Surabaya (optika.id) - Generasi Z (Gen Z) masih menjadi sorotan publik karena memiliki karakter yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Gen Z yang lahir di masa kemajuan teknologi dinilai perlu memiliki skill kompeten agar bisa menangkap peluang karier ke depannya.
Ketua Program Studi Manajemen Universitas Surabaya (Ubaya), Dr. Deddy Marciano itu mengungkapkan bahwa sebanyak 83 juta pekerjaan akan hilang tahun 2023-2027. Tapi akan ada 69 pekerjaan baru yang sebelumnya belum ada. "Ini menunjukkan perubahan terjadi begitu cepat di zaman generasi Z memasuki usia produktif, terangnya,di Surabaya, Senin(24/6/2024).
Baca juga: Gen Z dan Milenial Jadi Kunci Kekuatan Politik di Ruang Digital
Berbicara mengenai society 5.0, Deddy mengatakan ini adalah masa super smart society dimana hidup menjadi sangat nyaman. Ciri-ciri society 5.0 adalah semua barang bisa terkoneksi ke internet (Internet of Things), akses informasi sangat mudah, dan berkembangnya robot dan AI (artificial intelligence). Melihat fenomena ini, ia menyebut Gen Z perlu memikirkan skill apa yang tidak bisa digantikan oleh AI dan robot.
Baca juga: Pemilih Pemula Ramaikan Pemilu 2024: Tidak Rasional dan Masih Dipengaruhi Keluarga
AI dan robot hanya membantu pekerjaan manusia, namun tidak bisa memberi solusi. Untuk itu, Gen Z harus punya critical thinking untuk bisa menghasilkan solusi pada sebuah masalah. Agar solusi tersebut bisa digunakan di masa depan, harus dibarengi dengan skill creative thinking, imbuh Deddy.
Editor : Pahlevi