TB Massa Djafar: Semoga Ada Susi Pudjiastuti di Kantong Anies!

Reporter : Danny

Optika.id - Bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Rasyid Baswedan (ABW) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) hingga kini belum diumumkan. Namun demikian, bukan berarti nama bakal cawapres belum diselipkan di kantongnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Hanya saja, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk disiarkan.

Baca juga: Anies Minta Susi Pudjiastuti Ikut Paket C Biar Punya Ijazah SMA, untuk Keperluan Cawapres?

Pengamat politik dari Universitas Nasional TB. Massa Djafar mengatakan, siapapun bakal cawapres yang dipilih Anies Baswedan adalah pendamping yang terbaik dan bisa membawa mantan Rektor Universitas Paramadina itu terpilih menjadi Presiden RI 2024-2029.

Mengenai siapa bakal cawapres Anies Baswedan, saya berharap semoga ada nama Susi Pudjiastuti di kantongnya Anies. Sosok Susi Pudjiastuti sudah teruji, beliau memlikii rekam jejak bersih. Misalnya, tidak pernah terlibat kasus korupsi, sudah terbukti pemimpin yang jujur dan amanah. Mungkin kriteria Nol inilah, yang tidak memiliki masalah sebagai pendamping Anies, ujarnya kepadawartawan, Selasa, (1/8/2023).

Djafar melanjutkan, sosok Susi Pudjiastutiyang tidak mempunyai masalah di masa lalu dan masa kini, merupakan keputusan yang tepat dipilih Anies sebagai jodoh terakhir mendampinginya pada Pemilu 2024. Kalau dilihat dari segi semangat perubahan,cocok mewakili perempuan. Rekam jejaknya bersih jadi kalau bersanding dengan Anies, konflik kepentingan kecil, kedepan sasaran tembaknya sedikit. Anies juga bisa lebih fokus untuk memenangkan Pilpres 2024.

Susi mempunyai reputasi bagus, ketika beliau menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, kebijakannya sangat dirasakan oleh para nelayan. Mereka senang sekali dengan Susi,ketika kapal-kapal pencuri ikan dibom dan ditenggelamkan, pendapatan nelayan langsung naik danikannya juga naiksampai sekarang, katanya.

Selain memiliki reputasi bagus,tambah Djafar, Susi Pudjiastuti merupakan seorang pengusaha yang cukup berhasil dan diharapkan bila bersanding dengan Anies,dapatmendorong para pelakuekonomi menengah mengalami peningkatan ekonomi secara signfikan.

Jumlah pelaku ekonomi menengah ini tidak sebanding dengan pengusaha yang didukung oleh kelompok oligarki. Meskipun jumlah mereka segelintir tetapi para konglomerat hitam ini sudah menguasai kekuasaan dan ekonomi negara, ini sangat mengerikan. Indonesia menuju gagal negara, ucap Djafar.

Djafar mengingatkan, agar Anies Baswedan yang mengusung Perubahan dan Perbaikan untuk bangsa, jangan sampai mengulang sejarah di masa lalu dengan masihmenggunakan pola-pola lama politik transaksional.

Jika ini sampai dilakukan oleh Anies,maka nasib Anies tidak jauh berbeda dengan Jokowi, dimana ketika mantan Walikota Solo itu mendapat sambutan luar biasa dari rakyat yang mengharap bangsa ini akan lebih baik lagi dari presiden sebelumnya.

Pada saat itu, ucap Djafar, rakyat berharap besar kepada Jokowi sebagai pemimpin yang bisa mengendalikan kekuatan oligarki. Saat itu, Jokowi tampil dengan kesederhanaannya, sehingga mampu menggetarkan dan menghipnotis rakyat untuk memilih dia pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019.

Baca juga: Menilik Peluang Susi Pudjiastuti Jadi Cawapres Anies Baswedan!

Dengan kampanyeRevolusi Mental yang digaungkan oleh Jokowi, rakyat menaruh harapan besar kepadanya. Namun, beriringnya sang waktu, rakyat merasa kecewa karena kebijakan Jokowi ternyata lebih banyak yang pro kepada pemilik modal daripada untuk kepentingan rakyat banyak.

Djafar mengatakan kondisi saat ini sedang menuju ke arah pergantian presiden. Pelan-pelan sudah mulai terasa dan itu jangan dianggap hanya pepesan kosong oleh pemerintah. Jokowi bisa dimakzulkan akibat akumulasi kekecewaan rakyat yang sudah tidak terbendung lagi. Ini, bisa menjadi ancaman nyata buat Jokowi. Jokowi bisadijatuhkan di tengah jalan, hati-hati bisa terjadi revolusi.

Oleh karena itu, lanjut Djafar, untuk menghindari jangan sampaiterjadi dengan Anies Baswedan, permasalahan bakal cawapres sebaiknya di serahkan kepada Anies.Tetapi, kalau Anies tidak pandai menentukan dan merumuskan bakal cawapresnya itu, hati-hati bisa menjadi bumerang jika Anies terbukti masih menggunakan pola-pola lama politik transaksional.

Anies sudah menyalahkan prinsip yang seharusnya justru ditegakan, keadilan penegakan hukum, pemerataan tidak boleh ada diskrimiasisuku, agama dan ras (Sara) maka Anies bisa gagal pada Pemilu 2024. Rakyat akan mengalami kekecewaan yang sama di akhir pemerintahan Jokowi.

Jadi, kata Djafar, bisa gembos di tengah jalan. Artinya, Jokowi dan Anies, sama-sama gagal karena tidak mampu membendung derasnya politik transaksional yang merugikan negara dan menimbulkan kesengsaraan rakyat. Seperti yang terjadi saat ini, biaya pemilu sengaja diciptakan sangat mahal sehingga hanya orang yang punya uangyang bisa ikut Pemilu.

Baca juga: Sentil Pemerintah Soal Dugaan Ekspor Ilegal Bijih Nikel ke China, Susi: Sudah Biasa di Negeri Kita

Terjadi kecelakaan UU Pemiluyang sudah menentukanpresidential threshold(PT) alias ambang batas presiden sebesar 20 persen mempersempit demokrasi. Pasalnya, demokrasi hanya dimaknai secara prosedural dan mudah dimanfaatkan oleh oligarki.

Menurut Djafar, yang berhak memilih presiden mestinya rakyat. Namun, ketentuan PT membuat ada pemilihan dan pembatasan oleh elit partai politik, sebelum capres diusung.Yang milih presiden itu kan harusnya rakyat, tapi ini ada semacam pemilihan pembatasan dulu oleh elite.

Dia mengatakan adanya seleksi oleh partai politik ini membuat jumlah capres yang melenggang dalam Pilpres terbatas. Djafar menilai ketentuan ini membuat perhelatan Pilpres tidak adil, sehingga perlu dikoreksi.

Kadar demokrasi kita ini menurut saya penting untuk dikoreksi supaya benar-benar lebih banyak masyarakat yang punya akses, agar kita punya pilihan yang terbaik dalam Pilpres, hanya orang yang punya uang yang bisa ikut Pemilu.

Djafar mewanti-wanti Anies Baswedan agar jangan sampai terjebak dan dijebak untuk melakukan politik transaksional. Nasibnya, bisa sama dengan Jokowi,dianggap gagal membangun perubahan dan perbaikan bangsa ini. Makanya, bakalcawapres Anies Baswedan harus benar-benar bersih, kalau tidak bersih, Anies bisa gagal jadi presiden.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru