Gangguan Mental Ini Paling Banyak Dialami Usai Pemilu

Reporter : Uswatun Hasanah

Surabaya (optika.id) - Masyarakat belakangan ini semakin sadar dengan pentingnya menjaga kesehatan mental, khususnya di masa-masa pemilihan umum (pemilu) baik pra maupun pasca pemilu seperti sekarang ini.

Hal tersebut disampaikan oleh dokter spesialis kedokteran jiwa RS Pondok Indah, Ashwin Kandouw dalam keterangannya. Dia menjelaskan jika situasi pemilu saat ini bisa memicu terjadinya gangguan mental di masyarakat. Tidak hanya terbatas pada kandidat yang mencalonkan diri, tetapi juga untuk anggota partai dan para pendukung dari calon maupun partai tersebut.

Baca juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

"Semua orang rentan dan dapat terdampak gangguan mental pasca pemilu kalau mereka tidak siap mental jika calon yang didukungnya kalah," ungkap Ashwin dalam keterangannya, Rabu (21/2/2024).

Lebih lanjut, sebenarnya gangguan mental apa saja yang dialami oleh masyarakat usai pemilu seperti saat ini? Ini ragam gangguan mental yang mungkin terjadi usai pemilu dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024:

Stres

Stress adalah kondisi seseorang tidak bisa menghadapi tekanan dan menderita. Kondisi ini bisa membuat tubuh melepaskan hormone kortisol dan adrenalin. Hal ini akhirnya membuat tekanan darah dan detak jantung meningkat, otot menjadi tegang, serta pernapasan menjadi lebih cepat dari biasanya.

Tentunya gejala stress sendiri beragam. Mulai dari frustasi, mudah marah, takut, merasa tidak berguna, mengalami gangguan tidur, cemas, dan lain sebagainya. Dalam jangka waktu lama, stress bisa membahayakan kesehatan mental dan fisik. Bahkan, stress juga bisa menimbulkan banyak beberapa penyakit seperti stroke, diabetes, penyakit jantung, hingga hipertensi.

Gangguan Kecemasan

Salah satu kesehatan mental yang bisa mengakibatkan ketidakmampuan seseorang untuk beraktivitas sehari-hari adalah gangguan kecemasan. Ashwin menyebut jika gangguan kecemasan pasca pemilu ini bisa timbul dari stress berkepanjangan dan tidak diatasi dengan baik.

Seseorang bisa merasa cemas berlebihan, merasa ketakutan dan memiliki gejala fisik seperti kenaikan denyut jantung dan otot yang menegang jika mengalami gangguan kecemasan ini.

Baca juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim

"Gangguan cemas juga perasaan khawatir terhadap sesuatu di masa depan. Semisal, jika kandidat tersebut kalah, ia merasa khawatir karena memiliki tanggung jawab finansial yang harus dipenuhi dan rasa malu karena mengalami kekalahan, dan ini perlu diatasi agar tidak semakin parah dan menjadi depresi," tutur Ashwin.
 
Depresi

Lebih lanjut, depresi merupakan gangguan mental yang berkaitan dengan suasana hati atau mood di mana seseorang mengalami sedih berkepanjangan.

Alhasil, seseorang mulai mengalami kehilangan kesenangan, penurunan konsentrasi dan tenaga, perubahan pola tidur, perubahan nafsu makan seperti less atau over eating, penurunan kepercayaan diri, memiliki kecenderungan menarik diri dari masyarakat, ragu dalam mengambil keputusan, hingga mempunyai pikiran melukai diri sendiri dan mengakhiri hidup.

Apabila seseorang mengalami gangguan kecemasan yang tidak diatasi, maka depresi bisa berkembang makin buruk. Untuk mengatasinya, orang yang depresi membutuhkan bantuan professional agar bisa pulih.

Psikosis

Baca juga: 100 Guru Besar UGM Nyatakan Sikap, Ingin KPU Jaga Marwah Jelang Pilkada

Terakhir, ada psikosis yang merupakan kondisi seseorang sulit untuk membedakan kenyataan dan imajinasi. Psikosis ini bisa membuat seseorang tidak bisa menilai realitas yang ada seperti waham dan berhalusinasi di kehidupannya sehari-hari. Misalnya, mereka mengaku-ngaku menang padahal telah kalah.

Adapun menurut Ashwin kondisi ini membahayakan dan membutuhkan pertolongan tenaga professional untuk bisa sembuh. Penyembuhan ini tergantung pada individu itu sendiri berapa lama mereka menunjukkan progresnya. Psikosis ini juga bisa terjadi dari gangguan kecemasan, stress, hingga depresi yang tak kunjung ditangani.

Oleh sebab itu, dirinya menyarankan agar masyarakat mempersiapkan diri mereka dengan baik agar tidak mengalami gangguan mental seperti yang telah disebutkan. Masyarakat juga diminta untuk bersiap dan bersikap legowo untuk menang, atau pun kalah. Dengan begitu, diharapkan gangguan mental pasca pemilu bisa dicegah bahkan dihindari.

"Makanya semua orang harus siapkan diri untuk menang atau kalah, jadi pas kontestasi harus sisakan satu ruang yang kalau tidak menang ya sadari itu bukan akhir dari segalanya. Kalau siap menang, tetapi juga harus siap menerima kekalahan," kata Ashwin.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru