Optika.id - Debat Cawapres yang digelar oleh KPU pada Jumat, (22/12/2023) kian meramaikan publik. Isu apa saja yang seharusnya muncul tapi tidak muncul, dan apakah debat ini bisa mempengaruhi pilihan orang-orang yang belum menentukan pilihan.
Sebelumnya, publik sudah mendengar debat Capres pada minggu lalu. Cak Imin, memperkenalkan Slepetnomics. Tentu saja istilah ini sangat asing karena memang baru pertama kali ini diucapkan Cak Imin.
Baca juga: Anies Punya Modal Cukup untuk Kembali Memimpin Kota Jakarta!
"Sudah menjadi bagian dari budaya untuk berpikir kritis dan memberikan kontribusi. Jadi, suara rakyat itu penting sebagai ajang literasi, mendiskusikan topik yang sangat relevan. Syukur memberikan kontribusi sebagai perbaikan solusi," kata Wiwiek kepada Optika.id, Minggu, (24/12/2023).
Diskusi malam ini digelar melalui akun YouTube Forum Guru Besar Insan Cita, selain membahas plus minus debat Cawapres, juga membahas mengenai bagaimana dinamika Pilpres dan apa saja yang disiapkan menjelang debat-debat selanjutnya.
"Debat ini seperti negara Indonesia, memang debat memberikan kejelasan, tapi bagaimana visi misi itu dilakukan. Apa target dari visi misi itu, seperti singkatan itu nggak relevan. Harus diikuti dan diberitahukan secara jelas. Tidak boleh menggantung.
Baca juga: Peneliti BRIN: Pilgub Jakarta Masih Sangat Cair Sampai Kini!
Wiwik menambahkan, masyarakat luas, educated, menengah dan menengah kebawah harus sering dikunjungi bahwa memang isu-isu diatas memang kritis tetapi harus diangkat.
"Kualitas apa yang dijelaskan akan timoang, jadi harusnya memang ala Indonesia karena diintrusi yang seharusnya bernama dialog bukan debat. Masuk akaal ga orang ini ngomong," ujarnya lagi.
Baca juga: Siti Zuhro: Dukungan untuk Kaesang Sudah Bagus, Tapi Tak Punya Prestasi
Selain itu, Siti menyoroti Anies yang membela Cak Imin, baginya pertanyaan yang dilontarkan Gibran itu sengaja ditanyakan dan memang sebelumnya sudah disiapkan.
"Seharusnya pertanyaan singkatan itu tidak muncul, wong Gibran juga gabisa baca singkatan dengan Bahasa Inggris," pungkasnya.
Editor : Pahlevi