowi, di dada Bapak melekat simbol negara, simbol Presiden Republik Indonesia, bukan simbol Presiden dari suatu kelompok atau golongan tertentu. #RakyatMonitor#," ujar Benny.
Benny kemudian menjelaskan lebih lanjut tentang maksudnya terkait perang seperti yang dia cuitkan. Dia mengatakan bahwa Jokowi akan melawan rakyatnya sendiri jika mendukung kepentingan tertentu.
"Maksudnya, Presiden Jokowi akan melawan rakyatnya sendiri. Dia adalah presiden bagi seluruh rakyat Indonesia, dari berbagai golongan dan kelompok, dari berbagai suku bangsa, dan dari berbagai partai politik. Bukan presiden dari partai politik tertentu, kelompok tertentu, atau golongan tertentu," jelasnya.
Editor : Pahlevi