Optika.id - Rocky Gerung, pengamat politik, memperingatkan adanya upaya rekayasa Pilpres 2024 agar terjadi satu putaran.
Ia menilai, upaya tersebut dilakukan untuk memuluskan kemenangan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: Tak Terima Disindir, Hotman Paris Hutapea Tantang Rocky Gerung Tinju!
Melalui Kanal Youtubenya Rocky Gerung mengatakan, upaya rekayasa tersebut terlihat dari pernyataan sejumlah pihak yang memprediksi kemenangan satu putaran.
Ia menyebut, pernyataan tersebut tidak masuk akal secara akademis.
Kalau sudah 50%, itu artinya menang di separuh dari 34 provinsi Indonesia dan setiap provinsi mesti punya suara 20%. Itu secara hukum berpikir metodologis itu kurang masuk akal, ujar Rocky Gerung, pada Selasa (26/12/2023).
Rocky Gerung juga menyoroti penampilan Gibran Rakabuming Raka dalam debat capres-cawapres yang digelar pada 14 Desember 2023.
Baca juga: Diskualifikasi Prabowo, Rocky: Uji Kekuatan Jokowi Vs Rakyat
Ia menilai, penampilan Gibran yang dianggap cemerlang tersebut merupakan hasil rekayasa.
Setelah debat, Gibran mendapat defisit atau sentimen negatif yang luar biasa di kalangan para netizen. Ini pasti pengaruhnya juga terhadap perpindahan pemilih, ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai, upaya rekayasa Pilpres 2024 tersebut berbahaya karena dapat melegitimasi kemenangan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang tidak berdasarkan legitimasi suara rakyat.
Baca juga: Terungkap! Kubu yang Paling Banyak Menawarkan Serangan Fajar ke Pemilih: Paslon 2 dan 3
Rocky Gerung memperingatkan adanya upaya rekayasa Pilpres 2024 agar terjadi satu putaran. Ia menilai, upaya tersebut dilakukan untuk memuluskan kemenangan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Rocky Gerung juga menyoroti penampilan Gibran Rakabuming Raka dalam debat capres-cawapres yang dianggap cemerlang namun merupakan hasil rekayasa.
Ia menilai, upaya rekayasa Pilpres 2024 tersebut berbahaya karena dapat melegitimasi kemenangan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang tidak berdasarkan legitimasi suara rakyat.
Editor : Pahlevi