IDAI: Pemerintah Wajib Gencarkan Imunisasi Dasar Lengkap Untuk Cegah Kejadian Luar Biasa

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekaligus Ketua Pokja Imunisasi Peralmuni, Cissy Rachiana Sudjana Karasasmita mengaku jika pihaknya khawatir akan muncul wabah baru apabila imunisasi dasar lengkap bagi anak tidak segera digencarkan.

Baca juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?

Pasalnya, penyakit seperti campak, rubella dan difteri lebih cepat menular dibanding yang lain. Apalagi, transmisi virus campak bisa mencapai 18 orang sedangkan difteri mencapai 5 orang dalam persebarannya.

Penularan PD3i (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) itu sangat mudah dan sangat cepat. Mungkin terjadigap-nya bisa enam bulan atau satu tahun, setelah vaksinasi berhenti, ujar Cissy dalam keterangannya, Kamis (20/7/2023).

Oleh sebab itu dirinya menilai jika imunisasi dasar lengkap harus dilakukan lantaran urgensinya mendesak dan bisa menjaga daya tahan tubuh anak serta membentuk kekebalan kelompok.

Di sisi lain, tenaga kesehatan juga perlu melakukan surveilans terhadap anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap salah satunya adalah melalui pendataan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kejadian luar biasa.

Maka dari itu, dia menyarankan agar layanan imunisasi dasar lengkap dibuka kembali dengan catatan tetap memperhatikan situasi penularan Covid-19 di lingkungan masing-masing khususnya apakah anak-anak sudah mendapatkan vaksin Covid-19 secara lengkap ataukah belum.

Sementara itu, menurut anggota Komisi IX DPR RI, Darul Siska mengharapkan pemerintah daerah agar lebih menaruh perhatiannya pada imunisasi dasar pada anak. Oleh sebab itu, dia menyarankan agar dilakukan program imunisasi secara menyeluruh pada anak ditambah dengan pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak.

Baca juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi

Bagi daerah yang vaksinasi (dasar lengkap) belum mencapai target, jangan alasan sedang fokus mencapai target vaksinasi Covid-19, ucap Darul.

Lebih lanjut, berdasarkan pengamatannya saat ini sebagian besar pelayanan vaksinasi Covid-19 sudah diambil alih oleh TNI dan Polri. Dengan demikian, dia merasa jika pemerintah daerah bisa lebih fokus dalam menggenjot imunisasi dasar lengkap terhadap anak.

Bagaimanapun, imunisasi ini penting untuk cegah KLB (kejadian luar biasa). Itu sama pentingnya dengan menangani Covid-19, tutur Darul.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman, menjelaskan jika pemerintah abai dalam memberikan imunisasi dasar lengkap, maka akan terjadi potensi masalah baru dalam program kesehatan, khususnya anak-anak.

Baca juga: 5 Perubahan Warna Lidah yang Mengungkap Kondisi Kesehatan Anda

Ini harus diperbaiki cepat karena dampaknya pada anak-anak kan krusial. Lalu dampak ini akan diperburuk dari respons pandemi itu sendiri, kata dia kepada Optika.id, Kamis (20/7/2023)

Pasca pandemi Covid-19, Dicky menyebut jika pelayanan puskesmas harus kembali pada fungsi awal yakni tidak menangani dan memprioritaskan pasien Covid-19. Kendati demikian, fasilitas pelayanan kesehatan bagi pasien Covid-19 harus dipisah dengan pelayanan kesehatan primer sehingga fasilitas kesehatan primer tidak terganggu.

Kalau puskesmas atau rumah sakit dijadikan pusat layanan Covid-19, akan terganggu layanan (penyakit) lain. Nah ini akan meledak (kejadian luar biasa), bukan hanya penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, tetapi juga diabetes dan kanker yang tertunda penanganannya ujarnya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Senin, 16 Sep 2024 10:49 WIB
Berita Terbaru