Muncul Virus Nipah, Bakal Jadi Pandemi Jilid Dua?

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Negara bagian Kerala, India melaporkan adanya kasus virus Nipah yang muncul di wilayah tersebut. Virus ini bahkan mendapatkan atensi dari dunia lantaran mengakibatkan kerugian nyawa karenanya.

Baca juga: Deteksi Wabah di Indonesia Lemah, Masyarakat Diminta Tetap Waspada Risiko Virus Nipah

Angka kematian yang diakibatkan oleh virus Nipah ini menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) cukup tinggi yakni 40 hingga 70%. Data tersebut kemudian menunjukkan urgensi akan adanya pencegahan agar kejadian seperti pandemi Covid-19 tidak terulang kembali.

Untuk diketahui, virus Nipah tergolong virus zoonosis yakni virus yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus ini ditemukan pertama kali pada tahun 1998 di Kampung Sungai Nipah di Negara Bagian Negeri Sembilan, Malaysia.

Penularannya biasanya terjadi melalui kontak langsung dengan hewan-hewan yang berfungsi sebagai reservoir alami virus ini seperti kelelawar buah. Adapun kasus infeksi manusia oleh virus Nipah ini sering dimulai dengan gejala yang mirip dengan flu misalnya batuk, sakit kepala, demam, dan mual. Namun, pada tingkat tertentu bisa berkembang menjadi penyakit pernapasan yang parah dan memengaruhi sistem saraf serta berotensi mengancam jiwa penderitanya.

Lantas, apakah virus Nipah dapat berisiko masuk ke Indonesia?

Baca juga: Siaga Hadapi Ancaman Pandemi di Masa Depan

Kendati WHO telah mengidentifikasi virus Nipah sebagai salah satu dari 10 penyakit yang berpotensi menjadi pandemic, namun Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai bahwa virus ini secara umum tidak sebesar virus Covid-19, MERS dan SARS.

"Virus Nipah merupakanzoonotic diseasesyakni penyakit-penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Karena virus ini pertama ditemukan di Malaysia, Singapura di mana alamnya tidak berbeda dengan Indonesia, yang kelelawarnya juga pun ada di sini," ujar Dicky Budiman, Rabu (27/9/2023).

Lebih lanjut, selain karena Indonesia mempunyai bentang alam yang luas, masyarakat juga hidup berdampingan dengan alam. Bahkan, meski masyarakat hidup di perkotaan sekalipun, di Indonesia peternakannya masih belum tertata dengan baik.

Baca juga: Kesenjangan Belajar Siswa Indonesia Diakibatkan Kerentanan Berlapis, Apa Solusinya?

Meskipun virus ini belum terdeteksi masuk ke tanah air, imbuh Dicky, penting bagi masyarakat untuk selalu waspada serta siaga dengan menerapkan prinsip one health yang mana prinsip ini mengedepankan keharmonisan dalam program nyata di bidang kesehatan manusia, kesehatan hewan dan lingkungan.

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi potensi risiko penularan penyakit antar manusia, hewan dan lingkungan. Hal tersebut juga diharapkan untuk menjaga kesehatan masyarakat dan ekosistem secara keseluruhan.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru