Optika.id - Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, Sukadiono memberikan sambutan dalam acara kolaborasi berjudul "Sinergisitas Kampus dan Polri mewujudkan Pemilu 2024 yang Damai dan Berinstegritas" bersama Kapolda Jatim, Irjen. Pol. Drs. Imam Sugianto, M.Si di Aula At-Tauhid Tower Lt 13, Kamis, (18/1/2024).
"Karena implementasi ini ketika ada kuliah tamu sinergisitas kampus dan polri mewujudkan pemilu 2024 yang damai dan berintegritas. Merasa capek melihat WA dan melihat media sosial belum tentu informasi itu benar, pandai pandai memilah dan memilih mana konten yang bisa mengedukasi kita bukan konten yang menimbulkan prasangka. Tidak ingin seperti itu, ingin damai siapapun yang menang kita serahkan semua kepada Allah," kata Sukadiono dalam sambutannya.
Baca juga: 112 Tahun Muhammadiyah dan Harapan Masyarakat
Seluruh civitas akademika UM Surabaya baik tenaga kependidikan, mahasiswa luar biasa yang hadir ada sebanyak 600-an untuk mengikuti kuliah tamu. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim itu juga mensupport program polri untuk mewujudkan pemilu damai.
Tidak lupa, Suko (sapaan akrab Rektor UM Surabaya, red) mengucapkan terimakasih dalam akhir sambutannya kepada Bapak Kapolda yang bersedia hadir mengisi kuliah umum.
"Kita pahami bersama bahwa pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat memilih presiden dan wakil presiden, DPR, DPRD tingkat satu dan dua dilaksanakan jujur adil. Berdasarkan pancasila dan UUD 1945, setiap diselenggarakan pesta demokrasi ada indikator yang disusun dalam rangka suksesnya pelaksanaan pemilu itu aman dan lancar," ujar Kapolda Jatim dalam pemaparannya, Kamis, (18/1/2024).
Partisipasi pemilih yang tinggi, tidak adanya konflik dan pemerintahan pelayanan masyarakat berjalan tanpa adanya gangguan. Perlu diingat, bahwa pelaksanaan pemilu akan sukses dari empat hal ini jika didapati dalam pelaksanaan.
"Sebagaimana diatur dalam UU No. 2 khususnya nomor 7 tentang pemilu. bahwa Kepolisian sebagai institusi diberi kewenangan mengawasan pemilu serentak. Tentunya polri sebagai alat negara bertanggungjawab senantiasa mencari stabilitas selama pemilu berjalan. Bagaimana polri mengatasi aspek keamanan dan masuk sampai sektor bawah, menyelaraskan semua kegiatan yang berkorelasi dengan pemilu sendiri," terang Imam.
Polda Jatim sebelumnya telah menyusun beberapa langkah, pemetaan kerawanan pemilu. Hal sebagai wujud rangka menentukan pola tindak, pola cara bertindak dan berpikir supaya bisa merumuskan bagaimana mengantisipasi kerawanan iyu tidak muncul sebagai gangguan, seperti mengganggu sendi kehidupan dan kelancaran pelaksanaan pemilu itu sendiri.
"Di Jatim sudah dipetakan dari 38 Kabupaten Kota ada 8 status yang aman, ada indikator yang sudah dirumuskan. Hasilnya dari 38 kota itu 8 aman, 25 status rawan, dan 5 sangat rawan," tambahnya.
Baca juga: Khofifah: Muhammadiyah adalah Pilar Kemajuan Bangsa dan Kemanusiaan
"Madura sangat rawan, titip banget ayo berhati hati pada saat pelaksanaan pemilu nanti, bangkalan pamekasan sumenep, pasuruan. Kegiatan kita melibatkan masyarakat memberikan komitmen terhadap potensi kerawanan, mudah mudahan kerawanan ini akan mengecil sehingga madura bisa menjadi daerah aman," jelasnya dengan sedikit candaan.
Maka dari itu, Polda Jatim terus menekankan sosialisasi kepada Generasi Milenial dan Generasi Z untuk tanggal 14 Februari secara masif disukseskan serta mendatangi TPS untuk salurkan satu suara tingkat partisipasi masyarakat agar bisa mencapai angka lebih dari 81 persen.
"Hadirin dan bapak ibu sekalian mencegah adanya konflik khususnya di Jawa Timur polda jatim mendapatkan instruksi menyelenggarakan institusi, kegiatan tengah masyarakat, komunikasi melalui pembinaan, penyuluhan terhadap masyarakat terkait dengan materi pemilu aman, titip gus gus pondok pesantren, kunjungan tokoh agama masyarakat macam-macam, ini semua dilakukan dalam rangka menyampaikan pesan, kita jogo jawa timur, bersaing sehat, tidak usah bertentangan lagi," ucapnya.
Nantinya, tambah Imam, siapapun pemenangnya harus diakui dengan gentle. "Supaya pasca penyelenggaraan nanti betul betul adem sehingga bisa melanjutkan hidup berbangsa dan bernegara, ini sangat penting karena polri adalah salah satu pilar melaksanakan keberlangsungan," tegasnya.
Baca juga: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza, Ini Tanggapan Muhammadiyah
Ia mengatakan, Polri juga menerima arahan dari markas besar ada 14 larangan dan 3 Imbauan, berperilaku netral setiap pelaksanaan pemilu itu sendiri.
Sebelum mengakhiri kegiatan kuliah tamu. Mengingat kampanye kurang 22 terakhir, wujud sosialisasi secara bersama-sama sukseskan pemilu 2024 nanti ada beberapa hal yang ingin disampaiakan dalam gelaran pemilu untuk menyatukan persepsi guna mewujudkan pemilu damai dan berintegritas.
Dalam akhir pemaparannya, Kapolda memberikan poin-poin peran penting Kampus dan Polri di tengah bergulirnya Pemilu. Pertama, memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa persatuan dan kesatuan bangsa merupakan hal yang utama. Kedua, memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang pentingnya pemilu bagi perjalanan bangsa ke depan. Ketiga, membantu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemilu sehingga menjadikan masukan untuk polri sebagai pelaksanaan pemilu mendatang.
"Kemudian, turut berkontribusi dalam memberikan pandangan hukum melalui gakkumdu terkait tindak pidana pemilu. Berikutnya, memerangi hoax, isu SARA, dan isu lain yang merusak identitas bangsa. Terakhir, turut mengajak pemilih muda agar menggunakan hak pilihnya dengan datang ke TPS untuk melakukan pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024," pungkas Kapolda Jatim, Imam Sugianto menutup paparan Kuliah Umum itu.
Editor : Pahlevi