Optika.id - Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro diberi waktu sampai tanggal 7 Februari 2022 untuk membereskan lapak-lapaknya dari pedestrian (jalur pejalan kaki) kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta. Jika sampai waktu tersebut belum dibereskan, Satpol PP DI Yogyakarta akan melakukan tindakan angkut paksa.
"Pemindahan itu kan kami kasih kesempatan sampai tanggal 7 Februari. Nanti tanggal 8 tidak boleh ada gerobak di pedestrian. Kalau masih ada kami bawa barangnya," ujar Kasatpol PP DIY, Noviar Rahmad, dalam keterangannya, Sabtu (5/2/2022).
Baca Juga: Pengusaha Toko Malioboro Sepakat Percantik Jalan Malioboro
Noviar menjelaskan, proses relokasi PKL yang sudah berjalan beberapa hari ini cukup kondusif. Meski demikian, beberapa dari para PKL masih meninggalkan gerobaknya di jalur pedestrian maupun di lorong pertokoan Malioboro.
[caption id="attachment_15213" align="alignnone" width="300"] Para PKL boyongan ke Teras Malioboro 1. (Istimewa)[/caption]
"Cukup kondusif kok. Sebenarnya gerobak yang d isana pun masih dalam proses pindah," jelasnya. Dia mengatakan, masih ada sekitar 30 gerobak yang belum dipindah oleh pemiliknya.
Satpol PP DIY berharap para PKL Malioboro dapat menyelesaikan proses pindahannya sampai dengan tanggal 7 bulan ini.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pelmani PKL Malioboro, Slamet Santoso, mengatakan dirinya sudah diberi tahu anggota Satpol PP terkait ketentuan proses relokasi para PKL.
"Memang batasnya tanggal 7. Kami sudah diberi pemahaman, makanya dari kelompok sudah masuk ke Teras Malioboro 1 semua," katanya.
Slamet mengetahui masih ada beberapa gerobak yang ditinggal pemiliknya di pedestrian Malioboro. Dia memastikan gerobak tersebut bukanlah milik salah satu anggotanya. "Bukan. Itu bukan milik kami, ya. Anggota kami berjalan kondusif," tandasnya.
Kebanjiran, PKL Kecewa Berat!
Selain itu, PKL Malioboro yang telah menempati dua titik relokasi kecewa berat. Lantaran lapaknya kebanjiran saat hujan melanda Kota Yogyakarta. Hujan disertai angin kencang itu terjadi pada Rabu (2/2/2022) dan Kamis (3/2/2022).
Tempat berjualan para pedagang di bekas lahan Bioskop Indra atau disebut Teras Malioboro 1 dan bekas kantor Dinas Pariwisata DI Yogyakarta atau Teras Malioboro 2 basah semua. "Nih, lihat ya semuanya. Basah kuyup, pasang tenda seperti di lapangan," kata seorang pedagang dalam video yang beredar seperti diterima Optika.id. Dia merekam temannya yang tengah berlindung di balik terpal.
Dalam video tersebut, para PKL Malioboro ini berusaha melindungi diri dan barang dagangannya dari air hujan yang mengalir deras. Lantai penuh dengan genangan air, becek, sehingga tak bisa berjualan. "Ini bukan dibuat-buat. Kenyataannya memang (bocor dan basah) seperti ini," katanya. Para pedagang kalang kabut menyelamatkan barang jualannya. "Banyak yang bocor. Benar-benar tidak layak untuk berjualan. Listrik juga mati," kata seorang PKL yang merekam kejadian itu di Teras Malioboro 2.
Sambil terus merekam, pedagang itu menyesalkan langkah Pemerintah Yogyakarta yang terburu-buru merelokasi mereka, padahal bangunan belum siap. Buktinya, hujan angin memporakporandakan lapak mereka.
Baca Juga: Pendorong Gerobak PKL Malioboro Adukan Nasib ke Pemkot Yogyakarta
"Kalau tahu bakal begini, sebaiknya relokasi ditunda dulu. Syukur-syukur ditunda sampai akhir zaman," ujar pedagang itu lagi. Dengan bocornya sejumlah bagian lapak, para PKL Malioboro ini praktis tak bisa berjualan. Mereka sibuk menata kembang barang dagangannya. "Nasib rakyat kecil yang selalu terkena aturan. Arep nangis kok yo wis gede (mau menangis tapi sudah dewasa)," sesalnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara, Kepala Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta Srie Nurkyatsiwi mengatakan, telah menemukan penyebab Teras Malioboro 1 yang berwujud bangunan yang lebih tertutup bisa bocor, sehingga mengakibatkan banjir. "Di atas bangunan ada lubang untuk sirkulasi udara. Dari lubang itulah air hujan masuk," katanya.
Pemerintah, lanjutnya, segera mengatasi masalah tersebut sehingga para pedagang bisa kembali berjualan dengan aman dan nyaman. "Kami sudah berkonsultasi dengan pihak konstruksi untuk segera menutup celah di antara sirkulasi udara, namun tetap memperhatikan perputaran udara," katanya.
Siwi menuturkan, kejadian bocornya bangunan hingga ke area lapak PKL baru kali ini terjadi. "Saat hujan biasa masih aman, tidak bocor. Mungkin karena hujan kali ini cukup ekstrem lantaran disertai angin kencang," ujarnya. Sementara, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menuturkan, kebocoran di kawasan relokasi PKL Malioboro tengah menjadi perhatian serius. Pemerintah segera membenahi agar pedagang tetap nyaman berjualan di sana.
Heroe menjelaskan, intensitas hujan yang terjadi selama dua hari terakhir di Yogyakarta, yakni Rabu dan Kamis kemarin, adalah hujan angin yang sangat kencang. "Sebenarnya lokasi relokasi PKL Malioboro itu sudah teruji dengan hujan-hujan deras tanpa angin kencang. Nah, kemarin itu hujan deras dengan angin sangat kencang," katanya.
Sebelum para PKL Malioboro berjualan di sana, Heroe menuturkan, sudah dua kali menginspeksi kawasan tersebut saat hujan deras. Hasilnya, tetap aman, tidak bocor, dan listrik tetap menyala. Lagipula, dia melanjutkan, imbas hujan yang disertai angin kencang kemarin juga berimbas ke seluruh kawasan di Yogyakarta, bukan hanya Malioboro.
"Jangan kemudian patah semangat. Sama saja ketika para pedagang berjualan di trotoar Malioboro, pasti akan basah kuyup dengan hujan angin seperti itu dan di mana-mana pohon bertumbangan," tukasnya.
Baca Juga: Penyewaan Otoped Sementara Ditiadakan, Selama Relokasi PKL Malioboro
Diketahui, pada Rabu (2/2/2022) hingga Kamis (3/2/2022), hujan deras disertai angin kencang melanda sebagian wilayah Yogyakarta saat siang menjelang sore. Bekas gedung Bioskop Indra yang disebut sebagai Teras Malioboro 1 sejatinya lebih tertutup karena para pedagang berada di dalam gedung bertingkat tiga.
Sementara tempat relokasi kedua para PKL Malioboro menempati bekas lahan kantor Dinas Pariwisata DI Yogyakarta yang bangunannya semi permanen dan lebih terbuka, sehingga rawan tempias. Kendati kondisi dua tempat itu berbeda, para pedagang yang ada di dalamnya sama-sama kebanjiran.
Sebanyak 799 PKL Malioboro menempati Teras Malioboro 1. Mereka adalah pedagang kaos, sandal, aksesoris, dan kuliner. Sementara di Teras Malioboro 2 menampung 1.039 pedagang.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi