Pengamat: Golkar Sangat Berpotensi Gabung Koalisi Perubahan

Reporter : Danny

Optika.id - Sebuah pertanyaan soal apa yang dibutuhkan capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan agar bisa berhadapan dengan capres Gerindra, Prabowo Subianto dan capres PDIP, Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 belakangan mengemuka.

Baca juga: Bahlil Resmi Akan Daftar Jadi Ketum Golkar!

Salah satu jawabannya adalah partai besar. Dan yang paling memungkinkan ikut mendukung Anies adalah Partai Golkar. Partai berlambang pohon beringin ini dipandang bisa memberikan efek elektoral dan membantu mesin politik pemenangan Anies.

Terkait hal ini, Ketua Alumni Jerman, Meidy Junianto menyebut, Partai Golkar sangat berpotensi untuk bergabung dengan koalisi partai pendukung Anies.

Golkar itu diisi oleh politikus-politikus handal. Kita nggak ragukan itu. Mereka juga kan mengirimkan wakilnya untuk datang di acara Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Minggu, (16/7/2023) lalu, ujar Meidy kepada wartawan, Sabtu, (22/7/2023).

Kehadiran wakil Golkar di acara ini juga dipandang sebagai sinyal positif dukungan bagi koalisi partai pendukung Anies Baswedan. Terpisah, pengamat politik, Efriza menilai Golkar memang bisa memberikan efek elektoral dan membantu mesin politik bagi pemenangan Anies.

KPP butuh dukungan partai lain, partai besar seperti Golkar bisa mengangkat elektoral Anies Baswedan, beber Efriza, Sabtu, (22/7/2023).

Baca juga: Golkar Buka Opsi Jokowi Jadi Ketua Dewan Pembina Partai

Menurutnya, Golkar yang menduduki posisi ketiga pada Pemilu 2019 menjadi bekal pemenangan sekaligus bisa mencomot suara poros lain. Poros lain yang dimaksud Efriza adalah koalisi PDIP dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang diisi Gerindra dan PKB.

Dengan peringkat ketiga, Golkar memiliki kekuatan seimbang menghadapi dua koalisi lainnya yang diinisiasi partai peringkat 1 dan 2, paparnya.

Di samping itu, lanjutnya, Golkar saat ini berpeluang memengaruhi KPP yang belum memiliki sosok cawapres. Ditambah lagi, Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum Partai Golkar juga dinilai punya peluang kecil diterima poros PDIP dan KKIR.

Baca juga: Idrus Marham: Ada Aspirasi Hampir Sepakat Bahlil Ketum Golkar!

Dengan bergabungnya Golkar, juga menguntungkan bagi KPP, yaitu memperluas menggaet pemilih yang pro pemerintah. Dan Airlangga masih punya peluang jadi cawapres, terang Efriza.

Di sisi lain, imbuhnya, konstituen Partai Golkar tidak beririsan dengan Partai Nasdem.

Itu karena Nasdem juga tidak punya resistensi dengan Golkar. Berbeda dengan Partai Demokrat dan PKS, karena latar irisan konstituen yang sama antara Nasdem dan Golkar, pungkas Efriza.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru