Pentingnya Pendidikan Seks di Lingkungan Sekolah

Reporter : Dave Rexton Panjaya

Optika.id - Tren perbincangan seputar pendidikan seksual di lembaga pendidikan tengah mencuat dan menjadi sorotan dalam ruang publik. Isu ini mengundang sejumlah pendapat yang beragam dari masyarakat, menimbulkan perpecahan dalam pandangan.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Jelang Nataru, Kemenkes: Masih Terkendali

Namun, di tengah kerumitan ini, ijinkanlah saya, seorang individu sederhana tanpa gelar ahli atau pengarang ternama, untuk berbicara tentang urgensi pendidikan seksual, namun dengan gaya penyampaian yang lebih mudah dicerna.

Sebelum mengulik lebih jauh, alangkah bijaknya bagi kita untuk memahami makna sebenarnya dari pendidikan seksual. Ini bukanlah sekadar membahas mengenai hubungan seksual semata, melainkan lebih mendalam lagi. Pendidikan ini merujuk pada pemahaman tentang tubuh kita serta interaksi antarpribadi.

Di era modern ini, Internet telah memberikan kita sebuah akses informasi begitu mudah, segala macam informasi dapat kita peroleh hanya dalam beberapa saat,tetapi tanpa pemahaman yang tepat, informasi tersebut malah dapat mempengaruhi pikiran kita

Lembaga pendidikan bukanlah semata tempat pengetahuan matematika dan sains ditanamkan dalam benak. Sejatinya, lembaga ini adalah wadah di mana kita belajar memahami segala aspek kehidupan. Pendidikan seksual mampu membantu kita memahami perubahan fisik yang terjadi saat memasuki masa remaja. Dengan pemahaman yang akurat, kita mampu menghadapi perubahan ini tanpa rasa takut atau kebingungan yang berlebihan.

Namun, tidak jarang ada pandangan yang berpendapat bahwa pendidikan seksual dapat berpotensi merugikan dalam perspektif tertentu. Beberapa alasan yang mungkin menjadi landasan pandangan ini adalah adanya kekhawatiran terkait dengan nilai-nilai agama dan moral.

Ada yang menganggap bahwa pengajaran seksualitas di sekolah dapat bertentangan dengan keyakinan atau norma-norma tradisional yang mereka anut. Selain itu, keprihatinan juga bisa muncul terkait usia dan kematangan.

Sebagian orang berpendapat bahwa anak-anak atau remaja mungkin belum siap secara emosional untuk menerima informasi seksual yang terperinci, dan bahwa ini bisa mengganggu perkembangan mereka. Perspektif ini juga mencerminkan kekhawatiran akan moralitas dan norma sosial. Sejumlah individu merasa bahwa membahas topik seksual di sekolah bisa mengikis norma-norma sosial dan moralitas yang ada.

Namun, pada kenyataannya, pendidikan seksual dapat diajarkan dengan tetap menghormati nilai-nilai dan kepercayaan yang kita anut. Ini bukanlah tentang menggantikan, melainkan tentang mengintegrasikan. Lebih jauh lagi, pendidikan seksual juga bisa menjadi ruang bagi dialog terbuka dan pemahaman terhadap pandangan yang beragam.

Baca juga: Target Penurunan HIV AIDS di Indonesia Masih Belum Optimal

Selain itu, mari kita refleksikan tentang bagaimana pendidikan seksual mampu memberikan manfaat besar dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Sepanjang hidup, kita akan berurusan dengan beragam individu, dan pemahaman tentang batasan, persetujuan, serta kemampuan berkomunikasi yang efektif memiliki peranan krusial dalam membangun hubungan yang sehat.

Meskipun saya bukan seorang ahli, namun saya percaya bahwa pendidikan seksual mampu membantu kita menghindari risiko-risiko yang berhubungan. Masa remaja adalah saat yang rentan terhadap risiko kehamilan usia dini, penularan penyakit menular seksual, dan berbagai masalah kesehatan reproduksi lainnya.

Dengan pemahaman yang akurat, kita dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan menjaga kesehatan kita dengan lebih baik.Tidak hanya itu, Dengan pemahaman yang baik, remaja dapat menghormati diri sendiri dan orang lain, serta memahami pentingnya persetujuan dalam hubungan.

Selain itu, pendidikan seksual juga dapat membangun komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak, serta menghilangkan stigma dan ketidakpastian seputar topik ini. Dengan memasukkan pendidikan seksual ke dalam kurikulum sekolah, kita dapat membantu generasi muda membangun hubungan yang sehat, memahami perubahan fisik dan emosional mereka, serta membuat keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab terkait seksualitas mereka.

Baca juga: Kemenkes Tegaskan Pneumonia China Tak Akan Jadi Pandemi Baru di Indonesia

Ketika saya membayangkan tentang pendidikan, dalam pikiran saya tergambar cahaya yang terang di tengah kegelapan. Pendidikan seksual, jika diajarkan dengan cara yang tepat dan terinformasi, memiliki potensi besar untuk membantu kita memahami diri sendiri dan orang lain lebih baik. Ini tidak hanya berkaitan dengan urusan seksualitas semata, tetapi juga tentang pemahaman dan penghargaan terhadap individu lain.

Inti dari persoalan ini adalah bahwa pendidikan seksual di dalam lingkungan pendidikan memiliki peran yang sungguh penting. Hal ini bukan tentang meruntuhkan nilai-nilai yang telah dianut atau mengajarkan hal-hal yang tidak pantas bagi para remaja.

Sebaliknya, pendidikan seksual adalah upaya untuk memberikan pemahaman yang benar dan membekali mereka dengan wawasan yang lebih matang dalam menghadapi berbagai situasi. Jika kita berambisi untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, maka kita harus memberi ruang untuk diskusi terbuka seputar pendidikan seksual.

Melalui upaya ini, kita akan mampu membentuk masyarakat yang lebih inklusif dan siap menghadapi berbagai tantangan yang akan datang.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru