Cina Terus Mendekati Indonesia

Reporter : Danny

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca juga: Percobaan Pembunuhan Ke 2 Terhadap Trump

Surabaya (optika.id) - Diplomat puncak Cina Wang Yi berkunjung ke Indonesia pada hari kamis tanggal 18 April 2024 sebagai bagian dari enam hari lawatannya ke Indonesia, Kamboja dan Papua Nugini. Kunjungannya ini menunjukkan lagi begitu pentingnya Indonesia, dan begitu sebaliknya setelah presiden terpilih Prabowo melakukan kunjungan pertama kalinya ke Cina bulan Maret lalu.

Ketika Menlu Cina Wang Yi melakukan kunjungan kenegaraan ke Istana Merdeka Jakarta, presiden Jokowi mendorong agar China mau bekerja sama membangun transportasi di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. "Bapak Presiden mendorong kerja sama pembangunan di IKN, termasuk untuk moda transportasi," ujar Menlu Retno Marsudidalam keterangannya di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Nampaknya Cina terus memepet Indonesia agar menjauh dari pengaruh Amerika Serikat. Karena dalam pertemuannya dengan pejabat-pejabat tinggi Indonesia, dia selalu menyinggung peranan Amerika Serikat dimana Menlu Cina Wang Yi memperingatkan bahayanya konfrontasi blok di kawasan Indo Pasifik dan mendesak Amerika Serikat untuk mendukung gencatan senjata di Gaza Dalam konfrensi pers dengan menlu Indonesia Retno Marsudi Wang Yi mengkritik proteksi perdagangan dan pembentukan blok-blok yang dilakukan Amerika Serikat dan yang bisa membahayakan keamanan regional.

Baca juga: Asosiasi Pengusaha Juga Dipecah – Belah Seperti Parpol

Wang Yi juga mengkritik sikap Amerika serikat yang selalu memveto resolusi PBB tentang perlunya gencatan sejata di Gaza Palestina dimana sudah lebih dari 33.000 warga gaza yang 40% anak-anak terbunuh.

Kami menganjurkan globalisasi ekonomi inklusif, menentang unilaterisme dan proteksionisme kata Wang Yi. Seperti diketahui Amerika Serikat membatasi perdagangan dan teknologi terhadap Cina termasuk melaksanakan tarif baru nomor 301 yang mentargetkan baja dan produk logam buatan Cina.

Wang Yi mengatakan bahwa Cina bersedia bekerja sama dengan anggota negara-negara ASEAN untuk menyetujui kode etik mengelola konflik laut Cina Selatan menjadikannya sebagai kawasan laut yang damai dan kerja sama. Selain itu Wang juga berjanji untuk memperluas peran Belt and Road Initiative dan menyinkronkan pembangunan Cina dengan Visi Emas Indonesia 2045.

Baca juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

Para pendiri atau the founding father bangsa Indonesia ini telah meletakkan dasar kebijakan luar negeri yang bebas aktif dan tidak memihak blok barat maupun timur. Sikap bangsa ini sudah diketahui negara-negara didunia. Bahkan dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung 1955, Indonesia menjadi acuan dan dambaan negara-negara miskin, berkembang yang masih dijajah bangsa-bangsa Eropa untuk merdeka seperti Indonesia.

Sikap seperti itu harus tetap dijunjung tinggi agar negeri ini tidak terpikat dengan ajakan negara-negara besar yang sedang bertikai untuk berpihak.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Senin, 16 Sep 2024 10:49 WIB
Berita Terbaru