Pemkot Surabaya: Distributor Jangan Timbun Bahan Pokok!

Reporter : angga kurnia putra

Surabaya (optika.id) - Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan terus berupaya mengendalikan harga bahan pokok, salah satunya dengan mengimbau distributor dan pemilik gudang agar tidak menimbun sejumlah komoditas pangan.

"Kami rutin mengimbau kepada distributor atau pemilik gudang agar tidak menimbun bahan pokok, supaya tidak terjadi kelangkaan bahan pokok," ucap Ketua Tim Pengendalian Distribusi Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Surabaya Sony Ahadian setelah kegiatan inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Kantor Wilayah (Kanwil) IV Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Surabaya, di Pasar Pabean, Minggu, (19/5/2024). 

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada para pedagang di Surabaya agar tidak menaikkan harga barang atau bahan pangan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.

"Ada imbauan-imbauan kepada pedagang pasar, tidak hanya pedagang di PD Pasar, ada juga pasar LPMK, pasar binaan dinas, untuk tidak menjual dagangannya dengan harga yang terlalu tinggi, jadi harus mengambil margin keuntungan yang sewajarnya," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Pasar Pabean Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Surabaya Indrayana menambahkan upaya yang dilakukan Pemerintah Kota diteruskannya dengan memantau harga serta stok kebutuhan pangan di wilayahnya.

"Khususnya di Pasar Pabean, kami setiap hari melakukan pemantauan harga dan stok kebutuhan pangan, dan kami laporkan setiap hari ke PD Pasar Surya," katanya dikutip dari Antara. 

Indrayana menjelaskan, untuk bawang putih saat ini di Pasar Pabean kenaikannya tidak terlalu signifikan.

"Fluktuatif, kadang naik, kadang turun, namun tidak signifikan yang langsung tinggi, dan tadi juga sudah dipantau langsung sama KPPU, Satgas Pangan, Disperindag Jatim, tidak signifikan namun cenderung naik meskipun sedikit," ujarnya.
 
Dalam kesempatan sama, pedagang bahan pokok di Pasar Pabean bernama Musidah mengatakan harga bawang putih di tempatnya sangat beragam tergantung kualitasnya.

"Kalau saya ambilnya bawang putih jenis kating, itu kualitasnya bagus, harganya Rp36.000 per kilogram. Tapi kalau yang jenis sinco harganya Rp31.500," ucapnya.

Menurut perempuan asal Bangkalan tersebut, sebenarnya ada yang lebih murah lagi, namun kualitasnya kurang bagus dan takut kalau tidak ada yang mau membelinya.

"Ada juga yang kurang baik, harganya Rp30.000, tapi saya tidak mau ambil resiko karena semua bawang putih ini pasti susut, kalau beli yang kurang baik pasti tambah jelek kualitasnya dan tidak ada yang mau beli," ujarnya.

Sedangkan, bawang merah harganya saat ini Rp45.000 per kilogram dengan kondisi dan kualitas yang baik.

"Yang sering dipilih orang itu dari Probolinggo, harganya saya ambil Rp45.000 sekarang, pernah turun di harga Rp40.000," katanya.

"Ada juga yang agak murah dari Bima, harganya Rp40.000, sedangkan yang paling murah lagi dari Nganjuk harganya Rp35.000," tambahnya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru