Jakarta (optika.id) - Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun melontarkan pernyataan yang menganggap Presiden Joko Widodo dan anak, Gibran Rakabuming Raka serta menantunya, Bobby Nasution, adalah masa lalu partai. Ia menyoroti tindakan Jokowi dan keluarga terhadap PDIP belakangan ini.
"Dengan tindakan Pak Jokowi, termasuk anak-anaknya, anak-mantunya, seperti saat ini, ya sudah itu bagian dari masa lalu partai," kata Komarudin dilansir CNN Indonesia TV, Sabtu (27/4/2024).
Baca juga: Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo Subianto, Siapa Saja?
Komarudin juga pernah tak menganggap Jokowi dan keluarga sebagai kader PDIP. Menurutnya, Jokowi sudah berseberangan dengan PDIP sejak Pilpres 2024.
Bahkan, Komarudin menegaskan anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka bukan lagi kader PDIP. Dia berkata keanggotaan Gibran gugur setelah mencalonkan diri sebagai wakil presiden dari partai lain.
"Gibran itu sudah bukan kader partai lagi, saya sudah bilang sejak dia ambil putusan itu [maju cawapres]," ujar Komarudin.
Sebelumnya, Komarudin juga sempat melontarkan pernyataan Jokowi sudah berseberangan dengan PDIP di Pilpres 2024. Dia menilai mustahil Jokowi masih menjadi bagian dari PDIP pada Senin (22/4/2024) malam, usai pertemuan di Kantor DPP PDIP, Jakarta.
Baca juga: Prabowo-Gibran akan Dilantik Hari Ini, Apa Isi Sumpahnya?
"Ah orang sudah di sebelah sana bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDI Perjuangan, yang benar saja," ucap Komarudin.
Pada kesempatan itu, dia juga turut berbicara soal status Gibran yang hingga kini belum diumumkan secara tegas usai menjadi cawapres Prabowo. Komaruddin menyebut Gibran bukan lagi sebagai kader Banteng.
"Gibran itu sudah bukan kader partai lagi, saya sudah bilang sejak dia ambil putusan itu [maju cawapres]," ucapnya.
Baca juga: Jokowi Minta LDII Dukung Pemerintahan Baru Kabinet Prabowo-Gibran!
Merespons ucapan elite PDIP itu, Jokowi hanya melempar tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
"Iya terima kasih," kata Jokowo tersenyum lalu meninggalkan wartawan di Tangerang pada Rabu (24/4/2024) lalu.
Editor : Pahlevi