[caption id="attachment_14167" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Cak A. Cholis Hamzah[/caption]
Dunia (persilatan) politik di Inggris di bulan Januari 2022 ini gempar dengan temuan bahwa Perdana Menteri Inggris, Boris Johnsson, pernah melanggar aturan pemerintahannya sendiri. Pelanggaran aturan tentang keharusan lockdown di Inggris pada bulan Mei 2020 waktu ramai-ramainya kasus penyebaran corona-19.
Baca Juga: Tsunami Kasus Covid-19, Inggris Wajibkan Pelancong China Tunjukkan Tes Negatif Covid
Rakyat Inggris waktu itu tidak boleh bekerja di kantor, pusat-pusat pembelanjaan ditutup, tidak boleh ada kerumunan, pertemuan dsb. Namun sebaliknya Borisi Johnson pada tanggal 20 Mei 2020 itu malah menyelenggarakan pesta taman di kantor Perdana Menteri Inggris Jalan Downing Street nomor 10.
Tindakannya membuat publik dan para politisi marah meminta Boris Johnson lengser dari kursi perdana menteri Inggris. Semua media massa memuat juga kritikan keras kepada Boris Johnson, ada yang menulis judul berita dengan nada sindiran Do not go to work, but go to the party.
Di tengah-tengah hiruk pikuk perpolitikan itu, baru-baru ini muncul video dimana seorang anak kecil berumur 5 tahun bernama Layla Somani mengeluarkan pendapatnya yang keras mengkritik Boris Johnson.
Gadis ini membuat publik terkagum-kagum karena telah menunjukkan bahwa dia memahami aturan dan peraturan coronavirus jauh lebih cerdas daripada seorang Perdana Menteri Inggris. Pendapat Layla diekspose dalam sebuah video yang diambil oleh orang tuanya yang geli melihatnya.
Pada saat menonton berita dan sarapan, Layla dengan semangat menjelaskan kontroversi yang sedang berlangsung atas pesta lockdown Downing Street kepada kakek-neneknya, Kanti Somani, 76, dan Kusun Somani, 73.
Layla mengecam Boris Johnson yang mengadakan pesta pada saat lockdown. Dia pun menyebut perdana menteri Inggris sebagai 'nakal', karena itu harus dikirim ke lembaga anak-anak nakal untuk meminta maaf kepada publik. Layla bahkan menyatakan bahwa dia "bukan perdana menteri lagi, dia adalah perdana menteri yang buruk dan tidak bisa kembali ke rumah perdana menterinya.
Namun, Layla yang cerdik mengakui bahwa PM "dapat kembali ke rumah perdana menterinya dan dia bisa menjadi perdana menteri lagi jika dia beruntung."
"Kita akan melihat besok apakah dia beruntung," kata anak lucu dan pintar itu.
Baca Juga: Piala Dunia 2022: Inggris Cukur Iran 6-2 di Laga Pembuka
Klip video Layla sudah ditonton lebih dari 55.000 orang dan 1.645 reaksi. Saking kagumnya publik dengan kepintaran anak yang baru berumur 5 tahun tapi sudah memahami dinamika politik negaranya menyebutnya sebagai the future Prime Minister. Pendapat anak kecil ini seakan memberikan pelajaran politik yang berguna bagi masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rakyat Inggris tentu marah dengan tindakan Perdana Menterinya karena dianggap tidak memiliki perasaan kepada masyarakat umum utamanya para korban Corona. Misalkan seorang bintang film Inggris terkenal, Aktor Rory Kinnear, yang pernah bermain di film James Bond mengatakan dia sangat sedih karena dia memakamkan adik perrempuannya yang meninggal karena Covid tanggal 20 Mei 2020 sementara itu pada tanggal tersebut perdana menteri Inggris tertawa-tawa dengan para tamunya dalam suatu pesta di saat negara sedang lockdown.
Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, meminta Perdana Menteri untuk mengundurkan diri.
"Satu-satunya pertanyaan adalah: akankah publik Inggris mengusirnya, akankah partainya mengusirnya, atau akankah dia melakukan hal yang layak dan mengundurkan diri?" kata Starmer.
Dia mengecam Perdana Menteri sebagai "seorang pria tanpa rasa malu" dan seseorang yang diyakini publik sebagai pembohong, mengatakan Johnson berusaha menggeliat karena tanggung jawab.
Baca Juga: Belajar Makna Tanggung Jawab dari Pemerintah Inggris
Hal ini disebabkan Perdana Menteri mencla-mencle dalam pernyataannya; pertama beralasan bahwa pesta itu ada kaitannya dengan tugas kerja, lalu mengatakan bahwa saat itu tidak ada staffnya yang memberi informasi bahwa pesta itu melanggar aturan lockdown. Akhirnya mengakui dan minta maaf pada rakyat Inggris.
Tidak diketahui apakah Perdana Menteri Boris Johnson itu akhirnya meminta maaf karena tekanan politik dan publik, atau apakah meminta maaf setelah melihat videonya Layla yang baru berumur 5 tahun itu.
Lesson learned atau pelajaran yang bisa dipetik dalam kejadian di Inggris itu bagi para pemimpin negara: jangan sekali-kali berbohong - menipu rakyat kalau tidak ingin dikritik anak kecil seperti Layla.
Editor : Pahlevi