Surabaya (optika.id) - Pilwali (Pemilihan Wali Kota Surabaya) 2024 kurang 7,5 bulan lagi, tepatnya akan digelar pada 27 November 2024. Wali Kota Surabaya Incumbent Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji (Cak Ji) mulai memanaskan mesin politiknya dengan melakukan safari politik ke parpol yang mengusung mereka pada Pilwali 2020 lalu.
Tampak Eri Cahyadi dan Armuji bersilaturahmi dengan DPD PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Surabaya yang dikemas dalam acara buka bersama (bukber) pada Sabtu (30/3/2024) lalu. Keduanya membahas sejumlah beberapa pencapaian yang telah diraih selama memimpin Kota Surabaya.
Baca juga: Eri Cahyadi-Armuji Menang Telak Lawan Kotak Kosong di Pilwalkot Surabaya 2024
Keduanya juga didampingi beberapa pengurus DPC PDI Perjuangan Surabaya. Eri menyanjung kolaborasi dengan PSI selama dirinya memimpin Kota Pahlawan.
"Selama kepemimpinan saya bersama Cak Ji (Armuji), PSI berkolaborasi dengan pemkot sangat baik. Sekali lagi saya sampaikan, membangun Surabaya butuh gotong royong semua pihak. Hasilnya bisa kita rasakan dengan penurunan angka kemiskinan, pengangguran, hingga stunting," kata Eri dalam rilisnya, Sabtu (30/3/2024).
Eri berharap kader-kader PSI yang duduk di kursi dewan periode mendatang bisa tetap bersinerfi dengan pemkot. Disinggung soal koalisi dengan PSI di Pilwali 2024, Eri tak menjawabnya secara gamblang. Dia memberi isyarat bahwa dirinya memiliki visi dan misi yang sama dengan PSI.
"Kita dari awal 2020 memiliki cara pandang yang sama, cara berpikir yang sama. Ya, semoga kita bisa berjuang bersama di pertarungan selanjutnya," ucapnya.
Rencana Bukber dengan Parpol Lain
Terkait kehadirannya bersama Armuji, Eri mengaku, kebetulan antara dirinya dan Cak Ji memiliki waktu kosong, sehingga bisa datang bersamaan. Tak hanya dengan PSI, rencananya mereka juga akan menghadiri buka bersama dengan parpol lain, seperti PPP, Gerindra, dan Golkar.
"Insya Allah kalau ada waktu yang kosong, ya datang bersama-sama. Karena yang menentukan hari adalah teman-teman partai, ungkapnya.
Sementara soal Pilkada, Mantan Kepala Bappeko Pemkot Surabaya ini mengatakan, sejak awal dia menegaskan butuh kerja sama banyak pihak untuk membangun Surabaya.
Sekarang kami fokus menuntaskan beberapa program. Intinya membangun Surabaya butuh kolaborasi banyak pihak, dan kami selalu terbuka terhadap kerja-kerja kolaboratif, ujar Eri.
Armuji menambahkan bahwa PDIP dan PSI berjalan bersama saat Pilwali 2020 lagi. Dia optimis akan kembali diduetkan dengan Eri di Pilwali 2024.
"Dulu-dulu kita bersama PSI. Insyaallah (duet dengan Eri lagi)," ucap Armuji.
Eri-Armuji Calon Paling Kuat
Sementara itu, Ketua DPD PSI Surabaya Erick Komala mengatakan, Eri-Armuji merupakan calon paling kuat saat ini di Pilwali Surabaya 2024. Dia tak menampik bahwa partainya ingin melanjutkan kerja sama politik yang telah terjalin dengan baik.
"Selama ini sinergi PSI dengan Pak Eri dan Pak Armuji berjalan dengan baik. PSI dan Pemkot Surabaya bisa selalu bersinergi. PSI tidak dipandang sebelah mata, ungkapnya.
Dia mengatakan, PSI sangat senang sekali bisa berbuka puasa bersama dengan Eri Cahyadi dan Armuji. Agenda ini bukan agenda politik, tapi buka puasa bersama sebagai bentuk silaturahmi untuk menjalin kekerabatan yang lebih erat lagi. Makanya PSI juga mengundang jajaran pengurus dan simpatisan PSI.
"Beliau berdua orang terbaik di Surabaya. Kami berharap bisa melanjutkan kerja sama politik ini, yang pasti kami menunggu juga calon-calon terbaik untuk kemudian bisa dibicarakan. Tapi sejauh ini Pak Eri dan Pak Armuji adalah pasangan yang paling pas," kata Erick yang juga terpilih sebagai Calon Anggota DPRD Jatim dari Dapil Surabaya ini.
Terkait dengan beda jalan antara PSI dengan PDIP di Pipres 2024, Erick tak mempermasalahkannya. PSI Surabaya membuka opsi untuk tetap bersama Eri-Armuji di Pilwali 2024.
"Ikut pilwali Koalisi Indonesia Maju? Belum tentu juga ya," tukasnya.
Cak Dedi Siap Maju Pilwali Surabaya 2024
Selain itu, kader Gerindra yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Hadi Dediyansah,S.Pd. M.Hum atau akrab disapa Cak Dedi menyatakan kesiapannya maju sebagai calon wali kota Surabaya.
Dalam keterangan tertulisnya, ia menegaskan komitmennya untuk membangun Surabaya menjadi kota yang maju dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Jadi penting bagi kita untuk memperhatikan pentingnya menghadirkan gagasan dan program-program yang mampu membawa kemajuan bagi kota tersebut, ungkap Cak Dedi, Senin (1/4/2024).
Dukungan yang mengalir dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, seniman, pengajar, aktivis sosial, pedagang, sopir, dan berbagai komunitas lainnya, membuktikan bahwa Cak Dedi memiliki basis yang kuat dalam mengemban tugas sebagai pemimpin kota.
Dirinya yang saat ini masih menjabat pengalaman sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dan posisi penting dalam Partai Gerindra, telah menunjukkan dedikasinya dalam melayani masyarakat.
Dalam hal ini, Cak Dedi juga menyoroti urgensi akan kebutuhan dan aspirasi masyarakat lokal di setiap wilayah Surabaya. Dia berkomitmen untuk mengatasi berbagai permasalahan, termasuk kebutuhan akan tempat tinggal yang layak dan pelestarian warisan budaya kota.
Selain itu, kita juga harus memperhatikan pentingnya pengembangan sektor pariwisata dan hiburan. Karena sektor ini salah satu yang krusial bagi perekonomian kota dan menciptakan lapangan kerja bagi warga Surabaya, ujarnya.
Dalam visinya untuk membangun Surabaya yang lebih baik, Cak Dedi menegaskan bahwa pembangunan harus dilakukan tanpa diskriminasi ras, suku, atau agama. Setiap program pembangunan akan dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan, untuk memastikan bahwa semua warga Surabaya dapat menikmati hasilnya.
Dengan dukungan luas dari masyarakat dan keyakinan yang teguh dalam visi dan misinya, Cak Dedi menantikan dukungan penuh dari warga Surabaya dalam perjalanan menuju kemajuan dan kesejahteraan bagi kota Surabaya.
DPC Gerindra Surabaya Tunggu Arahan
Selain itu, Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Surabaya A Hermas Thony mengaku saat ini masih belum ada pembahasan spesifik soal pilwali di internal partainya.
Baca juga: Eri Cahyadi Siap Lanjutkan Apresiasi dan Sanksi ASN untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik
Sebab, menurut dia, saat ini Gerindra Surabaya masih menunggu arahan dan masukan dari pengurus Pusat Partai Gerindra.
"Seperti pilwali-pilwali sebelumnya, kami menunggu arahan dari pusat. Supaya tidak terjadi sebuah singgungan semisal pusat seperti apa dan yang di bawah seperti apa," kata Thony seperti dilansir radar Surabaya, Senin (1/4/2024).
Kendati begitu, DPC Gerindra Surabaya menurut dia sudah melihat seperti apa peluang dan potensi yang ada terkait pilwali ini di lapangan.
"Bagaimana kami menghadapi pilwali, serta potensi Gerindra gandeng siapa dan kalkulasinya seperti apa kami sudah melihat itu," tambahnya.
Kriteria pemimpin, menurut Thony juga sangat penting untuk diperhatikan.
Selama ini menurut dia, kebanyakan orang berorientasi pada elektabilitas. Hal ini terkadang tidak sesuai dengan kualitas dan moralitas.
Gerindra, menurut Thony, mencari calon yang tidak hanya mengedepankan elektabilitas saja, tapi kualitas dan moralitasnya harus diutamakan.
"Ketika dua aspek ini sudah terpenuhi, maka tinggal bagaimana kami membangun popularitasnya dari dua potensi yang ada. Baru membangun elektabilitasnya," jelasnya.
Ditanya mengenai rencana kunjungan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ke Gerindra, Thony mengaku sampai sekarang masih belum ada kabar lebih lanjut.
Bagi dia kunjungan wali kota itu merupakan bagian dari silaturahmi saja di bulan Ramadan saat ini.
"Jadi Pak Wali silaturahmi ke Gerindra ini untuk menjaga hubungan baik dengan partai yang saat ini sudah berjalan," ucapnya.
Gerindra sendiri menurut dia memungkinkan untuk mencalonkan kadernya sendiri sebagai wali kota Surabaya.
Hanya saja saat ini Gerindra Surabaya tengah fokus melakukan penjarigan dan menunggu arahan dari pusat seperti apa.
"Kalau kader potensial Gerindra yang sudah beredar (untuk Pilwali 2024), sudah banyak. Semisal Ahmad Dhani, Ketua DPC Mas Cahyo, dan ada juga Pak Hadi. Ada juga kader perempuan (potensial) yang juga perlu diperhatikan seperti Bu Luthfiyah, ada Bu Ajeng juga," tukasnya.
Pilwali Surabaya Ibarat Liga 1
Selain itu, pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam mengungkapkan sudah ada sejumlah nama yang berpotensi maju pada Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya mendatang.
Baca juga: Penghinaan Rakyat sebagai Pemegang Kedaulatan : Pemilihan Daerah Kota Surabaya
"Pilwali kota Surabaya itu ibarat pertandingan bola masuk kategori liga 1, karena rekom biasanya langsung dari ketua DPP partai politik, sehingga calon yang bertanding biasanya punya prasyarat khusus dan punya daya saing kompetitif. Reputasinya better kelas nasional. Apalagi kalau yang dilawan petahana butuh calon yang juga kompetitif," katanya pada Optika.id melalui sambungan telepon, Jumat (29/3/2024).
Wakil Rektor UTM ini menambahkan sejumlah nama mulai dari Eri Cahyadi petahana Wali Kota Surabaya, Musyafak Rauf Ketua DPC PKB Surabaya, Reni Astuti Sekertaris PKS Surabaya, Armuji Kader Senior PDIP sekaligus Wakil Wali Kota Surabaya, Adi Sutarwijono ketua DPC PDIP Surabaya, dan Fuad Bernardi Anak Menteri Sosial RI.
"Tentang nama jika dilihat dari arus bawah masyarakat selama ini nama-nama itu yang sudah relatif dikenal masyarakat Surabaya dan para politisi yang sudah ikut kontestasi pileg punya kans dan keuntungan lebih dulu dikenal masyarakat," kata peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) ini.
"Nama Ahmad Dhani saya kira populer di Pileg 2024 kali ini, para legislator nasional seperti Lucy Kurniasari, tokoh milenial dan pengusaha seperti Azrul Ananda, Ketua Kadin Surabaya dan para direktur BUMD saya pikir punya potensi. Politisi senior seperti pak Armuji, pak Awi Ketua DPRD, tokoh-tokoh politisi perempuan Surabaya seperti Reni Astuti, Herlina punya kans juga jika ada yang mengusung," imbuh Surokim.
Kemudian ada juga nama pengacara terkenal Surabaya M. Soleh, Dyah Katarina Kader PDIP yang juga istri Bambang DH, hingga Bambang Haryo Soekartono kader Gerindra anggota DPR RI terpilih, Hedi Dediansya kader Gerindra, dan Cahyo Haryo Prakoso Ketua DPC Gerindra.
Meski demikian, kata dia, sejumlah nama yang muncul itu kemungkinannya masih cukup sulit karena faktor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai masing-masing.
Sejauh ini masih agak sulit memunculkan nama-nama karena faktor dark zone itu ada di pusat (DPP Partai) yang kita tidak tahu, katanya.
Dari beberapa nama yang disebutnya, dianggap punya kans atau peluang maju karena popularitas dan keunikan yang khas.
(Nama-nama tersebut muncul karena) ya sementara karena popularitas di Kota Surabaya dan punya keunikan yang khas. Kekhasan sebagai tokoh yang saya pikir itu bisa menjadi daya saing, ungkap dia.
Dari semuanya, lanjutnya, yang paling banyak dibicarakan masih Eri Cahyadi, karena masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dan Ahmad Dhani karena punya popularitas yang baik. (Ahmad Dhani) popularitasnya oke imbuhnya.
Jika Ahmad Dhani mencalonkan diri, menurut Surokim, akan ada tugas yang cukup berat terutama mengontrol kapasitas dan kapabilitas mengelola birokrasinya.
Tugas beratnya mengatrol kapasitas dan kapabilitas mengelola birokrasinya yang agak berat, ya untuk mengelola organisasi publik perlu jam terbang, tuturnya.
Surokim menegaskan calon-calon Wali Kota Surabaya tetap ditentukan dari DPP yang belum bisa diprediksi.
Kuda hitam ya tetap calon-calon dari Jakarta mbak yang kita juga susah memprediksi siapa karena itu wewenang DPP, pungkasnya.
Soal peluang Eri Cahyadi seperti apa?
"Sejauh ini masih kuat kalau petahana. Tingkat kepuasan publik masuk kategori baik dan masyarakat Kota Surabaya juga puas dengan kinerjanya," jawabnya.
Editor : Pahlevi