Rekam Jejak 'Sangar' Moeldoko yang Dibilang Mirip Preman oleh Rocky Gerung

Reporter : Eka Ratna Sari

Optika.id - Rocky Gerung menyebut Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai seorang preman setelah Moeldoko menyatakan kesiapannya untuk membela Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Rocky Gerung, respon Moeldoko terhadap orasi yang dianggap menghina tidak mencerminkan perilaku yang seharusnya dimiliki oleh seorang pejabat publik.

Baca juga: Diskualifikasi Prabowo, Rocky: Uji Kekuatan Jokowi Vs Rakyat

Dia (Moeldoko) marah juga, bilang, Saya akan pasang badan. Tentu jadi bertanya, Pak Moeldoko ini statusnya relawan? Karena bahasanya sama. Itu bukan bahasa dasar dari pejabat publik, kayak preman itu mau pasang badan, kritik Rocky dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Jumat (4/8/2023).

Rocky menekankan bahwa Moeldoko seharusnya menanggapi orasi tersebut dengan sikap tenang dan bijaksana. Penggunaan bahasa yang seperti preman menyebabkan penasaran terhadap perjalanan karier Moeldoko, dari latar belakang militer hingga menjadi Kepala Staf Presiden (KSP).

Rekam Jejak Moeldoko

Baca juga: Rocky Gerung Desak Anies-Ganjar Tolak Hasil Pemilu 2024, Jangan Tunggu Hasil Akhir!

Moeldoko, seorang lulusan terbaik dari Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1981 dan menerima penghargaan Adhi Makayasa, telah meniti karier yang cemerlang dalam dunia militer. Ia telah menduduki berbagai jabatan penting seperti Komandan Peleton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin, Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin, Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana Mayor, dan Perwira Operasi Kodim 1408/BS Ujungpandang.

Moeldoko juga telah menjabat sebagai Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela, Kasi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS, Komandan Yonif 201/Jaya Yudha, Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat, Sespri Wakasad, dan Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad. Ia juga telah menduduki jabatan penting lainnya seperti Komandan Brigif-1/Jaya Sakti, Asops Kasdam VI/Tanjungpura, Dirbindiklat Pussenif, Komandan Rindam VI/Tanjungpura, dan Komandan Korem 141/Toddopuli Watampone. Puncak karier militernya adalah ketika ia menjadi Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad dan Panglima Kodam XII/Tanjungpura, serta Panglima Kodam III/Siliwangi dan Wakil Gubernur Lemhannas.

Baca juga: Sebut DPR Diam, Rocky Gerung: Jokowi Kunci Anggaran untuk Menangkan Gibran dan Tutupi Skandal

Pada tahun 2013, Moeldoko meniti karier politik dan menjadi kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Ia bahkan menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina dalam partai tersebut periode 2016-2018. Selain itu, Moeldoko juga pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2017-2020.

Puncak karier politik Moeldoko adalah saat ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) pada tahun 2018 dan kembali menjabat sebagai KSP dalam Kabinet Indonesia Maju pada tahun 2019. Namun, pada tahun 2021, ia diangkat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang. Hal ini menimbulkan kontroversi karena dianggap melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari posisi ketum, dan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) tidak mengakui hasil KLB Demokrat Deli Serdang.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru