Optika.id, Yogyakarta - Rencana relokasi PKL (Pedagang Kaki Lima) oleh Pemerintah Provinsi DIY di Jalan Malioboro membuat resah para pedagang. Rencana tersebut akan dimulai pada awal tahun 2022. Menanggapi hal itu, Ketua Paguyuban Angkringan Malioboro, Yati Dimanto mengatakan, pada dasarnya PKL Malioboro sangat keberatan dengan rencana relokasi itu. "Kami lebih memilih ditata tanpa dipindah. Dibuat indah tanpa memindah," ujar Yati dalam keterangannya, Senin (6/12/2021).
Yati membantah informasi beberapa paguyuban PKL Malioboro secara resmi menerima rencana relokasi itu. Justru sebagian besar PKL di Jalan Malioboro sangat keberatan.
Baca juga: Pengusaha Toko Malioboro Sepakat Percantik Jalan Malioboro
"Ada pula paguyuban pedagang yang masih dalam proses menjaring aspirasi anggotanya. Para pedagang keberatan, lantaran mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi. Para pedagang beserta keluarganya, tentu akan menanggung semua implikasi tersebut. Ada puluhan ribu jiwa yang bergantung kepada PKL Malioboro," ujarnya.
Terlebih, sambungnya, rencana relokasi diputuskan secara sepihak oleh pemerintah. Tanpa melibatkan paguyuban PKL Malioboro. Kebijakan pemindahan ini juga berlangsung saat pedagang dalam kondisi sulit akibat pandemi Covid-19. "Saat ini kondisi kami sedang susah di atas susah," ujarnya.
Yati mengungkapkan, para PKL Malioboro baru berjualan selama enam bulan sejak pandemi Covid-19 terjadi pada Maret 2020. Mereka kemudian mulai berdagang. Meskipun jumlah pengunjung dan pembeli sangat sedikit. Akibat pembatasan pergerakan masyarakat. "Ibarat pingsan, lalu baru siuman, kebijakan PPKM Darurat datang, mati suri, tidur panjang, sekarang belum lagi berjalan harus hengkang," tukasnya.
Yati mengakui selama ini harus hidup dari tabungan, menjual barang, dan utang. "Bagaimana kami tidak sedih, pedih, dan miris. Kami ingin hidup lebih baik. Begitu pula, kami diizinkan berjualan bukan karena soal hukum, tetapi pemerintah yang mengasihi, mengayomi, dan melindungi," ujarnya.
Yati meyakini Pemerintah DI Yogyakarta masih berkenan membuka pintu dialog bersama para PKL Malioboro.
Baca juga: Pendorong Gerobak PKL Malioboro Adukan Nasib ke Pemkot Yogyakarta
Diketahui, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan dua titik relokasi PKL Malioboro, yakni di ujung selatan dan utara Jalan Malioboro. Di ujung selatan, persisnya di pusat UMKM bekas Bioskop Indra dan di utara terdapat bekas lahan Dinas Pariwisata DI Yogyakarta.
Gedung sentra PKL di bekas Bioskop Indra terdiri atas tiga lantai dan dibagi jadi lima zona. Pertama, semi basement untuk menyimpan gerobak. Dengan luas 1.112 meter persegi mampu menampung 37 gerobak dan 32 sepeda motor. Lantai dasar untuk penjual makanan kering dengan luas 1.205 meter persegi, dan ditempati 122 PKL.
Kemudian lantai satu menjadi pusat souvenir berkapasitas 120 PKL seluas 1.007 meter persegi. Lantai dua bekas gedung bioskop itu akan menjadi tempat berjualan pakaian dan menampung 117 PKL. Nantinya akan dibuat Taman Kuliner di dekat situ untuk menampung 79 PKL yang berjualan makanan dan minuman.
Baca juga: Satpol PP Ultimatum PKL Malioboro, Terakhir Bereskan Lapak 8 Februari 2022
Reporter: Amrizal
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi