Optika.id - Setelah sukses dengan Cek Toko Sebelah, Ernest Prakasa kembali menyajikan film Indonesia drama-komedi bersetting family berjudul 'Gara-Gara Warisan'.
Bedanya dengan film-film sebelumnya, kini Ernest Prakasa beralih menjadi produser dan menggaet komika Muhadkly Acho sebagai sutradara.
Baca Juga: Film Indonesia Masih Didominasi Oleh Genre Horor, Publik Sudah Mulai Jumud?
Tayang di momen jelang lebaran, Gara-gara Warisan merupakan sajian yang pas untuk ditonton bersama keluarga karena cerita dan isunya yang relatable, Senin (16/5/2022).
Sinopsis film Gara-Gara Warisan mengisahkan Dahlan (Yayu Unru) yang akan memberikan 70 persen warisannya kepada salah satu dari ketiga anaknya. Namun, ketiga anaknya harus terlebih dahulu mengurus guest house milik sang ayah dan mendapat dukungan dari pegawainya. Sayangnya, berbagai konflik bermunculan karena ketiga anaknya tidak akur.
Konflik keluarga Dahlan bermula setelah istrinya meninggal dunia. Setelah itu, ketiga anaknya, yaitu Adam (Oka Antara), Laras (Indah Permatasari), dan juga Dicky (Ge Pamungkas) mulai hidup terpisah dan kurang menjalin hubungan yang baik antara satu sama lain.
Apalagi, Dahlan menikah lagi yang kemudian bikin Laras kesal karena menganggap sang ayah sudah melupakan mendiang ibunya.
Lalu, karena sebuah alasan, Dahlan pada suatu hari akhirnya mengumpulkan ketiga anaknya untuk membahas guest house yang akan jadi warisan buat mereka.
Namun, mengurus guest house bukanlah sesuatu yang mudah karena mereka harus berhadapan dengan berbagai masalah yang unik. Belum lagi, adanya masalah personal antara satu sama lain yang telah mereka pendam selama bertahun-tahun.
Dengan mengangkat warisan sebagai konflik utamanya, Gara-Gara Warisan berhasil menjadi sebuah film keluarga yang realistis. Setiap permasalahan yang dialami oleh para karakternya akan terasa relate, terlebih jika kamu berasal dari keluarga yang memiliki beberapa keluarga. Penyelesaian dari setiap konflik personal yang dialami para karakternya juga terasa sangat masuk akal.
Saking realistisnya, film ini juga kemungkinan besar akan mampu membuat kamu emosional lewat sejumlah adegannya yang menampilkan momen kekeluargaan.
Namun, film ini juga bakal mengocok perut kamu lewat berbagai momen komedinya. Jadi, emosi kamu akan dimainkan sepanjang film ini lewat sejumlah adegannya yang dramatis hingga kocak sekalipun.
Rasanya agak sulit menentukan siapa yang menjadi karakter utama dalam film Gara-gara Warisan ini. Soalnya Dahlan serta ketiga anaknya sama-sama punya peran yang penting serta porsi tampil dengan durasi yang terbilang tak berbeda jauh.
Baca Juga: Jenis 3 Kelompok Tukang Kritik Film, Kamu Masuk yang Mana?
Kalau bisa dibilang, seluruh anggota keluarga Dahlan adalah karakter utama dari film ini karena memang konflik utamanya berfokus pada mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, ada juga beberapa tokoh pendukung yang tak kalah pentingnya dalam film ini. Mereka adalah kuartet pegawai guest house milik Dahlan, yaitu Umar (Dicky Difie), Ijul (Lolox), Wiwin (Aci Resti), serta Aceng (Ence Bagus). Keberedaan para pegawai tersebut terbilang menjadi comedic relief di tengah unsur drama yang cukup kental dalam film ini.
Namun, keempat pegawai guest house tersebut bukan cuma sekadar hadir untuk memberikan nuansa komedi pada filmnya saja. Sebab, mereka juga cukup punya andil terhadap konflik utama yang dialami keluarganya
Dahlan. Jadi, hampir seluruh karakter dalam film ini terbilang punya peran yang cukup penting dan bukan cuma jadi pelengkap saja.
Menariknya, Acho mampu menyelingi drama warisan tadi dengan membangun atmosfir komedi tanpa harus merusak konsep cerita yang ingin dibawa.
Ruang tersebut tidak hanya tercipta di dalam guest house melalui para karyawan yang kocak, melainkan hadir di tengah-tengah keluarga Dahlan yang serius.
Baca Juga: Kritik Film Tak Sekadar Jadi Penghakiman Baik dan Buruk
Jokes-jokes ringan yang keluar sangat natural dan tak sedikit mengandung satir. Ada beberapa adegan yang mengundang tawa penonton tanpa harus ancang-ancang.
Patut diduga Acho belajar langsung dari Ernest soal membangun komedi lewat situasi di guest house.
Ernest sudah pernah melakukan hal itu sebelumnya lewat film dan serial Susah Sinyal yang sebagian besar settingnya adalah di hotel.
Susah Sinyal memiliki dinamika antar karakter yang cukup asyik lewat ensemble yang unik di mana tiap karyawan hotel memiliki karakteristik berbeda-beda. Gara-gara Warisan memiliki kualitas serupa.
Sebagai debut Acho, film ini memang menambah daftar film keluarga Indonesia yang patut ditonton.
Pengemasan yang seimbang antara unsur komedi dan dramanya, berhasil membuat penonton tertawa sekaligus menangis. Sayangnya, bagi kami pribadi Gara-Gara Warisan masih terikat sentuhan-sentuhan dan formula film-film Ernest sebelumnya sehingga tidak menawarkan hal yang sepenuhnya baru.
Reporter: Mei Nurkholifah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi