Optika, Solo - Universitas Sebelas Maret (UNS) kali ini menjadi sorotan publik, hal ini disebabkan karena meninggalnya salah satu mahasiswa UNS, yang sedang mengikuti diklat Resimen Mahasiswa (menwa).
Korban bernama Gilang Endi, mahasiswa semester 3, jurusan D4 kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Baca juga: Akar Masalah Struktural Hingga Kultural Perundungan Anak di Sekolah
Kegiatan diklat menwa tersebut dilaksanakan pada 23-31 oktober 2021, di kawasan Jurug Solo. Pada awalnya Gilang pamit berangkat pada 22/10, ia berangkat dalam kondisi yang sehat.
Namun tiba-tiba terdapat 2 mahasiswa yang datang ke rumah orang tua Gilang di Karangpandan, mereka mengajak orang tua korban untuk ke RSUD dr. Moewardi, Solo.
orang tua gilang sempat kesal dikarenakan mereka tidak memberikan penjelasan sedikitpun terkait kematian anaknya.
Sementara beberapa netizen Twitter di Indonesia, mengaku geram dengan adanya kejadian ini, mereka menganggap adanya faktor kekerasan dan juga senioritas yang terjadi.
Pakai kedok diksar untuk nyiksa adek tingkat, katanya membentuk mental, tapi malah nyiksa anak orang, sama ngerusak fisik abis - abisan. iya kalo fisiknya pulih, kalo permanen, siapa yang tanggung jawab? cuit @tokokelontonk pada akun tweetnya pada, Rabu (27/10/2021).
Udah bubarin aja itu menwa. tujuan awalnya emang baik, tapi kan ini gak ugent, karena kita juga udah punya militer yang melimpah. toh ya kita juga ga ada isu perang jadi kekuatan cadangan militer belum perlu," tulis @fazzarahmad
Kadang bingung sama senior - senior, kalo emang ospek atau kegiatan lainnya kan seharusnya mendidik, kalo pun ada kesalahan hukumannya mah bisa poin kurang atau push up dan semacamnya gitu, bukan malah main fisik, jadi kesannya kayak gak seimbang aja gitu, kalian ngerasa karena senior atau gimana sih, heran, komentar dari @nothilingspec
Ini yang seharusnya dilatih mentalnya seniornya sih, kalo dia kuat mental waktu diklat ga mungkin bales dendam ke juniornya, tulis @lalisaxydelili.
Wihh, orang tuanya susah ngelahirin, ngerawat dari kecil, nyekolahin sampe gede sampe masuk UNS dan sampe UNS terbunuh di tangan Menwa. woww, cuit @jt_youngg
Menwa UNS itu hanya sekumpulan cosplayer militer di lingkungan kampus, ungkap @notyourfriendzs
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menyebut kasus kematian mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo saat mengikuti Diklatsar Resimen Mahasiswa (Menwa) adalah kejadian memalukan.
"Yang jelas saya sangat menyayangkan kejadian seperti itu. Bikin malu," katanya saat ditemui di Kampus Akademi Bank Darah (Akbara) PMI Solo, Selasa (26/10/2021).
Baca juga: Centra Initiative: Jokowi Ubah Negara Hukum Menjadi Negara Kekuasaan
Gibran mengaku sudah berkoordinasi dengan Rektor UNS, Jamal Wiwoho terkait peristiwa tersebut. Ia masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan RSUD dr Moewardi bersama dokter forensik dari RS Bhayangkara Semarang.
Anak dari Presiden Jokowi ini juga mempercayakan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Dia yakin aparat akan mengusut kasus tersebut hingga tuntas.
"Kan sudah diurus sama Polres. Nanti kita tunggu saja hasil otopsinya seperti apa," katanya.
Gibran juga meminta agar pelatihan-pelatihan agar lebih hati-hati. Terutama kegiatan yang tak lepas dari ketahanan fisik.
"Jangan berlebihan lah. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi," katanya.
Sebelumnya, Gibran juga sempat meminta maaf melalui sebuah komentar di akun Instagram @soloinfo yang mengunggah berita dari detik.com soal meninggalnya mahasiswa UNS.
"Saya minta maaf ini salah saya," demikian tulisnya di kolom komentar.
Baca juga: Tentara Israel Sengaja Banjiri Terowongan Hamas Pakai Air Laut
Saat ditanya mengenai komentar tersebut, Gibran mengatakan dirinya merasa bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
"Kejadian apapun yang terjadi di Kota Solo itu tanggung jawab saya," katanya.
Seorang mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Gilang Endi Saputra, meninggal dunia setelah mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) di Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.
Polresta Surakarta saat ini tengah mengusut kasus tersebut dan masih menunggu hasil otopsi dari pihak rumah sakit untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.
Reporter: Mei Nurkholifah
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi