Pandangan Generasi Muda Tentang Kepemimpinan Nasional dan Dinamika Elektoral Jelang 2024

Reporter : Danny

Optika.id - Melalui diskusi yang disiarkan lewat Channel YouTube Indikator Politik Indonesia, Minggu, (23/7/2023) membahas mengenai seperti apa sudut pandangan tentang kepemimpinan negara Indonesia serta Dinamika Elektoral jelang pemilu 2024 nanti. Diskusi kali ini menghadirkan Burhanuddin Muhtadi, seorang Peneliti Utama Indikator, Bahlil Lahadalia, Jefri Gultom, Raihan Aritama, Abdullah Syukri, dan Tri Natalia Urtada.

Baca juga: Hasto Khawatir Kekuasaan Menyandera Parpol: Bisa Terjadi Arus Balik

Pemilu 2024 nanti akan didominasi oleh pemilih muda. Melalui hasil DP4 yang diterima oleh KPU, jumlah pemilih muda di bawah usia 40 tahun akan berjumlah sekitar 107 juta dari 204 juta pemilih, atau sekitar 53-55%. Dengan kondisi ini, membuat pemilih muda memiliki peran penting dalam pemilu mendatang.

"Ini jadi isu yang menarik karena pemilih muda seringkali diabaikan oleh partai politik. Hanya dijadikan alat, tapi partai politik dikuasai oleh generasi tua. Sehingga aspirasi anak muda kurang terkoneksi dengan pemilih kebijakan. Sikap kritis anak muda jika tidak terwakili sistem penting, maka dia akan menarik diri dari partisipasi elektoral. Kalau misalnya anak muda semakin besar, lama kelamaan mereka akan menua, jika tidak aktif akan terus berlanjut tidak partisipatif," ujar Burhanuddin Muhtadi dipantau Optika.id secara daring, Minggu, (23/7/2023).

Bagi penyelenggara pemilu, besarnya pemilih muda menjadi tantangan untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Sedangkan bagi para peserta pemilu, tantangannya adalah mengetahui aspirasi pemilih muda dan menyosialisasikan program yang sesuai dengan aspirasi tersebut.

Dalam rilis survei Indopol sebelumnya, telah melaporkan evaluasi publik secara umum terhadap kondisi bangsa, serta dukungan publik pada bakal capres, cawapres dan partai politik dalam Pemilu 2024. Bagaimana dengan dukungan dan evaluasi anak-anak muda. Rilis kali ini akan melaporkan hasil survei yang memetakan dukungan anak muda, dibandingkan dengan generasi yang lebih tua pada bakal capres dan cawapres serta partai politik peserta Pemilu 2024.

Selain itu, akan dilaporkan juga evaluasi kondisi bangsa dan isu-isu yang sempat mengemuka terkait para bakal calon tersebut, baik yang terkair anak muda maupun isu publik. Antara lain tentang sepakbola, peran Ukraina-Rusia, dan isu penjegalan Anies Baswedan. Isu lain yang dibahas adalah tentang pro-kontra netralitas Jokowi dan calon presiden dan wakil presiden dinilai paling mampu melanjutkan program Jokowi.

Baca juga: Survei Indikator Politik: 75,7 Persen Masyarakat Puas dengan Pemilu

Hasil survei ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang perkembangan terkini jelang Pemilu 2024, khususnya peta dukungan berdasarkan usia. Hasil survei dapat menjadi salah satu rujukan bagi para pengambil keputusan untuk mengantisipasi dan menyukseskan Pemilu 2024.

Selanjutnya, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar kurang lebih 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Kemudian responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Lalu melewati Quality Control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20ri total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Saat quality control, tidak ditemukan kesalahan berarti.

Baca juga: Terungkap! Kubu yang Paling Banyak Menawarkan Serangan Fajar ke Pemilih: Paslon 2 dan 3

Menurut data hasil survei yang dilihat Optika.id secara langsung melalui platform YouTube Indopol, ditunjukkan bahwa masalah paling mendesak yang harus diselesaikan oleh pemimpin nasional adalah dengan Mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok mencapai presentase sebesar 27,7%. Kemudian lapangan kerja atau pengangguran sekitar 21,2n kemiskinan 11,8% serta pemberantasan korupsi 10,8%. Itulah masalah yang paling mendesak untuk segera diselesaikan menurut warga saat ini.

Enam persoalan utama, mengendalikan harga kebutuhan pokok, mengurangi kemiskinan dan memajukan sektor pertanian, permasalahan itu cenderung lebih kuat pada kelompok generasi yang semakin tua. Sementara itu, persoalan lapangan kerja, pemberantasan korupsi dan keamanan atau ketertiban cenderung lebih kuat pada kelompok generasi yang semakin muda.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru