Optika.id Sidoarjo- Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menetapkan status tanggap darurat Desa Kedungbanteng, Banjarasri, dan Banjarpanji di Kecamatan Tanggulangin mulai Selasa, (7/12/2021) hingga 21 Desember mendatang.
Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali menjelaskan, Pemkab Sidoarjo akan menerapkan penanganan jangka pendek seperti, Percepatan Pembangunan kisdam di tiap ujung desa, pengurukan, dan penambahan pompa air selama masa tanggap darurat.
Baca juga: Muhdlor Absen Pemeriksaan, KPK Terima Surat Sakit
"Rencananya, hari ini Rabu (8/12/2021) mulai dilakukan pengurukan. Pengurukan sebenarnya direncanakan sejak kemarin. Namun, karena genangan air terlalu banyak, pengurukan belum bisa dilakukan. Solusinya, titik yang tergenang harus disedot dulu. Karena itu, Pemkab Sidoarjo menambah pompa," jelasnya
Muhdlor menilai, kondisi di tiga desa itu memang cenderung cekung. Akibatnya, genangan bertahan lama. Sudah empat hari terakhir desa itu tergenang cukup parah. Bahkan, puluhan rumah masih tergenang. Ketinggian air mencapai 40 sentimeter.
Maka penyediaan pompa itu hal yang tidak bisa diganggu gugat karena memang tanahnya mengalami penurunan. Jadi ketiga desa ini adalah desa-desa yang mengalami penurunan tanah dan lebih rendah dari desa lainnya. Nanti kita akan tambah pompa. Kalau memang tidak memungkinkan, kita sewa secepatnya, ucapnya.
Solusinya, untuk ketiga Desa tersebut saat ini adalah dengan dipasang kisdam darurat. Kisdam merupakan bendungan sementara untuk menahan aliran air secara langsung. Selain itu, pompa air dioptimalkan.
Saat ini sudah ada tujuh pompa yang beroperasi. Namun, jumlahnya akan ditambah delapan unit. Jadi, total bakal ada 15 pompa yang tersebar di tiga desa tersebut.
Rata-rata pompa berkapasitas menyedot 500 meter kubik air per jam dengan diameter pipa 8 dim. Pompa itu berfungsi menyedot air yang menggenang dan membuangnya hingga ke sungai besar Porong.
Baca juga: Etika Mengirim Undangan Online agar Rapi & Sopan
Bantuan sembako juga diberikan kepada warga terdampak. Selain itu, pihaknya akan menguruk material pasir dan batu. Khususnya di jalan Desa Banjarpanji yang tergenang
Ditambah lagi, intensitas hujan tinggi. Berdasar prediksi BMKG, air laut naik cukup tinggi sekitar 1,52 meter.
Camat Tanggulangin, Sabino Mariano menyebutkan, ada sekitar 40 rumah yang hingga saat ini masih tergenang di Desa Banjarpanji. Kawasan tersebut menjadi desa yang terdampak paling parah. Kondisi di Desa Kedungbanteng sudah aman. Tidak ada yang tergenang. Meski sudah tidak terendam, Kedungbanteng tetap ditetapkan berstatus tanggap darurat.
Aliran airnya dari Kedungbanteng dan penanganan banjir di tiga desa itu harus berkaitan karena berada dalam satu kawasan, terangnya.
Baca juga: Sidoarjo Resmi Luncurkan Sembilan Desa Digital, Tingkatkan Pembangunan di Daerah Terpencil!
Reporter: Jeni Maulidina
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi