Bukan Mantan Pemain, Kini Dicky Firasat Justru Latih PSIS Semarang U-16

Reporter : optikaid
Bukan Mantan Pemain, Kini Dicky Firasat Justru Latih PSIS Semarang U-16

Optika, Semarang - Pecinta sepakbola pasti tidak asing dengan nama Dicky Firasat yang dahulu membela klub-klub Liga Indonesia. Seperti Persikabo, Persib Bandung, Persela Lamongan, Arema Indonesia, hingga terakhir Persijap Jepara. Namun uniknya kini ia justru mengabdi untuk tim PSIS Semarang U-16 sebagai pelatih, meski dulu tak pernah bermain untuk PSIS Semarang.

Selama mengarungi kompetisi Elite Pro Academy tahun ini, PSIS Semarang U-16 dibawah asuhannya berada di posisi empat klasemen grup C dengan raihan tujuh poin dari enam kali bermain, dua kali menang, satu kali imbang, dan tiga kali mengalami kekalahan. PSIS Semarang berada di bawah Persib Bandung sebagai pemuncak klasemen, Persita Tangerang dan Bhayangkara. Di bawahnya ada Persebaya dan Persela Lamongan.

Baca juga: Pertandingan Liga 1: Persija Vs Persib di GBK Ditunda Karena Ada Konser Musik Blackpink

" Pendapat saya gelaran EPA ini sungguh luar biasa, sangat mendidik bagi perkembangan sepakbola Indonesia, terutama di pembinaan usia dini, dengan adanya kompetisi seperti ini, untuk pembinaan usia dini mungkin lebih ke anak-anak ini ada pengalaman bertanding disana," kata Dicky, Rabu (27/10/2021).

Suka dukanya dalam melakukan seleksi pemain untuk tim PSIS Semarang U-16 yang akan bermain di kompetisi Elite Pro Academy, dirasakannya. Apalagi kondisi Indonesia dan dunia yang sedang mengalami pandemi Covid 19

" Yang pertama saya melihat anak-anak untuk bisa bergabung di PSIS mungkin hal utama adalah attitude mereka. Karena dengan attitude, mereka akan respek dengan apa yang menjadi keinginan dari seorang pelatih pasti bisa dijalankan. Kedua dari sisi teknis, dari segi fisik dan teknik," ungkapnya.

Dirinya juga menerangkan bagaimana persiapan timnya, dalam mengarungi kompetisi Elite Pro Academy.

" Seperti biasanya, saya juga belum bisa melihat kekuatan lawan secara keseluruhan. Namun, setelah saya observasi lebih lanjut, akhirnya saya mendapatkan suatu strategi," tuturnya.

Berbicara mengenai peta kekuatan di grup C sejauh ini, pria kelahiran Bandung 40 tahun silam itu mengatakan,"saya juga belum melihat ssjauh apa tim-tim di grup ini bermain, yang saya bisa lihat adalah yang sudah kami lawan sebelumnya. Sejauh ini saya masih mengobservasi semua tim, agar kami siap menghadapi mereka."

Tantangan terbesar dalam melatih klub usia muda, menurutnya adalah persiapan

Baca juga: Usai Tragedi Kanjuruhan, Penjualan Merchandise Arema Menurun Drastis

" Butuh waktu dua minggu saja untuk persiapan kami. Cukup banyak kesulitan, tapi alhamdulillah dengan kita jalani dengan sebuah program yang baik, anak-anak bisa bermain maksimal," imbuhnya.

Mengenai target PSIS Semarang U-16 di gelaran Elite Pro Academy tahun ini. 

" Kalau kita bicara mengenai target, secara pribadi, saya selalu menempatkan target tinggi. Saya juga di sini sebagai pembelajaran sebagai seorang pelatih dan juga anak-anak. Target semaksimal mungkin kita bisa meraih prestasi terbaik di kompetisi tahun ini," jelasnya.

Terakhir dia berharap pemainnya bisa terus memiliki karir sepakbola yang bagus dan menjadi atlet sepakbola profesional. 

"Tentu saja harapan saya tinggi kepada mereka, karena diajang ini mereka bisa menunjukan kemampuan terbaik sepak bolanya untuk memikat para pencari bakat untuk membela timnas Indonesia atau Garuda Select. Semoga mimpi mereka sebagai pemain profesional dapat terwujud," katanya.

Baca juga: Super Big Match: Persib Vs Persebaya, Siapakah Pemenangnya?

" Disepakbola semua berproses tidak ada yang instan, jangan hanya puas bermain di usia dini, karena target utama adalah bukan dari kelompok usia dini, tetapi bagaimana nanti mereka bisa bsrsaing di level top liga, dan bagaimana anak-anak ke depannya bisa bermain di Liga 1 atau bahkan di klub luar negeri sekalipun," pungkasnya.

Reporter: Denny Setiawan

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru