Jenis 3 Kelompok Tukang Kritik Film, Kamu Masuk yang Mana?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Selasa, 29 Agu 2023 13:06 WIB

Jenis 3 Kelompok Tukang Kritik Film, Kamu Masuk yang Mana?

Bukan hal yang baru ketika ada film lantas muncul kritik film. Kehadiran kritik film bukanlah bermaksud sebagai anti tesis dari hadirnya film itu sendiri. Alih-alih, kritik film hadir sebagai bagian penting dalam perkembangan ekosistem perfilman.

Baca Juga: FFI 2023 Kembali ke Akar Sejarah, Ini Penjelasan Pemerhati Film dari Stikosa AWS

Kritik film merupakan sebuah bentuk apresiasi, bukan untuk menjelek-jelekkan suatu karya sinema itu sendiri. Hadirnya kritik film ini tidak hanya untuk menjembatani film dengan penontonnya, melainkan juga membeirkan kontribusi pengetahuan terhadap film yang dikritik.

Seiring dengan masifnya produksi film serta terbukanya akses menonton film dari berbagai platform, masyarakat pun kian massif meningkatkan apresiasinya terhadap karya itu sendiri. Mulai dari penilaian singkat, review, hingga kajian kritik dengan pendekatan teoritis yang mendalam. Alhasil, karya-karya kritik film kini kian massif dan menjadi diskursus seiring dengan berkembangnya ilmu kajian film atau cinema studies.

Perkembangan kritik film pun kian ramai hadir di sejumlah platform media sosial yang ramai digandrungi masyarakat. Sekalipun tidak semuanya dapat benar-benar dikatakan sebagai kritik film secara utuh, namun film dan kritiknya menjadi pembahasan kontinyu di antara penikmat film Indonesia.

Menanggapi hal demikian, Pengamat Budaya Populer, Hikmat Darmawan melihat ada tiga kecenderungan kelompok yang turut memberikan sumbangsihnya dalam perkembangan kritik film. Di antaranya adalah kritik jurnalistik yang berupa ulasan-ulasan film singkat yang ditampilkan di media cetak maupun daring.

Selanjutnya ada kritik akademik yang berwujud dalam bentuk karya tulis seperti skripsi kajian film. Dan kelompok movie-buff yang ebrangkat dari kegemaran menonton film, lalu mengulasnya di media sosial secara subjektif dan cenderung manasuka.

Baca Juga: Film Indonesia Masih Didominasi Oleh Genre Horor, Publik Sudah Mulai Jumud?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di samping movie-buff yang cenderung lebih akrab dengan sinema populer sperti Hollywood, Hikmat juga menjelaskan ada kelompok lain yang disebut sinefil yang biasanya lebih menaruh perhatian khusus untuk mengkritik film-film independen (indie) yang tersegmentasi.

Kendati sama-sama berangkat dari kegemaran menonton film dan mengulasnya, Hikmat menyebut jika kalangan sinefil ini biasanya akan lebih serius dalam menilai film yang mereka sampaikan di berbagai platform.

"Jenis [kritik] yang terpengaruh dengancinema studiesatau akademik itu bersaing dengan model yang sinefil danmovie-buff. Itu yang menguasai diskursus kritik film di Indonesia saat ini di media sosial, karena kalau di [media] cetak sekarang sudah tidak menguasai percakapan seperti dulu," kata dia dalam keterangannya, Senin (28/8/2023).

Baca Juga: Kritik Film Tak Sekadar Jadi Penghakiman Baik dan Buruk

Pada akhirnya, semakin terbukanya akses menonton film seperti melalui sejumlah platform streaming dan kian ramainya percakapan mengenai sinema di ruang-ruang media sosial, pengeutahuan publik tentang film-film pun makin meluas dan tak terbatas pada pemahaman sempit.

Hal itu pula yang emmbuat film-film yang diulas dalam tulisan kritik film jadi lebih beragam baik dari genre, tema, jenis film, dan lain sebagainya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU