Bakar Ban di Depan Balai Kota, Mahasiswa Solo Raya Tolak Jokowi dan Gibran

Reporter : Eka Ratna Sari

Surakarta (optika.id) - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Solo Raya (Sodara) menggelar aksi demo di depan Balai Kota Solo, tempat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berkantor. Mereka menolak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran yang dianggap telah membuat kegaduhan dan merusak konstitusi dalam Pemilu 2024.

Aksi demo yang dilakukan pada Kamis (8/2/2024) ini diawali dengan long march dari Benteng Vastenburg ke Balai Kota Solo. Akibat aksi itu, jalan Jenderal Sudirman dari selatan ke utara macet parah. Hanya ada satu lajur yang dapat digunakan.

Baca juga: Jokowi Tolak ke Jawa Timur Usai Ada Rancangan Demo Mahasiswa

Mahasiswa membawa berbagai spanduk dalam aksi tersebut, yang bertuliskan REFORMASI DIKEBIRI, SELAMATKAN INDONESIA, dan sebagainya. Mereka juga meneriakkan Jokowi mundur. Selain itu, mereka juga membakar ban di tengah-tengah aksi. Aparat kepolisian langsung memadamkan api yang membakar ban tersebut.

Aksi demo juga disertai dengan teatrikal yang menceritakan tentang nepotisme Jokowi dan Gibran. Dalam teatrikal itu, Gibran meminta bantuan Jokowi agar mendapatkan jabatan cawapres lewat jalur Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca juga: Pasar Bandeng Gresik: Mahasiswa PMM UMG Terjun ke Warisan Budaya Lokal

Aksi demo berakhir sekitar pukul 17.15 WIB, bersamaan dengan hujan deras. Koordinator aksi, Fierdha Abdullah Ali, mengatakan bahwa aksi demo ini merupakan respons atas aksi demo yang ditemui Gibran di depan Balai Kota Solo pada Selasa (6/2/2024) lalu.

Fierdha mengatakan bahwa aksi demo yang ditemui Gibran itu adalah aksi gimmick yang mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Ia mengatakan bahwa aksi itu sangat tidak bijak dan merusak gerakan mahasiswa.

Baca juga: Kesempatan Emas, Bank BSI Buka Lowongan Magang, Lulusan SMA sampai S1 Bisa Daftar!

Kami melihat mereka (AMSR-UKB) justru condong mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran. Itu aksi gimmick, kata Fierdha.

Fierdha juga mengatakan bahwa aksi demo ini adalah aksi keprihatinan atas rusaknya demokrasi di Indonesia. Ia mengatakan bahwa mahasiswa di Solo Raya tidak terkotakkan ke satu paslon, tetapi tetap independen. Ia mengatakan bahwa mahasiswa berharap demokrasi di Indonesia berjalan dengan damai dan menghasilkan pemerintahan yang adil, bersih, jujur, dan makmur.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru