Segera Tobat! Kecanduan Judi Bisa Menurun Kepada Anak Secara Genetik

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Fenomena judi online belakangan ini memang menjadi pemasalahan yang cukup serius. Apalagi, dengan kemudahan teknologi yang membuat banyaknya situs judi online berseliweran di gawai-gawai para penggunanya seolah menggoda orang untuk terjerumus dalam lingkaran setan itu.

Ironisnya, ada sejumlah public figure yang diduga turut mempromosikan situs-situs judi online itu. Faktanya, tidak sedikit masyarakat yang terjebak dalam jerat judi online.

Baca juga: TB Hasanuddin Soroti Dugaan Keterlibatan ASN Kemenkomdigi dalam Kasus Judi Online

Padahal, dampak judi online ini begitu destruktif tak hanya pada mereka yang secara langsung ikut dalam permainan judi, melainkan pihak lain juga seperti keluarga atau orang-orang terdekat. Tak hanya itu, kecanduan judi apabila dilihat dari kacamata psikologi pun bisa berdampak pada keturunan atau anak.

Menurut Spesialis Kedokteran Jiwa, Kristiana Siste Kurniasanti, kecenderungan seseorang melakukan judi online juga bisa menurun kepada keturunan pelakunya secara genetic.

"Itu bisa menurun, dan memiliki kontribusi terhadap seseorang untuk melakukan hal yang sama daripada yang tidak memiliki faktor genetik," kata Kristiana dalam keterangannya, dikutip Optika.id, Kamis (19/10/2023).

Penurunan sifat kecanduan judi kepada keturunan ini menurut Kristiana diakibatkan oleh berkurangnya hormone dopamine yang merupakan senyawa kimia dalam otak yang dapat meningkatkan suasana hati secara internal.

Baca juga: Pakar: Negara Literasi Rendah Jadi Sasaran Judi Online

Alhasil, hal tersebut mempengaruhi keturunan secara genetik sehingga keturunan yang dihasilkan juga memiliki kecenderungan melakukan hal serupa yang dilakukan oleh orang tuanya.

"Orang yang kecanduan judi memiliki dopamin yang kurang secara internal, ini diturunkan juga (kepada keturunannya), sehingga keturunannya mencari dopamin eksternal lewat game dan judi," ujar nya

Menurut perempuan yang menjabat sebagai Kepala Divisi Psikiatri Adiksi Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu judi sudah termasuk ke dalam adiksi yang setingkat dengan orang yang kecanduan obat-obatan terlarang alias narkotika. Sehingga, seseorang yang hobi dan aktivitas sehari-harinya hanya berjudi akan melakukan kegiatan tersebut untuk memenuhi kekurangan dopaminnya.

Baca juga: PPATK Sebut Anak-anak di Jawa Barat Terpapar Judi Online Hingga Transaksi 49M

"Bisa saja makan cokelat untuk menambah dopamin, tapi orang yang terbiasa berjudi perlu makan se-gentong untuk sama seperti dopamin yang dihasilkan oleh orang yang bermain judi," imbuh Kristiana.

Tak hanya berasal dari faktor genetic saja, judi online dapat dipicu oleh sejumlah kerentanan psikis misalnya anti sosial, mudah bosan, mudah cemas, mudah depresi, impulsive dan memiliki emosi yang tidak stabil.

Maka dari itu dia menegaskan agar keluarga maupun kerabat terdekat untuk selalu mengawasi dan memantau anggota keluarganya dari bahaya adiksi judi ini karena dampaknya yang sangat destruktif dan susah untuk disembuhkan. Kemudian, dia menyarankan agar anggota keluarga yang kecanduan judi segera dibawa ke psikiater untuk ditangani ahlinya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru