Optika.id - Bacapres memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan secara damai. Partai Gelombang Rakyat (Gelora) tidak ingin adanya polarisasi di tingkat akar rumput dan konflik antara elit yang berujung pada konflik horizontal.
Baca juga: Ridwan Kamil Effect, Golkar Geser Gerindra di Hitung Cepat Pemilu 2024
"Karena yang menjadi korban dan dirugikan adalah masyarakat," kata Mahfudz Siddiq, Sekretaris Jenderal Partai Gelora, dalam pernyataan tertulis pada Jumat (7/7/2023).
Menurut pengamatannya, terdapat fenomena polarisasi politik yang terulang seperti pada Pemilu 2014 dan 2019.
Hal ini ditandai dengan meningkatnya ketegangan politik menjelang Pemilu 2024 dan munculnya perpecahan di antara elit, baik di lingkungan koalisi pemerintahan maupun di luar pemerintahan.
Baca juga: Gus Haris Jadi Calon Bupati, Misbakhun Yakin Golkar Berjaya!
"Menurut kami, ini adalah hal yang penting untuk menjadi perhatian bersama. Kami sering membahas dan berkomunikasi mengenai implikasi dari hal ini terhadap Pemilu secara keseluruhan," ujarnya.
Oleh karena itu, Partai Gelora mengingatkan bahwa saat ini dunia berada dalam persimpangan jalan, di mana terjadi pergeseran dan perubahan dalam tatanan global.
Baca juga: Bamsoet: Saksi TPS Berperan Penting Jaga Pemilu Jurdil
"Perubahan dalam tatanan global membuat kita harus lebih berhati-hati dalam mengelola situasi politik. Jangan sampai Pemilu 2024 menjadi pertempuran terakhir, perang eksistensi antara kekuatan super power," tegasnya.
Editor : Pahlevi