Jelang Pilpres 2024, Masyarakat Diingatkan Bijak dalam Main Sosmed

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Pengamat Telekomunikasi sekaligus Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Heru Sutadi mengajar pers untuk selalu menyampaikan informasi secara akurat, menenangkan suasana dan terlebih dahulu melakukan pengecekan fakta atas informasi yang beredar di media sosial menjelang Pemilu 2024.

Baca juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Dia menilai, semakin dekatnya pesta demokrasi itu, kabar sekecil apapun rentan menjadi boomerang dan alat politik bagi satu golongan dengan golongan lain.

Di sisi lain, dirinya juga mengingatkan agar masyarakat lebih bertanggung jawab dan bijak dalam bermedia sosial serta berperan serta dalam membantu suasana internet yang sehat menjelang Pemilu 2024.

Menyambut Pemilu 2024, di mana media sosial akan dipakai gila-gilaan untuk menyebar hoaks, ujaran kebencian, kampanye hitam dan doxing, kata Heru beberapa waktu yang lalu.

Tak lupa dia juga mengingatkan kepada para pengguna media sosial agar bisa berpikir dua kali dan meninjau ulang sebelum menyebarkan sebuah informasi yang belum diketahui kebenarannya.

Dirinya mengimbau agar masyarakat hanya mengunggah informasi yang positif dan sudah akurat agar publik yang lain juga bisa merasakan manfaat positif dari media sosial tersebut serta tidak terpapar berita negatif melulu yang hanya membuat beban di pikiran.

Menanggapi hal tersebut, pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, Firman Kurniawan Sujono mengaku setuju dengan pendapat Heru tersebut.

Baca juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim

Pasalnya, menjaga kondusivitas menjelang Pemilu merupakan hal yang susah-susah gampang agar tidak terjadi polarisasi di masyarakat.

Oleh sebab itu, menjelang pemilihan presiden tahun depan, dia berharap agar seluruh lapisan masyarakat bisa menjaga kenyamanan dan keamanan di media sosial serta menjadi warganet yang bijak.

Kalau dikaitkan dengan Pemilu 2024, kemudian karena mungkin berafiliasi pada kontestan atau partai politik tertentu kemudian apapun dianggap benar. Melakukan misinformasi dan lain-lain. Ini akan merusak kepercayaan masyarakat terhadap media sosial sehingga menjadikan media sosial juga menjadi tidak nyaman, ujar Firman dalam keterangannya, Selasa (13/6/2023).

Baca juga: 100 Guru Besar UGM Nyatakan Sikap, Ingin KPU Jaga Marwah Jelang Pilkada

Lebih lanjut, dia membeberkan data tentang sekitar 212 juta warga di Indonesia yang terhubung dengan internet dan lebih dari 167 juta orang di antaranya terhubung lewat media sosial. Dengan demikian, penyebaran informasi secara massif pun akan lebih cepat melalui media sosial tanpa terkendali.

Maka dari itu, dirinya juga mengingatkan bahwa masyarakat perlu dibekali dengan rasa tanggung jawab dalam menggunakan media sosial serta selalu paham dengan etika.

Para pengguna media sosial pun diimbau untuk memikirkan efek jangka panjang dari setiap unggahan yang akan dikirimkan ke media sosial.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru