Indonesia Usulkan 5 Langkah Strategis untuk Kemerdekaan Palestina di KTT OKI

Reporter : Wildan Nanda
Wamenlu RI, Anis Matta saat menghadiri KTT Luar Biasa OKI di Riyadh, Arab Saudi (detik.com)

Optika.id - Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Anis Matta, menghadiri pertemuan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh. Dalam pertemuan tersebut, Anis Matta memaparkan lima langkah konkret untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina.

Anis Matta menyebutkan bahwa dunia telah menyaksikan genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Gaza. Ia menekankan pentingnya respons kolektif dalam KTT ini untuk membantu membebaskan Palestina dari berbagai bentuk penindasan.

Baca juga: Khofifah Pimpin Misi Dagang di Riyadh – Arab Saudi

"Israel di bawah pimpinan Netanyahu dan sekutunya hanya mengerti bahasa kekuatan. Hal ini membuat keputusan-keputusan PBB, Dewan Keamanan, dan Mahkamah Internasional seakan hanya menjadi kata-kata di atas kertas, tanpa ada tindak lanjut konkret," ujar Anis Matta dalam pemaparannya yang disampaikan dalam bahasa Arab, Senin (11/11/2024).

Indonesia pun mengusulkan lima langkah menuju kemerdekaan Palestina. Langkah pertama adalah meningkatkan upaya politik dan diplomatik untuk menghentikan perang di Gaza dan Lebanon, agar tidak berkembang menjadi konflik regional yang meluas.

"Kedua, mengajak negara-negara Arab dan umat Muslim untuk aktif mendukung perjuangan Palestina, baik melalui bantuan kemanusiaan maupun berbagai saluran resmi lainnya," lanjutnya.

Langkah ketiga adalah menggalang dukungan internasional untuk Palestina, terutama dari negara-negara selatan global, serta mendorong lembaga internasional untuk mengisolasi Israel dan mencabut keanggotaannya dari PBB.

"Kita tidak bisa membiarkan kejahatan perang dan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina tanpa hukuman," tegasnya.

Langkah keempat adalah menghentikan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi dengan Israel, termasuk perusahaan yang mendukung zionisme global, serta meningkatkan perdagangan antarnegara OKI dan Liga Arab.

Sebagai gantinya, kita harus memperluas perdagangan antarnegara Arab dan Islam, khususnya produk-produk yang dihasilkan negara-negara tersebut, tambah Anis Matta.

Usulan kelima adalah menolak upaya normalisasi dan meninjau ulang hubungan diplomatik dengan Israel, selaras dengan Inisiatif Perdamaian Arab.

Baca juga: Biaya Kuliah Kian Mahal, Anis Matta Kritik Liberalisasi Pendidikan

"Indonesia, sebagai bangsa yang pernah merasakan pahitnya penjajahan, mengerti penderitaan yang dialami Palestina. Kami merasakan kewajiban konstitusional, agama, dan kemanusiaan untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina," ungkapnya.

Selama Palestina belum merdeka, tidak lengkap makna kemerdekaan dan kebebasan kami. Semoga dalam waktu dekat kita dapat beribadah di Masjid Al-Aqsa di Al-Quds Al-Syarif, tutupnya.

Indonesia Serukan Penghentian Standar Ganda

Pada kesempatan tersebut, Anis Matta juga meminta agar negara-negara berhenti menerapkan standar ganda terhadap Palestina, yang menurutnya merusak hak asasi manusia dan tatanan internasional.

Standar ganda terhadap Palestina ini harus dihentikan karena merusak hak asasi manusia dan tatanan internasional, ujarnya.

Baca juga: Partai Gelora: Zulhas Jadi Mendag, Anomali Besar Abad Ini!

Menurut Anis Matta, kemerdekaan Palestina harus didukung oleh seluruh negara. Ia menyerukan kepada OKI dan Liga Arab untuk memobilisasi umat Islam dunia demi mendukung Palestina.

"Sebagai wujud dari amanat UUD 1945 dan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia hadir untuk mendorong aksi nyata dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina," tuturnya.

Anis Matta juga mengimbau agar negara-negara Barat bekerja sama dengan umat Muslim dunia, yang jumlahnya sekitar 2 miliar orang, demi kesejahteraan bersama.

Dalam kesempatan ini, ia juga mendorong OKI dan Liga Arab untuk memperkuat aliansi dengan negara-negara Global South, mengingat kesamaan sejarah dalam menghadapi penjajahan.

Komitmen Indonesia untuk mendukung perjuangan Palestina tidak akan pernah luntur, karena kita tahu betul rasanya menjadi bangsa yang dijajah, tutupnya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru