Surabaya (optika.id) - Ratusan pasien dari Rumah Sakit Unair Surabaya terpaksa dievakuasi dari ruang rawat inap imbas Gempa yang terjadi di Tuban. Tenda darurat milik BPBD itu untuk pasien dan menjalani perawatan lanjutan.
Tampak di RS Unair, sebagian pasien RS masih beratap langit malam yang gelap. Para nakes juga mulai dari perawat hingga dokter tampak sibuk mengurusi pasien-pasien.
Baca juga: The Awards Asia 2023 Kategorikan Rumah Sakit Terapung Unair Sebagai Salah Satu Nominasi
Dari kejauhan, selang infus bergelantungan. Tabung-tabung oksigen berdiri di beberapa titik. Manajer Penunjang RS Unair Surabaya Nur Cahyo mengatakan, saat ini, ada 612 pasien yang dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Keberhasilan Rumah Sakit Universitas Airlangga Menghadapi Kompleksitas Lingkungan
Pasien ini memang kami atasi terkait keselamatan, kemudian kami kenali risikonya pasien. Memang ada tingkat bermacam-macam. Ada darurat sekali, yang ICU dan pasang inkubator, dan juga ada kedaruratan menengah, dan juga ada pasien anak, jelas Nur di RS Unair Surabaya.
Untuk pasien di ICU, disiapkan di ruang IGD. Untuk pasien menengah disiapkan di lobi. Tapi untuk pasien yang berat kami akan rawat di tenda sehingga apabila terjadi gempa susulan pasien bisa segera dievakuasi, papar Nur Cahyo.
Baca juga: Hari Ulang Tahun RSUA ke-12 Tahun, Semarakkan Seminar Hingga Employee Award 2023
Lebih lanjut, melalui Humas RSUA kondisi pasien sudah mulai aman usai dibantu rekan-rekan dari BPBD Surabaya. "Alhamdulillah aman, sudah dibantu dengan kawan-kawan BPBD Surabaya," jelasnya dikonfirmasi melalui WhatsApp.
Editor : Pahlevi