Optika.id - Pakar pendidikan Indra Charismiadji ikut menonton program sesi wawancara khusus jurnalis senior Karni Ilyas dengan Anies Baswedan diTvOne,pada Jumat malam, 28 Juli 2023. Dia memberikan perhatian, terutama terkait isu pendidikan yang dibahas bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan tersebut.
Baca juga: Pakar: Ini Bahaya Zat Natrium Dehidroasetat dalam Produk Roti
Menurutnya, apa yang disampaikan Anies dalam dalam talkshow bertajuk Anies Baswedan, Antara Hujatan dan Sanjungan selama hampir 1,5 jam tersebut menjadi jelas arah perubahan yang selama ini digaungkan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Termasuk bidang pendidikan.
Semakin hari semakin terlihat perubahan-perubahan nyata yang akan dilakukan Pak Anies Baswedan jika menjadi presiden. Kalau presiden setelah Pak Jokowingotottetap tidak mau bangun sekolah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, ini yang disebut kampungan, jelas Indra kepadawartawan Sabtu, (29/7/2023).
Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and Developments Analysis (CERDAS) ini pun mengelaborasi poin-poin yang disampaikan Anies dalam siaran televisi swasta tersebut. Misalnya terkait kisruh Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang marak belakangan.
Indra pun mengacungi jempol atas solusi yang ditawarkan mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.
Baca juga: Pakar Ungkap Sudah Mulai Ada Indikasi Cawe-Cawe di Pilkada Jakarta!
Indonesia sudah tujuh tahun mengalami layanan PPDB zonasi yang amburadul. Solusi Pak Anies simpel. Jumlah SD dan bangkunya sama dengan SMP dan SMA/K. Pemerintah harus melakukan langkah progresif seperti membangun SMP dan SMA/K Inpres, kata Indra.
Dari solusi yang ditawarkan itu, dalam penilaiannya, Anies Baswedan percaya bahwa modal terbesar bangsa Indonesia untuk maju bukan terletak pada sumber daya alam, melainkan manusianya. Karena itu kualitas manusia Indonesia menjadi kunci dalam memajukan negara dan mensejahterakan rakyat. Makanya anggaran pendidikan jangan dilihat sebagai biaya, melainkan investasi.
Pendidikan itu mahal. Tapi kebodohan atau bahasa beliauignorance,jauh lebih mahal. Itu yang disampaikan secara gamblang oleh Pak Anies Baswedan dalam wawancara dengan Karni Ilyas. Jadi kalau orang masih bingung apa yang mau diubah oleh Pak Anies, ya beliau mau fokus ke pembangunan kualitas manusia, imbuh pakar jebolan University of Toledo dan Dana University, Amerika Serikat ini.
Baca juga: Pakar: Sebaiknya MK Pertimbangkan Kehadiran Amicus Curiae
Menariknya, Anies tidak asal bicara atau menyampaikan daftar rencana. Karena komitmen Anies meningkatkan akses pendidikan sudah ditunjukkan ketika memimpin Ibu Kota salah satunya dengan adanya program BPMS (Biaya Pendidikan Masuk Sekolah). Yaitu biaya sekolah untuk anak-anak miskin yang bersekolah di sekolah swasta.
Alumnus SD-SMP Santo Vincentius Jatinegara dan SMA Pangudi Luhur Kebayoran Baru, Jakarta ini berpendapat bahwa kisruh PPDB zonasi akan tuntas jika program BPMS ini bisa dilaksanakan diseluruh Indonesia. Jangan biarkan kebodohan memimpin negeri ini, tutup Indra sambil tersenyum.
Editor : Pahlevi