Optika.id - Selama beberapa tahun terakhir, hukuman mati, telah menjadi salah satu topik yang paling kontroversial di masyarakat. Jadi sebenarnya apasih yang membuat topik ini memicu sebuah perdebatan? Di satu sisi ada yang mengatakan bahwa hukuman mati ialah tindakan tidak manusiawi yang tidak pantas diterima siapa pun, sementara di sisi lain ada yang mengatakan bahwa mereka pantas mendapatkannya atas kejahatan luar biasa yang bahkan dapat berdampak buruk pada org lain yang tidak bersalah.
Baca juga: Dua Prajurit TNI Terluka Ditembak Israel
Seperti diketahui bahwa hukuman mati telah memecah belah pandangan di masyarakat, kebanyakan orang yang tidak setuju dengan legalisasi hukuman mati adalah orang-orang yang sangat percaya pada moral manusia. Ada beberapa cara yang dilakukan dalam pelaksanaan hukuman mati yang dianggap tidak manusiawi dan melanggar hak asasi manusia seperti pemenggalan kepala, electrocution, gantung mati, suntik mati dan tembak mati. Lantas, apa saja isu dan alasan mengapa masyarakat tidak setuju dengan legalisasi hukuman mati?
Menurut amnesty.org, banyak hal yang harus dipertimbangkan kembali terlebih dahulu sebelum mengeksekusi hukuman mati karena tidak dapat diubah dan kesalahan dapat terjadi. Karena eksekusi adalah hukuman terakhir yang tidak dapat ditarik kembali, risiko mengeksekusi orang yang tidak bersalah tidak akan pernah bisa dihilangkan. Sebagai contoh, semenjak tahun 1973 sudah ada lebih dari 184 narapidana telah dieksekusi atas dasar tidak bersalah.
Bobot hukuman mati dipikul oleh mereka yang memiliki latar belakang sosial ekonomi yang kurang beruntung atau termasuk ras, etnis atau agama minoritas. Berdasarkan sumber amnesty.org, hukuman mati dijatuhkan sebagai hukuman wajib untuk pelanggaran tertentu, yang berarti hakim tidak dapat mempertimbangkan keadaan kejahatan atau terdakwa sebelumnya. Selain itu, Ron Briggs, Mantan Pengawas Distrik IV El Dorado County di California, menyatakan hal berikut dalam artikelnya tanggal 7 Juli 2016 berjudul Hukuman Mati Merusak California, tersedia di sacbee.com:
Ini adalah pengeluaran yang ekstrim kepada pembayar pajak, tidak membuat komunitas kita lebih aman dan gagal memberikan keadilan yang dijanjikannya. Sejak inisiatif tersebut menjadi undang-undang, pembayar pajak California tanpa sadar telah menghabiskan lebih dari $5 miliar untuk mempertahankan hukuman mati yang sekarang menampung 747 penjahat yang dihukum. Selama ini, hanya 13 orang yang telah dihukum mati, dengan harga yang luar biasa $384 juta per eksekusi. Hal ini membuktikan bahwa hukuman mati juga merugikan pembayar pajak dan dapat mempengaruhi perekonomian negara, terutama yang sedang berkembang.
Di sisi lain, menurut berbagai sumber yang semuanya dirangkum dalam deathpenalty.procon.org, hukuman mati membantu mencegah jumlah kejahatan karena dapat mencegah penjahat lain melalui jalan yang sama setelah melihat konsekuensi dari melakukan kejahatan tertentu. Michael Summers, PhD, MBA, Profesor Ilmu Manajemen di Universitas Pepperdine, menulis dalam artikelnya tanggal 2 November 2007 Capital Punishment Works di Wall Street Journal: Penelitian terbaru kami menunjukkan bahwa setiap eksekusi yang dilakukan berkorelasi dengan sekitar 74 pembunuhan lebih sedikit pada tahun berikutnya. Tentu saja, itu bisa saja hanya kebetulan belaka, tetapi analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa setiap eksekusi tampaknya terkait dengan 71 pembunuhan lebih sedikit pada tahun eksekusi itu dilakukan.
Baca juga: Apa Arti Ceasefire dalam Perang Palestina dan Israel yang Tengah Memanas?
Poin selanjutnya didapatkan dari waylandstudentpress.com yang menyatakan bahwa hukuman mati harus dilanjutkan juga untuk mencegah peningkatan kejahatan. Tanpa hukuman mati, penjahat akan menjadi ceroboh dan tidak takut, dan mereka akan melakukan kejahatan yang mengerikan. Perlu adanya hukuman mati. Dan hal ini didukung oleh, Anne Marie Schubert, JD, Jaksa Wilayah Sacramento County, yang telah menyatakan hal berikut dalam artikelnya tanggal 20 Juli 2016 berjudul Sistem Hukuman Mati yang Patah di California Dapat Diperbaiki, tersedia di sacbee.com: Menurut pengalaman kami, sebagian besar para penyintas menginginkan 'keadilan' bagi para pembunuh anggota keluarga mereka. Apalagi, keluarga korban akan selalu dihantui momok bahwa seorang terpidana seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat tiba-tiba meminta pengurangan hukuman kepada gubernurseperti yang terjadi baru-baru ini dalam kasus seorang pembunuh Fresno yang menunggu 36 tahun dan mengajukan grasi. Selama seorang narapidana yang dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat hidup, gubernur dapat mengurangi hukuman dan seorang pembunuh dapat dibebaskan di jalanan. Adalah sangat salah untuk menyatakan bahwa hukuman mati secara meyakinkan terbukti tidak mencegah kejahatan. Pengalaman dan akal sehat memastikan efek jera.
Jadi, dari dua perspektif yang bertolak belakang, kita mungkin memiliki pemikiran yang campur aduk di sisi mana kita harus memilih, jadi mari kita uraikan lebih jauh kekuatan dan kelemahan masing-masing masalah. Kelemahan legalisasi hukuman mati adalah ia mendiskriminasikan hak asasi manusia untuk hidup, serta tidak bermanusiawi ataupun bermoral, serta beratnya konsekuensi ketika mereka mengeksekusi hukuman mati pada orang yang tidak bersalah. Ditambah lagi perekonomian negara yang dirugikan karena pembayar pajak yang terpengaruhi oleh hukum mati.
Sedangkan dampak positif dari legalisasi hukuman mati adalah untuk mengurangi tingkat kejahatan/kriminal secara terus terang karena dapat diambil sebagai peringatan bagi penjahat lainnya atas konsekuensi yang dapat dihadapi. Selain itu melegalkan hukuman mati akan memberikan suatu keadilan kepada para korban, serta merupakan proses yang relatif singkat kepada pidana tanpa menyiksa mereka secara terus menerus.
Baca juga: PBB: Bendera Kami Tak Mampu Lagi Lindungi Nyawa Warga Palestina
Berdasarkan data dan bukti yang telah dikumpulkan, meskipun kedua perspektif tersebut menggunakan argumentasi yang logis dan mendukung, masih banyak lagi argumentasi dan gagasan yang membatalkan argumentasi tentang legalisasi hukuman mati. Hal ini terlihat dari beberapa pasal yang menyatakan bahwa hukuman mati tidak menghalangi/mengurangi jumlah kejahatan yang telah dilakukan dan tidak ada bukti yang mutlak untuk mengetahui atau membuktikan bahwa tingkat kejahatan berkurang karena hukuman mati. Yang ternyata mencoret sebagian besar argumen untuk melegalkan hukuman mati karena tujuannya terutama untuk mengurangi tingkat kejahatan dan berfungsi sebagai peringatan bagi penjahat dan atau pembunuh.
Namun, saya harus menekankan bahwa hukuman mati bukanlah sesuatu yang mudah diberikan kepada semua orang. Parameter dan bobot kejahatan juga harus dipertimbangkan dalam pertimbangan terbaru dalam memberikan hukuman mati. Jadi, hukuman mati mungkin tidak sekejam kelihatannya seperti yang diberikan kepada orang-orang yang pantas menerimanya setelah mengambil dan atau menghancurkan hidup begitu banyak orang. Meski begitu, pada akhirnya saya percaya bahwa lebih baik tidak melegalkan hukuman mati atau hukuman mati lebih lanjut karena setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk menjadi orang yang lebih baik dan begitu hukuman mati dilakukan, itu tidak dapat dibatalkan dan kami mungkin baru saja kehilangan kesempatan kita untuk menyelamatkan orang lain di dunia ini.
Editor : Pahlevi