Optika.id - Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau AMIN menjadi duet capres dan cawapres yang tepat pada Pilpres 2024. Duet ini menjadi momentum bersatunya kekuatan umat Islam dalam menata Indonesia menujubaldatun thayyibatun wa rabbun ghofur.
Baca juga: Trending di X, Ini Maksud Dari Cap Tasya Farasya Approved untuk Anies
Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Muhammad Chirzin mengatakan, duet AMIN ini menjadi momentum merukunkan umat Islam di Indonesia. Keduanya mempresentasi dua kekuatan besar, yakni Islam tradisional dan moderat.
Dalam sejarahnya, pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Muhammad Hasyim Asyari merupakan dua sosok tunggal guru, baik di Semarang, Surabaya, dan Mekah, jelasnya kepadawartawan melalui sambungan telepon, Sabtu, (9/9/2023).
Menurut dia, duet AMIN menjadi momentum untuk mengulang kebesaran sekaligus menyatukan dua ormas Islam terbesar di Indonesia. Sebenarnya keduanya tidak ada sekat karena pendirinya berasal dari guru yang sama.
Baca juga: Segelintir Elite Tak Peduli Isu Kekerasan Seksual, Anies Janji Akan Rubah Semuanya
Ketua Umum Forum Kerukunan Umat Bergama (FKUB) Kota Yogyakarta ini menyerukan warga Muhammdiyah dan NU serius mendukung AMIN. Teman-teman PKS berbesar hatilah untuk mendukung ini. Langkah baiknya bergandeng tangan, ini saat yang tepat, tegasnya.
Prof Chirzin juga berharap Front Persaudaraa Islam (FUI) juga turut mendukung pasangan AMIN ini. Duet Anies-Cak Imin ini membawa pesan umat Islam ada tanda-tanda bersatu. Mereka yang pro khilafah, jangan lempar batu sembunyi tangan. Ngapain ribut-ribut khilafah, bagi saya tidak produktif, ungkapnya.
Baca juga: Cak Imin: Indopol Tak Rilis Survei Itu Takut Bansos Warga Dicabut!
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Yogyakarta ini optimistis koalisi PKS, NasDem, dan PKB ini serius. Ketiga partai ini pasti menyadari, pasangan AMIN ini sangat ideal dari sisi kualitatif dan kuantitas.
Secara kualitatif bisa menyatukan umat Islam, secara kuantitatif atau elektoral, lebih berpeluang mendulang suara yang pasti lebih besar. Saya tidak meremehkan AHY, tapi AHY tidak punya akar kultural atau relijius di masyarakat, konstituen ya dari Partai Demokrat saja, ungkapnya.
Editor : Pahlevi