Warga Jogja: Pemindahan PKL Malioboro Secara Tata Kota Bagus

Reporter : Seno
images (9)

Optika.id - Pemerintah Provinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) berencana akan memindahkan PKL (Pedagang Kaki Lima) yang kini berjualan di sekitar Jalan Malioboro. Sebagian pedagang itu bakal tempatkan dalam bangunan bekas Bioskop Indra, depan Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta. Sedangkan sebagian lain akan diminta berjualan di bangunan bekas Kantor Dinas Pariwisata DIY.

Hal ini direspons positif oleh Rianto, salah seorang warga Kota Yogyakarta. Dia mengatakan dengan adanya relokasi PKL, sebenarnya secara tata kota pemindahan ini bagus. "Namun ini masalahnya secara riwayat seringkali pemindahan ini nggak beres dalam penataan kesejahteraan masyarakat," ujar alumnus Universitas Airlangga ini kepada Optika melalui chat WhatsApp, Jumat (3/12/2021) malam.

Baca juga: Pengusaha Toko Malioboro Sepakat Percantik Jalan Malioboro

Misalnya, kata Rianto, pemindahan parkir Malioboro yang dulu di pinggir jalan ke taman parkir Abu Bakar Ali itu tidak efektif. Efektif sedikit, tetapi tidak semua juru parkir bisa masuk.

"Nah, relokasi ini kan bagian dari proses memperindah Malioboro dan memindahkan PKL ke sentra usaha di dekat Bioskop Indra sama bekas bangunan hotel. Masalahnya adalah apakah ada jaminan kesejahteraan buat mereka? Ntar ujung-ujungnya sama aja," tukas alumnus master Universitas Gajah Mada ini.

Hal berbeda dikatakan Eko Febriyanto, menurutnya yang menarik dari Kota Jogja itu PKL di Malioboro. "Jadi PKL Malioboro itu khasnya Kota Jogja mas, kita bisa beli pernak-pernik, batik-batik, Bakpia Pathok buat oleh-oleh keluarga di rumah," tutur warga Surabaya yang sering berlibur ke Kota Yogyakarta ini pada Optika.

"Jadi sayang mas kalau sampai direlokasi jadi trademark nya hilang gitu, ini persepsi saya sih. Tetapi kalau misalkan harus direlokasi ya harus diberi tempat yang layak. Jangan sampai mengurangi penghasilan mereka, mereka ini kan kaum proletar mas, apalagi ini masih masa pandemi Covid-19," tukas bapak satu orang anak ini.

Sementara, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (HB X) mengatakan, alasan PKL di Jalan Malioboro harus direlokasi.

Salah satunya, Pemprov DIY ingin mewujudkan rencana kerja sama dengan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO).

Baca juga: Pendorong Gerobak PKL Malioboro Adukan Nasib ke Pemkot Yogyakarta

"Karena kan kita juga ingin membangun kerja sama dengan UNESCO untuk sumbu filosofisnya," kata HB X saat ditemui di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Kamis (2/12/2021).

Menurut Ngarsa Dalem, dengan dilakukan relokasi PKL Malioboro justru mendapatkan ruang yang sudah ditata oleh Pemerintah DIY.

Lokasi PKL Malioboro saat ini berada di kawasan milik pertokoan sehingga, ruang itu ingin dikembalikan kepada pemilik toko.

"Saya kira mereka juga harus tahu bahwa sebenarnya tempat jualan itu milik toko, bukan milik pemerintah daerah. Karena Pemda trotoarnya sudah untuk jalur lambat mosok ya juga enggak dikembalikan? Toh pindah juga tetap di kawasan Malioboro," sebutnya.

Baca juga: Satpol PP Ultimatum PKL Malioboro, Terakhir Bereskan Lapak 8 Februari 2022

Selain itu, HB X menyebut relokasi ini sudah direncanakan sejak lokasi yang sebelumnya jadi tempat berdiri Bioskop Indra didirikan bangunan baru.

(Pahlevi)

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru