Pengamat: Bansos untuk Menangkan Calon adalah Moral Hazard

Reporter : Danny

Jakarta (optika.id) - Pengamat ekonomi politik Rudi Wirawan Rusli menyatakan, para penyelengaraan kekuasaan yang menggunakan dana pelindungan sosial atau dikenal dengan dana Bantuan Sosial (Bansos) untuk kepentingan capres dan partai tertentu sudah tidak punya rasa malu. Mereka terang-terangan sudah melanggar moral (moral hazard) yang hina.

Dia menyatakan hal itu, Kamis 1 Febriari 2024 menanggapi berita bahwa ada fakta Bansos digunakan untuk mendukung capres nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Malah ada beberapa menteri secara sengaja menyesatkan masyarakat bahwa Bansos itu berasal dari Jokowi. Itu pembohongan publik kata Alumni Fakultas ekonomi Unibraw Malang itu.

Dikatakannya, publik tahu bahwa dana  program perlindungan sosial (perlinsos)  yang meningkat tajam dalam APBN tahun 2024 dan kemudian distribusinya dipercepat itu dalam masa kampanye ini, sangat mengherankan.

Apalagi dilihat dengan kenyataan di lapangan banyak sekali bantuan itu diberikan oleh pejabat yang merangkap menjadi petinggi partai politik. Sebaliknya, Mensos tidak terlibat dalam bagi-bagi bantuan itu. Ini seharusnya tupoksi Mensos tetapi kenapa menteri lain yang berperan? Bahkan Jokowi juga terlihat sangat aktif membagi.

Dari APBN

Rudi Wirawan Rusli merasa aneh. Dari beberapa berita disebutkan itu Bansos dari Presiden Jokowi. Padahal, Menkeu Sri Mulyani sendiri menyebutkan bahwa Bansos itu dibahas dalam rapat DPR RI di mana semua fraksi menyetujuinya.

Menkeu, tambahnya, bahkan meminta seluruh partai untuk menyatakan kepada pendukung mereka bahwa dana Bansos itu milik bersama bukan milik partai pendukung pemerintah saja.

Jadi itu jelas dana APBN. Berarti uang rakyat untuk seluruh rakyat. Bukan uang pribadi seseorang atau Paslon tertentu. Jadi memang patut diduga ada kecenderungan penyalahgunaan dana Bansos yang merupakan dana perlindungan sosiai itu untuk kepentingan pihak-pihak tertentu, kata Rudi peraih gelar Master dari Lincoln University AS itu.

Dia berpendapat Indonesia ini sudah mundur peradabannya. Oknum pemerintah, bahkan di level paling tinggi sudah tidak ada adab lagi.

Mungkin karena ambisi bercampur panik sehingga tidak ada lagi rasa malu. Saya ingat mereka yang sedang berada dalam kekuasaan sekarang ini untuk bertobatlah, kata caleg PKS untuk DPR RI dari Dapil Sumbar-2 itu.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru