Koruptor Beri Kode Uang: Telur Asin, Kalender, Apel Malang, Apel Washington…

Reporter : optika
Untitled-1

Optika.id. Jakarta. Koruptor berusaha menyembunyikan perbuatannya, selalu membungkus rapat dengan berbagai macam kode. Kode itu seringkali situasional: bergantung tempat kejadiannya, waktunya, komunitasnya, dan besar kecilnya uang yang dimainkan.

Stepanus Robin Pattuju, misalnya, mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), saat beraksi menggunakan kode bengkel dan kunci pagar. Ajay Muhammad Priatna, Walikota nonaktif Cimahi, dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta mengatakan bahwa Pattuju memberi kode begkel dan kunci pagar.

Baca juga: Empat Orang Anggota DPRD Jatim Ditetapkan Tersangka Baru Oleh KPK, Siapakah Mereka?

Sebagai saksi atas perkara penyuapan Pattuju, Ajay menerangkan bahwa saat beraksi Pattuju memberi kode bengkel yang artinya agar uangnya dikirim ke hotel Tree House Suite. Bengkel adalah hotel Tree House Suite. Dan kode kunci pagar adalah agar Ajay setelah memberikan uang kemudian mengunci pintu kamar, urai Ajay secara daring Senin (25/10/2021)

Kalau di BAP saksi, istilah bengkel itu adalah hotel Tree House Suite, benar? tanya jaksa. Ajay lalu membenarkan keterangan yang dibacakan jaksa tersebut.

Iya Pak, benar, kata Pak Robin begitu, jawab Ajay. Dalam kesaksian Ajay, kode tersebut disampaikan Robin terkait penyerahan uang Rp 20 juta. Ajay menuturkan, selain meminta uang, mantan penyidik KPK dari Polri itu selalu menunjukkan berkas-berkas perkara yang diklaim sedang ditanganinya.

Beliau minta uang terus, sambil memperlihatkan berkas juga di sana sambil membawa ransel, tuturnya. Setelah uang diberikan, Robin juga menghubungi Ajay dengan kode kunci pagar.

Menurut Ajay, kode itu digunakan Robin untuk meminta dia segera mengunci pintu kamar tempat uang diletakkan.

Sebagaimana kita ketahui, Robin dan Maskur didakwa menerima uang Rp 11,5 miliar. Selain dari Ajay, suap itu diduga berasal dari mantan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin, mantan Bupati Kutai Kertanegara Rita Widyasari, mantan Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial dan Direkut PT Tenjo Jaya Usman Effendi

Kode Berbicara

Bahasa dan sandi korupsi sangat menarik jika dipahami dalam teori Philipsen. Menurut Philipsen ada 5 aspek kode berbicara: (1) kode budaya yaitu setiap budaya masyarakat mempunyai kode sendiri. Yang kedua adanya unsur kode berbicara yaitu ada unsur psikologi dan sosiologi setiap pembicaraan sehingga terjadi pola pemahaman atas komunitas tertentu.

Di samping itu ada aspek ketiga yaitu penapsiran kode berbicara dimana dalam suatu pembicaraan selalu ada interpretasi dan pemahaman dari interaksi atau komunikasi suatu komunitas sehingga melahirkan kode dan penapsiran satu sama lainnya.

Baca juga: Wakil Ketua KPK: Pemberantasan Korupsi Masih Gagal!

Sementara itu aspek keempat, adanya lokasi kode berbicara, merupakan tempat atau ruang tertentu dalam berbicara, dan (5) kekuatan kode berbicara dari komunitas tertentu sehingga kode bisa saling dipahami bersama.

Bahasa dan kode korupsi seringkali terjadi dalam suatu komunitas tertentu, ruang khusus dan terbatas, pola relasi saling berkepentingan, membangun pola pengkodean khusus, dan adanya saling memahami satu sama lainnya. Akibatnya kode yang diproduksi oleh komunitas korupsi adalah kode khusus, komunikasi khusus, dan saling difahami dengan kode khusus.

Menurut Sabir Laluhu, wartawan yang menulis tentang pola komunikasi dan kode korupsi, korupsi dianggap sebagai sebuah kejahatan terorganisir. Koruptor, menurut Sabir, membutuhkan mekanisme komunikasi yang hanya bisa dipahami oleh pihak-pihak yang terkait. Kode atau sandi itu digunakan hanya di kalangan mereka, secara khusus, yang sedang melakukan tindak pidana korupsi, tulis Sabir Laluhu (Sabir Lahulu, 2017: Metamorfosis Sandi Komunikasi Korupsi)

Kode Korupsi

Kode berbicara, berelasi, dan bersekongkol para koruptor sangat unik, khas, dan menggunakan berbagai idiom yang tidak dibayangkan orang lain. Menurut Sabir kodenya terus bermetamorfosis. Semakin banyak kasus korupsi semakin banyak pula kode atau sandi yang muncul. Berikut kode korupsi yang terungkap dalam berbagai kasus korupsi

Baca juga: Walikota Surabaya: Pemkot Terus Pegang Teguh Pencegahan Kasus Korupsi

Aribowo

Editor: Amrizal Pahlevi

[removed][removed]

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru